sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis statistik dan analisis grafik.
3.10.1.1. Analisis Statistik
Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran stochastic term error yang dihasilkan oleh model regresi. Secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu
skewness dan kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetri distribusi sedangkan kurtosis berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Metode yang dipakai adalah
metode Jargue – Bera, dengan rumus:
JB = N {S
2
6 + K-3
2
24} JB, S dan K masing-masing dalam statistic Jargue-Bera, koefisien Skewness dan
koefisien Kurtosis. Nilai z dibandingkan dengan nilai kritisnya untuk alpha 0,05 nilai
kritisnya 1,96.
3.10.1.2. Analisis Grafik
Cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
3.10.2. Uji Multikolinieritas
Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent variabel.
Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi gejala multikolinieritas, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Dengan melakukan analisis koefisien korelasi antara variabel bebasnya. Apabila terdapat koefisien korelasi yang tinggi umumnya di atas 0,90 maka dapat
diprediksi akan terjadi multikolinieritas. 2. Dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai
Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
3.10.3. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali 2009 menyatakan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi menurut
Ghozali 2009 adalah dengan melihat grafik antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu antara lain dengan cara melihat grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan
sumbu X adalah residual Yprediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized.
Dasar analisisnya adalah: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Kopertis Wilayah I Medan
Dasar Hukum Pembentukan Kopertis Wilayah I Kopertis adalah singkatan dari Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta yang
dibentuk pertama sekali pada tahun 1972, berdasarkan: 1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 05401972
tanggal 25 maret 1972 yang meliputi wilayah I sd VII, untuk Kopertis Wilayah I, wilayah kerjanya yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat
dan Riau. 2. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 22701975
tentang pembagian wilayah Koordinator Perguruan Tinggi Swasta. 3. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.06201982
tanggal 2 februari 1982 tentang perincian tugas bagian dan sub bagian pada sekretaris pelaksana Kopertis Wilayah I.
4. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 02301983 tentang perincian tugas bagian dan sub bagian di lingkungan Kopertis
Wilayah I. 5. Dan terakhir setelah perkembangan Kopertis Wilayah I yang meliputi
wilayah I sd XII, untuk Kopertis Wilayah I dengan type A yang wilayah kerjanya meliputi NAD dan Sumatera Utara yang tercantum pada SK
Mendikbud No. 013501990 tanggal 15 maret 1990.
Universitas Sumatera Utara
6. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 030001992 tanggal 7 juli 1992 tentang Perincian Tugas Sekretaris Pelaksana, Bagian
dan Sub Bagian di Lingkungan Kopertis Wilayah I. 7. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.184U2001
tanggak 23 Nopember 2001 tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma Sarjana dan Pasca Sarjana di Perguruan
Tinggi.
4.1.1. Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi