Tinjauan Umum Merek Kolektif 1. Sejarah Merek Kolektif

diperlukan penyempuurnaan Undang-Undang Merek yaitu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 81 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 31 dan sebagai gantinya adalah Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001.Dan pengaturan tentang merek sekarang ini ada di dalam UU Merek 2016.UU Merek 2016 baru disahkan pada Desember 2016 lalu. Banyak perubahan yang terjadi antara Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 dengan UU Merek 2016, salah satunya di dalam permohonan pendaftaran merek yang di UU Merek Tahun 2016 ini sudah diatur permohonan pendaftaaran merek secara elektronik online. Untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan, segala peraturan tentang merek diatur didalam UU Merek baik itu tentang permohonan pendaftaran merek, perlindungan merek terkenal dan tidak terkenal, jangka waktu, dan hal lain yang berhubungan dengan merek diatur didalam UU Merek..

B. Tinjauan Umum Merek Kolektif 1. Sejarah Merek Kolektif

Merek kolektif dapat ditelusuri dari Vetro Atrisco Murano dengan sejarah pembuatan gelas tiupnya dimulai dari tradisi Scresissima pada abad ke-10 di Venecia sebelum para pengrajin gelas tiup berhias tersebut dipindah ke pulau Murano. 91 91 Rahmi Jened I, op.cit., hlm.275-276. Namun, merek kolektif sebagai merek bersertifikasi dimulai dari merek kolektif “Belgian Abbey Beer” yang dimulai dengan pembuatan beer dari Universitas Sumatera Utara Trappist di Westmalle pada tahun 1836, di mana beer tersebut dibuat secara eksklusif untuk para pendeta,kemudian pada tahun 1861, beer ini dijual untuk umum. 92 Saat itu berkembang merek kolektif Belgian Abbey Beer yang memberikan sertifikat dengan persyaratan bahwa: 93 a. harus ada hubungan antara Abbey yang masih ada dengan Abbey yang sudah tidak ada lagi; dan b. harus membayar royalti, dapat digunakan untuk mendukung keuangan dari kegiatan sosial dan kebudayaan yang diadakan oleh Abbey Di Indonesia, ketentuan mengenai merek kolektif ini muncul di dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992. Tetapi untuk di dunia, ketentuan yang semacam ini adanya pengklasifikasian merek dagang, merek jasa dan merek kolektif, sudah dijumpai di dalam Konvensi Paris 1883. 94 Konvensi Paris 1883 memberikan batasan tentang merek dagang kolektif yaitu merek dagang yang digunakan untuk barang-barang hasil produk suatu usaha tertentu, tapi berlaku sebagai merek dagang jaminan atau hallmark atas barang-barang hasil produksi atau yang disalurkan oleh kelompok-kelompok atau jenis-jenis usaha tertentu atau atas barang-barang yang memiliki mutu khusus. 95 92 Ibid. 93 Ibid. 94 OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, cetakan pertama, 1995 , hlm.300. selanjutnya disebut OK. Saidin I 95 E.A. Mout Bouman, “Merek Dagang Internasional”, Makalah Pada Seminar Hak Milik Intelektual Intellectual Property Rights, FH-USU, 10 Januari 1989, hlm.3. Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan Penggunaan Merek Kolektif

Dokumen yang terkait

Penerapan Sistem Konstitutif Pada Pendaftaran Merek Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.

0 0 2

Pendaftaran Merek Kolektif Sebagai Upaya Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis

1 1 9

Pendaftaran Merek Kolektif Sebagai Upaya Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis

0 1 1

Pendaftaran Merek Kolektif Sebagai Upaya Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis

0 1 19

Pendaftaran Merek Kolektif Sebagai Upaya Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis

0 1 21

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

1 1 6

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

0 2 1

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

1 4 17

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

1 5 30

PEMAKAIAN NAMA DAERAH DALAM USAHA KULINER BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS

0 1 16