Pengertian dan Sifat-Sifat Hak Merek

memenuhi kepentingan nasional utamanya pengaturan mengenai proses permohonan pendaftaran merek dan indikasi geografis, dan untuk memenuhi ketentuan dan menyesuaikan perjanjian internasional yang telah diratifikasi Indonesia.

2. Pengertian dan Sifat-Sifat Hak Merek

a. Pengertian Merek Merek adalah alat untuk membedakan barang dan jasa yang diproduksi oleh sesuatu perusahaan. Secara etimologis, istilah merek berasal dari bahasa Belanda. Dalam bahasa Indonesia merek berarti tanda yang dipakai barang yang diperdagangkan oleh suatu perusahaan. 55 “Merek yaitu dengan nama dipribadikanlah sebuah barang tertentu, untuk menunjukkan asal barang, dan jaminan kualitasnya sehingga bisa dibandingkan dengan barang-barang sejenis yang dibuat dan diperdagangkan oleh orang, atau perusahaan lain”. Menurut Prof. Molengraaf: 56 Dari pengertian di atas terlihat pada mulanya merek hanya diakui untuk barang, pengakuan untuk merek jasa barulah diakui Konvensi Paris pada perubahan di Lisabon 1958. 57 Di Inggris pun merek jasa baru bisa didaftarkan dan mempunyai konsekuensi yang sama dengan merek barang, setelah adanya ketentuan yang baru diberlakukan pada Oktober 1986, yaitu undang-undang hasil revisi pada tahun 1984 atas Undang-Undang Trade Marks 1938. 58 55 Pipin Syarifin, Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, Bandung: Pustaka Beni Quraisy, 2004, hlm.166. 56 M. Djumhana dan Djubaedillah, op. cit., hlm.164. 57 Ibid. 58 Ibid., hlm.165. Mengenai Universitas Sumatera Utara merek jasa tersebut, di Indonesia barulah dicantumkan pada Undang-Undang Nomor 19 tahun 1992 tentang Merek. 59 Pencantuman pengertian merek sekarang ini pada dasarnya banyak kesamaannya di antara negara peserta Uni Paris, hal ini disebabkan karena negara peserta Uni Paris mengacu pada ketentuan Konvensi Paris tersebut. 60 Hal ini terjadi pula pada negara berkembang, mereka banyak mengadopsi pengertian merek dari model hukum untuk negara-negara berkembang yang dikeluarkan oleh Bivieaux International Reunis pour la Protection de la Propriete Intectuelle BIRPI 1967. Pada model hukum tersebut disebutkan definisi tentang merek, yang tercantum pada Pasal 1 ayat 1 sub a sebagai berikut: 61 Pengertian sederhana di atas hampir sama dengan pengertian merek dalam ketentuan Pasal 68 Undang-Undang Merek Inggris tahun 1938, yaitu: “Trade mark means any visible sign serving to distinguish the good of one enterprise from those of other enterprises”. merek dagang adalah tanda yang terlihat melayani untuk membedakan yang baik dari salah satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain. 62 tanda yang digunakan atau yang diusulkan untuk digunakan dalam kaitannya barang, dengan tujuan menunjukkan atau lebih untuk menunjukkan, hubungan dalam perjalanan perdagangan antara barang dan beberapa orang yang memiliki hak baik dia sebagai pemilik atau pengguna “…a mark used to or proposed to be used in relation to goods for the purpose of indicating or so as to indicate, a connection in the course of trade between the goods and some person having the right either as proprietor or registered user to use the mark, whether with or without any indication of the identity of that person…”. 59 Ibid. 60 Ibid. 61 Ibid. 62 W.R Cornish, Intellectual Property, London: Swett Maxwell, cetakan ke-II, 1989, hlm.439. Universitas Sumatera Utara terdaftar, untuk menggunakan merek tersebut, apakah dengan atau tanpa indikasi identitas orang yang bersangkutan. Selanjutnya, menurut pasal 68 tersebut yang termasuk Merek adalah meliputi: 63 “Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka,susunan warna, dalam bentuk 2 dua dimensi danatau 3 tiga dimensi, suara, hologram, atau kombinasidari 2 dua atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang danatau jasa yang diproduksi olehorang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang danatau jasa”. “a device, brand, heading, label, ticket, name, signature, word, letter, numeral or any combination thereof”. Dalam bahasa Indonesia, pasal di atas menyatakan bahwa yang termasuk merek meliputi prangkat, merek, pos, label, tiket, nama, tanda tangan, kata, huruf, angka atau kombinasinya. Di Indonesia yang dimaksud dengan merek batasannya terdapat dalam UU Merek tahun 2016 yaitu berbunyi sebagai berikut: 64 1 H.M.N. Purwo Sutjipto, S.H., memberikan rumusan bahwa: Selain batasan yuridis, beberapa sarjana juga memberikan pendapatnya tentang merek, yaitu: “Merek adalah suatu tanda dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan, sehingga dapat dibedakan dengan benda lain yang sejenis”. 