Penyebab Kelelahan Kerja TINJAUAN PUSTAKA

d. Kelelahan syaraf, disebabkan oleh terlalu tertekannya salah satu bagian dari sistem psikomotorik. e. Terlalu monontonnya pekerjaan dan suasana sekitarnya. f. Kelelahan kronis, sebagai akibat terjadinya akumulasi efek kelelahan pada jangka waktu yang panjang. g. Kelelahan siklus hidup sebagai bagian dari irama hidup siang dan malam serta pertukaran periode tidur.

2.3 Penyebab Kelelahan Kerja

Faktor yang mempengaruhi kelelahan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain adalah faktor somatis atau faktor fisik, gizi, jenis kelamin, usia, pengetahuan dan gaya hidup. Faktor eksternal adalah keadaan fisik lingkungan kerja antara lain adalah kebisingan, suhu, pencahayaan, faktor kimia, faktor biologis, faktor ergonomi, kategori pekerjaan, sifat pekerjaan, disiplin atau peraturan perusahaan, upah, hubungan sosial dan posisi kerja atau kedudukan. Penyebab kelelahan dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu sebagai berikut. a. Keadaan monoton. b. Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental. c. Keadaan lingkungan kerja, seperti cuaca kerja, penerangan dan kebisingan di tempat kerja. d. Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik. e. Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi. Suma’mur, 2009 Universitas Sumatera Utara Menurut Grandjean Tarwaka, dkk., 2004 menjelaskan faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi, untuk mempertahankan kesehatan dan efisiensi proses penyegaran harus dilakukan. Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan waktu berhenti disela-sela kerja juga dapat memberikan penyegaran. Kelelahan yang disebabkan oleh kerja statis berbeda dengan kerja dinamis. Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50 dari kekuatan maksimal otot hanya dapat bekerja selama 1 menit, sedangkan pada pengerahan tenaga 20 kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga otot statis sebesar 15-20 akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung sepanjang hari. Kelelahan memiliki beragam penyebab yang berbeda, namun secara umum kelelahan dapat dikelompokkan sebagai berikut. a. Intensitas dan lamanya upaya fisik dan psikis. b. Masalah lingkungan kerja kebisingan dan penerangan. c. Irama detak jantung. d. Masalah-masalah fisik tanggung jawab, kecemasan, dan konflik. e. Nyeri dan penyakit lainnya. f. Gizi atau nutrisi. Untuk memelihara kesehatan dan efisiensi maka proses penyembuhan seharusnya dapat menghilangkan kelelahan. Proses penyembuhan terjadi terutama selama masa tidur malam hari tetapi waktu-waktu bebas siang hari dan setiap masa jeda atau rehat juga dapat memberi kontribusi bagi istirahat psikis dan fisik Grandjean dalam Budiono, 2003. Universitas Sumatera Utara Konsep kelelahan merupakan hasil penelitian terhadap manusia, percobaan pada hewan serta juga pengalaman yang luas dari para ahli. Konsep tersebut menyatakan bahwa keadaan dan perasaan lelah adalah reaksi fungsional pusat kesadaran yaitu otak cortex cerebri yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistis, yaitu sistem penghambat inhibisi dan sistem penggerak aktivasi. Sistem penghambat bekerja terhadap talamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk tidur. Adapun sistem penggerak terdapat dalam formasio retikularis yang dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari organ-organ dalam tubuh ke arah kegiatan bekerja, berkelahi, melarikan diri dan lain-lain. Maka berdasarkan konsep tersebut, keadaan seseorang pada suatu saat sangat bergantung kepada hasil kerja antara dua sistem antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat berada pada posisi lebih kuat daripada sistem penggerak, seseorang berada dalam kondisi lelah. Sebaliknya, apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat, maka seseorang berada dalam keadaan segar untuk aktif dalam kegiatan termasuk bekerja. Konsep ini dapat dipakai untuk menerangkan peristiwa-peristiwa yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan. Misalnya peristiwa seseorang yang lelah tiba-tiba kelelahannya hilang karena terjadi suatu peristiwa yang tidak diduga atau terjadi tegangan emosi. Dalam hal itu, sistem penggerak tiba-tiba terangsang dan dapat menghilangkan pengaruh sistem penghambat. Demikian juga pada peristiwa monotomi, kelelahan terjadi dikarenakan kuatnya hambatan dari sistem penghambat walaupun sebenarnya Universitas Sumatera Utara beban kerja tidak seberapa untuk menjadi penyebab timbulnya kelelahan Suma’mur, 2009. Menurut Kuswana 2014, kelelahan dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai faktor yang mungkin berhubungan dengan pekerjaan, gaya hidup, atau kombinasi keduanya. Faktor kerja terkait dapat mencakup hal-hal sebagai berikut. a. Waktu kerja b. Penjadwalan dan perencanaan misalnya pola daftar, panjang dan waktu shift c. Waktu istirahat yang tidak memadai d. Lamanya waktu terjaga e. Waktu pemulihan cukup antara shift f. Insentif pembayaran yang dapat menyebabkan bekerja shift lagi g. Kondisi lingkungan misalnya iklim, cahaya, kebisingan, desain workstation h. Jenis pekerjaan yang dilakukan misalnya fisik maupun mental menuntut kerja i. Tuntutan pekerjaan ditempatkan pada orang misalnya jangka waktu, tenggat waktu dan intensitas j. Budaya organisasi k. Peran seseorang dalam organisasi Faktor gaya hidup dapat meliputi hal-hal berikut ini. a. Mutu tidur yang tidak memadai atau buruk akibat gangguan tidur b. Kehidupan sosial Universitas Sumatera Utara c. Tanggung jawab keluarga d. Pekerjaan lain e. Waktu tempuh dapat dianggap waktu kerja dalam beberapa kasus f. Kesehatan dan kesejahteraan misalnya gizi dan diet, olahraga, nyeri, dan penyakit

2.4 Gejala Kelelahan Kerja

Dokumen yang terkait

Hubungan Penerapan Program Keselamatan Kerja dengan Tindakan Tidak Aman oleh Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Teh Bah Butong

6 69 104

Identifikasi Sistem Produksi Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Butong

14 120 90

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong (Studi pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun)

1 24 117

PENGARUH PRODUKSI DAUN TEH KERING TERHADAP PENDAPATAN PERUSAHAAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 8 18

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Pemetik Daun Teh di Perkebunan Teh Kemuning Karangayar BAB 0

0 0 10

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Pemetik Daun Teh di Perkebunan Teh Kemuning Karangayar JURNAL. JURNAL

1 4 10

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 1 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 11 8

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 1 16

Hubungan Penerapan Program Keselamatan Kerja dengan Tindakan Tidak Aman oleh Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Teh Bah Butong

0 0 19