Perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara PKP2B, merupakan:

kemasyarakatan atau hubungan hukum sebagai pihak atau subjek yang tidak berbedadengan subjek hukum perorangan atau badan-badan hukum keperdataan pada umumnya. 87

b. Perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara PKP2B, merupakan:

Suatu perbuatan keperdataan hanya dapat dilakukan oleh Badan Hukum atau pribadi kodrati, oleh karena itu, suatu negara jika ingin melakukan suatu kegiatan keperdataan harus diwakili oleh badan hukum yang mengatasnamakan Negara, dapatberupa Badan Hukum Negara. Selain badan hukum negara,pemerintah juga dapat mewakili negara sebagai subjek hukum untuk melakukan kegiatan keperdataan berupa kontrak. Pemerintah dapat langsung melakukan kontrak dengan menggunakan pemerintah pusat atau daerah maupun tidak langsung dengan menggunakan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha MilikDaerah. Pemerintah dalam hal ini mewakili negara dapat memasukan unsur hukum publik di dalam kontrak yang akan dilakukannya. Walaupun kontrak bersifat keperdataan namun karena negara bersifat mewakili kepentingan publik maka unsur tersebut dapat dimasukkan ke dalam kontrak. Kepentingan publik yang dimaksud dapat berupa ketentuang perundang-undangan yang berlaku dimasukkan sebagai syarat-syarat kontrak tersebut. Hubungan antara pemerintah dengan mitranya atau lawan kontraknya tidak berada di dalam kedudukan yang sama,tetapi pemerinahmempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari mitranya. Karena itu disebut perjanjian publik. 87 Abrar Saleng,”Kepastian Hukum dan Status Hukum Pemerintah dalam Kontrak Karya Pertambangan”,Buletin Mimbar Hukum, 2010 hal .75 Universitas Sumatera Utara Perjanjian antara pemerintah republik indonesia dengan perusahaan swasta asing atau patungan antara asing dengan nasional dalam rangka PMA untuk pengusahaan batubara dengan berpedoman kepada undang-undang No. 1 Tahun 1967 Tentang penanaman modal asing serta undang-undang No.11 Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan umum”. 88 • Subjek hukumnya, yaitu pemerintah rapublik indonesia dengan perusahaan swasta asing atau patungan antara asing dengan nasional dalam rangka PMA; Dengan menganalisis defenisi ini, maka dapat dikemukakan karakteristik perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara PKP2B. Karakteristik itu, disajikan berikut ini: • Objeknya, yaitu untuk pengusahaan batubara; • Kewajibannya, meliputi: − Menyampaikan rencana kerja dan rencana anggaran belanja tahunan kepada pemerintah; − Menyerahkan sebesar 13,50 tiga belas dan lima puluh perseratus hasil produksi batubara kepada pemerintah secara tunai atas harga pada saat berada di atas kapal free on board atau harga setempat at sale point; − Membayar pajak kepada pemerintah sesuai dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku pada saat perjanjian ditandatangani; − Membayar pungutan-pungutan daerah untuk fasilitas atau pengesahan yang diberikan oleh pemerintah; 88 I b i d Hal 55 Universitas Sumatera Utara − Membayar iuran tetap dead rent kepada pemerintah berdasarkan luas wilayah kerja pengusahaan pertambangan batubara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; − Menyampaikan daftar rencana kebutuhan barang modal dan bahan yang di impor sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada pemerintah untuk mendapatkan persetujuan; − Mendirikan badan hukum menurut hukum indonesia, berkedudukan di indonesia dan semata-mata berusaha dalam bidang pengusahaan pertambangan batubara; − Dalam hal kontraktor swasta merupakan perusahaan penanaman modal asing yang seluruh modalnya dimiliki danatau badan hukum asing, perusahaan kontraktor swasta tersebut menjual sebagian sahamnya kepada warganya danatau badan hukum indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; − Wajib mengutamakan penggunaan hasil produksi dan jasa dalam negeri, tenaga kerja indonesia; − Memperhatikan kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan daerah dan perlindungan lingkungan. • Adapun haknya, meliputi: − Melakukan kegiatan eksplorasi, dan eksploitasi terhadap sumber daya tambang batubara diwilayah hukum pertambangan indonesia; − Dibebaskan dari bea masuk; − Dibebaskan pungutan impor; dan Universitas Sumatera Utara − Dibebaskan bea balik nama sehubungan dengan pemilikan barang-barang tersebut, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pasal 2 huruf i undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 Tentang Pertambangan disebutkan pengertian kuasa pertambangan adalah : “wewenang yang diberikan kepada badanperorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan”. Wewenang merupakan hak dan kekuasaan yang diberikan oleh hukym kepada badanperorangan untuk melakukan usaha pertambangan. Sementara pejabat yang berwenang untuk memberikan kewenangan kepada perorangan adalah menteri, gubernur, bupatiwalikota. Pemberian kewenangan tersebut dituangkan dalam surat keputusan pemberian kuasa pertambangan. Sementara itu, badanperorangan yang dapat diberikan kewenangan untuk melaksanakan usaha pertambangan adalah: • Instansi pemerintah yang ditunjuk oleh menteri, gubernur, bupatiwalikota; • Perusahaan negara; • Perusahaan daerah; • Perusahaan dengan modal bersama antara negara dan daerah; • Badan atau perseorangan swasta yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pasal 5 undang-undang no.11 tahun 1967. Sebagaimana tertuang dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 75 Tahun 2001 tentang perubahan kedua atas peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangantelah ditentukan bahwa setiap usaha Universitas Sumatera Utara pertambangan bahan galian yang termasuk dalam golongan bahan galian strategis dan golongan bahan galian vital, baru dapat dilaksanakan apabila terlebih dahulu mendapatkan kuasa pertambangan. Dimana kuasa pertambangan tersebut dituangkan kedalam surat keputusan kuasa pertambangan, yang diterbitkan oleh: • Kewenangan bupatiwalikota Bupatiwalikota berwenang menerbitkan surat keputusan kuasa pertambangan apabila wilayah kuasa pertambangannya terletak dalam wilayah kabupatenkota danatau diwilayah laut sampai 4 mil laut. • Kewenangan Gubernur Gubernur berwenang menerbitkan kuasa pertambangan apabila wilayah kuasa pertambangannya terletak dalam beberapa wilayah kabupatenkota dan tidak dilakukan kerjasama antara kabupatenkota maupun antar kabupatenkota dengan provinsi, danatau diwilayah laut yang terletak antara 4 sampai dengan 12 mil laut. • Kewenangan Menteri Menteri berwenang menerbitkan kuasa pertambangan apabila wilayah kuasa pertambangannya terletak dalam beberapa wilayah provinsi dan tidak dilakukan kerja sama antar provinsi, danatau diwilayah laut yang terletak diluar 12 mil laut. Sebelum pejabat yang berwenang menerbitkan surat kuasa pertambangan, syarat dan ketentuan yang berlaku pada saat itu yang terdapat dalam surat keputusan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K29MEM2000 Tentang Pedoman Teknis penyelenggaraan Tugas Pemerintahan diBidang Pertambangan Umum.

c. Kuasa Pertambangan