65 63 David I Bainbridge, Computers and The Law, London: Pitman Publishing, 1990, hlm.54. 64 Indonesia Merek, loc.cit. 65 H.M.N. Purwo Sutjipto,Pengertian Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1984, hlm.82. Universitas Sumatera Utara 2 Prof. R. Soekardono, S.H., memberikan rumusan bahwa: 66 “Merek adalah sebuah tanda ciri atau tengger dengan mana dipribadikan sebuah barang tertentu, di mana perlu juga dipribadikan asalnya barang atau menjamin kualitasnya barang dalam perbandingan dengan barang- barang sejenis yang dibuat atau diperdagangkan oleh orang-orang atau badan-badan perusahaan lain”. 3 Mr. Tirtaamidjaya yang mentisir pendapat Prof. Vollmar, memberikan rumusan bahwa: 67 “Suatu merek pabrik atau merek perniagaan adalah suatu tanda yang dibubuhkan di atas barang atau di atas bungkusannya yang berguna untuk membedakan barang itu dengan barang-barang yang sejenis lainnya”. 4 Drs. Iur Soeryatin, mengemukakan rumusannya dengan meninjau merek dari aspek fungsinya, yaitu: 68 “Suatu merek dipergunakan untuk membedakan barang yang bersangkutan dari barang sejenis lainnya, oleh karena itu barang yang bersangkutan dengan diberi merek tadi mempunyai tanda asal, nama, dan jaminan terhadap mutunya”. 5 Harsono Adisumarto, S.H.M.P.A, merumuskan bahwa: 69 “Merek adalah tanda pengenal yang membedakan milik seseorang dengan milik orang lain, seperti pada pemilikan ternak dengan memberi cap pada punggung sapi yang kemudian dilepaskan di tempat penggembalaan bersama yang luas. Cap seperti itu memang merupakan tanda pengenal untuk menujukkan bahwa hewan yang bersangkutan adalah milik orang tertentu. Biasanya, untuk membedakan tanda atau merek yang digunakan inisial dari nama pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan”. 66 R. Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Jilid I, Jakarta: Dian Rakyat, 1983, hlm.149. 67 Mr. Tirtaamidjaya, Pokok-Pokok Hukum Perniagaan, Jakarta: Djambatan, 1962, hlm.80. 68 Suryatin, Hukum Dagang I dan II, Jakarta: Pradnya Paramita, 1980, hlm.84. 69 Harsono Adisumarto, Hak Milik Perindustrian, Jakarta: Akademika Pressindo, 1990, hlm.44. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pendapat-pendapat sarjana diatas, maupun dari peraturan merek itu sendiri, secara umum penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan merek adalah suatu tanda yang dibuat seseorang sebagai pembeda barangnya dengan barang yang sejenis yang dimiliki oleh orang lain dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. b. Sifat Hak Merek Dewasa ini perkembangan merek yang terjadi merupakan perkembangan dari sifat merek sebagai tanda kepemilikan proprietary marks pada merek mula- mula sampai dengan sifat merek sebagai citra produk product image atau simbol gaya hidup way of life seperti yang terjadi pada saat sekarang ini. 70 Pada sejarah perdagangan, merek semula digunakan dalam proses perdagangan sebagai tanda kepemilikan atas barang, hal ini bisa ditemukan pada bidang peternakan, yaitu menandai binatang ternak dengan tanda khusus, atau praktek penandaan barang yang akan dikirim melalui laut agar memudahkan identifikasi pada saat terjadi kecelakaan. 71 Dalam perlindungan merek, yang ditekankan adalah daya pembeda distinctiveness. Daya pembeda ini akan melahirkan suatu kepribadian atas produk yang dijual. Yang diukur dari daya pembeda ini adalah apakah ada “kesamaan pada pokoknya” dengan merek lain. 72 70 Shanti Eka Marthani, op.cit., hlm.55-57. 71 Ibid. 72 Ibid. Universitas Sumatera Utara

3. Jenis dan Fungsi Hak Merek

Dokumen yang terkait

Penerapan Sistem Konstitutif Pada Pendaftaran Merek Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.

0 0 2

Pendaftaran Merek Kolektif Sebagai Upaya Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis

1 1 9

Pendaftaran Merek Kolektif Sebagai Upaya Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis

0 1 1

Pendaftaran Merek Kolektif Sebagai Upaya Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis

0 1 19

Pendaftaran Merek Kolektif Sebagai Upaya Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis

0 1 21

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

1 1 6

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

0 2 1

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

1 4 17

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

1 5 30

PEMAKAIAN NAMA DAERAH DALAM USAHA KULINER BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS

0 1 16