Analisis PROMETHEE Analisa Goal Programming

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis PROMETHEE

Penentuan prioritas supplier menggunakan metode PROMETHEE ini dilakukan untuk menentukan urutan prioritas supplier yang terbaik bagi perusahaan dalam melakukan pemesanan botol. Metode ini menggabungkan hasil pembobotan dan data dokumentasi perusahaan. Hasil rekapitulasi perhitungan penentuan prioritas supplier metode PROMETHEE ini dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Rekapitulasi Perhitungan Penentuan Prioritas Supplier Metode PROMETHEE Alternatif Leaving flow Entering flow Net flow Ranking S1 0,7631 0,2369 0,5263 1 S2 0,4646 0,5354 -0,0707 4 S3 0,4530 0,5470 -0,0939 5 S4 0,5546 0,4454 0,1092 2 S5 0,2545 0,7455 -0,4911 6 S6 0,5101 0,4899 0,0202 3 Sumber: Pengolahan Data Hasil PROMETHEE menunjukkan supplier yang memiliki penilaian terbaik yang artinya perusahaan dapat menjalin hubungan baik dengan supplier tersebut adalah sebagai berikut: 1. S1 PT. IGlass Surabaya 2. S4 PT. Mitra Karya Mulia 3. S6 PT. Mulia Indah Glass Universitas Sumatera Utara 4. S2 PT. Asa Cipta Packaging 5. S3 PT. Arta Jaya 6. S5 PT. Kedaung Subur Berdasarkan pengolahan dengan metode PROMETHEE, alternatif terbaik berdasarkan hasil perankingan adalah alternatif S1 PT. IGlass Surabaya karena alternatif S1 mendapatkan bobot yang paling tinggi dari perhitungan metode PROMETHEE. Selain PT.IGlass Surabaya, ada beberapa alternatif yang dapat digunakan perusahaan yaitu PT. Mitra Karya Mulia, PT. Asa Cipta Packaging, PT. Arta Jaya, PT. Kedaung Subur, dan PT. Mulia Indah Glass, tetapi kelima alternatif lainnya tidak menjadi prioritas.

b. Analisa Goal Programming

Model goal programming digunakan untuk menentukan alokasi pemesanan optimum pada setiap supplier. Pada model goal programming ini, sasaran goal yang ditetapkan yakni memaksimumkan nilai alternatif supplier, meminimumkan biaya pembelian, serta meminimumkan tingkat penolakan botol. Pada sasaran goals ini diperlukan suatu nilai target optimum yang ingin dicapai. Pencarian nilai ini dilakukan dengan menggunakan persamaan linier biasa. Nilai Z yang diperoleh merupakan nilai objektif target dari tiap sasaran tersebut. Fungsi tujuan goal programming dilakukan untuk meminimumkan deviasi negatif N 2 untuk sasaran nilai alternatif supplier. Sementara itu, untuk sasaran biaya pembelian dan jumlah penolakanbotol, fungsi tujuan pada goal programming yakni meminimumkan deviasi positif P 1 dan P 3 . Universitas Sumatera Utara Sementara itu, hasil alokasi order optimal pesanan untuk setiap supplier dapat dilihat pada Tabel 6.2 berikut ini. Tabel 6.2. Alokasi Pesanan Botol Tiap Supplier Supplier Jumlah Pesanan Optimal unit S1 240000 S2 168000 S3 144000 S4 192000 S5 168000 S6 168000 Pada Tabel 6.2. di atas tampak bahwa secara keseluruhan alokasi pesanan botol paling banyak dialokasikan kepada S1 sejumlah 240000 unit, S2,S5 dan S6 sejumlah 168000 unit,S3 sejumlah 144000 unit, serta S4 sejumlah 192000 unit. Hasil alokasi pesanan botol tersebut diperoleh berdasarkan beberapa pertimbangan yang dimiliki perusahaan. Namun, supplier yang menjadi prioritas perusahaan tetap sama yakni PT. IGlass Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa sasaran optimasi penilaian supplier botol berdasarkan kendala yang ada tersebut tercapai. Hasil alokasi pesanan botol yang diperoleh berdasarkan Goal Programming sesuai dengan peringkat bobot kinerja pada masing-masing supplier botol tersebut. Alokasi pesanan botol dalam jumlah yang optimal dan pada supplier yang tepat diharapkan dapat mengurangi keterlambatan pengiriman botol. Untuk itul, alokasi pesanan terbanyak sebaiknya diberikan kepada supplier yang dinilai memiliki penilaian terbaik. Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN