Penyakit Berhubungan dengan Kelelahan Mengatasi Kelelahan

terhadap pekerjaannya, terlalu mendesaknya pekerjaan atau suasana tempat kerja yang tidak nyaman, atau sebaliknya tenaga kerja tersebut tidak mampu menyesuaikan diri terhadap pekerjaan maupun terhadap suasana sekitarnya Ramandhani, 2003.

2.5 Penyakit Berhubungan dengan Kelelahan

Kelelahan berkepanjangan adalah yang dilaporkan sendiri, persisten konstan kelelahan yang berlangsung setidaknya satu bulan. Kelelahan kronis adalah kelelahan yang dilaporkan sendiri berlangsung setidaknya enam bulan berturut-turut. Kelelahan kronis dapat berupa persisten atau kambuh. Kelelahan kronis adalah gejala dari banyak penyakit dan kondisi. Menurut Kuswana 2014, beberapa kategori utama penyakit yang berhubungan dengan kelelahan antara lain sebagai berikut. a. Penyakit autoimun seperti penyakit celiac, lupus, multiple sclerosis, myasthenia gravis, dan spondyloarthropathy. b. Gangguan darah seperti anemia dan hemochromatosis. c. Kanker dalam hal ini disebut kelelahan kanker. d. Sindrom kelelahan kronis CFS. e. Penyalahgunaan narkoba termasuk penyalahgunaan alkohol. f. Depresi dan gangguan mental lainnya yang menampilkan perasaan depresi. g. Gangguan makan yang dapat menghasilkan kelelahan karena gizi yang tidak memadai. Universitas Sumatera Utara h. Penyakit endokrin seperti diabetes melitus dan hipotiroidisme. i. Fibromyalgia. j. Penyakit jantung. k. HIV. l. Kesalahan metabolisme bawaan seperti fruktosa malabsorpsi. m. Penyakit menular seperti infeksi mononucleosis. n. Irritable Bowel Syndrome. o. Leukimia atau limfoma. p. Kegagalan hati. q. Penyakit Lyme. r. Gangguan neurologis, seperti narkolepsi, penyakit parkinson, dan sindrom pascagegar otak. s. Trauma fisik dan kondisi nyeri penyebab lainnya seperti rheumatoid. t. Kurang tidur atau gangguan tidur. u. Stroke. v. Uremia yang disebabkan oleh penyakit ginjal. Kelelahan juga bisa sebagai efek samping dari obat tertentu misalnya garam lithium, ciprofloxacin, beta blocker, yang dapat menyebabkan intoleransi dan dalam pengobatan kanker khususnya kemoterapi dan radioterapi.

2.6 Mengatasi Kelelahan

Kelelahan dapat dikurangi bahkan ditiadakan dengan pendekatan berbagai cara yang ditujukan kepada aneka hal yang bersifat umum dan pengelolaan Universitas Sumatera Utara kondisi pekerjaan dan lingkungan kerja di tempat kerja. Misalnya banyak hal dapat dicapai dengan menerapkan jam kerja dan waktu istirahat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pengaturan cuti yang tepat, penyelenggaraan tempat istirahat yang memperhatikan kesegaran fisik dan keharmonisan mental psikologis, pemanfaatan masa libur dan peluang untuk rekreasi, dan lain-lain. Penerapan ergonomi yang bertalian dengan perlengkapan dan peralatan kerja, cara kerja serta pengelolaan lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan fisiologi dan psikologi kerja merupakan upaya yang sangat membantu mencegah timbulnya kelelahan. Demikian juga sangat besar peranan dari pengorganisasian proses produksi yang tepat. Selain itu, upaya perlu ditujukan kepada pengendalian faktor fisik seperti kebisingan, tekanan panas, ventilasi udara ruang kerja dan penerangan serta pencahayaan di tempat kerja dengan menggunakan standar yang bukan NAB melainkan standar yang lebih memberikan kesejukan bahkan kenyamanan kepada faktor manusia dalam melakukan pekerjaannya Suma’mur, 2009. Menurut Ramandhani 2003, untuk mencegah dan mengatasi memburuknya kondisi kerja akibat faktor kelelahan pada tenaga kerja, maka disarankan hal-hal sebagai berikut. 1 Memperkenalkan perubahan pada rancangan produk apabila perusahaan menghasilkan produk barang. 2 Merubah metode kerja menjadi lebih efisien dan efektif. 3 Menerapkan penggunaan peralatan dan piranti kerja yang memenuhi standar ergonomi. Universitas Sumatera Utara 4 Menjadwalkan waktu istirahat yang cukup bagi seorang tenaga kerja. 5 Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman bagi tenaga kerja. 6 Melakukan pengujian dan evaluasi kinerja tenaga kerja secara periodik untuk mendeteksi indikasi kelelahan secara lebih dini dan menemukan solusi yang tepat. 7 Menerapkan sasaran produktivitas kerja berdasarkan pendekatan manusiawi dan fleksibilitas yang tinggi.

2.7 Pengukuran Kelelahan

Dokumen yang terkait

Hubungan Penerapan Program Keselamatan Kerja dengan Tindakan Tidak Aman oleh Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Teh Bah Butong

6 69 104

Identifikasi Sistem Produksi Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Butong

14 120 90

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong (Studi pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun)

1 24 117

PENGARUH PRODUKSI DAUN TEH KERING TERHADAP PENDAPATAN PERUSAHAAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 8 18

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Pemetik Daun Teh di Perkebunan Teh Kemuning Karangayar BAB 0

0 0 10

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Pemetik Daun Teh di Perkebunan Teh Kemuning Karangayar JURNAL. JURNAL

1 4 10

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 1 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 11 8

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 1 16

Hubungan Penerapan Program Keselamatan Kerja dengan Tindakan Tidak Aman oleh Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Teh Bah Butong

0 0 19