32
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yaitu belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan
sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
2.1.7. Kinerja Pemerintah
Menurut Inpres No. 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, menjelaskan pengertian kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogram kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi, organisasi. Halim 2007 mengatakan Keuangan daerah
dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan
kekayaan daerah sepanjang belum dimilikidikuasai oleh Negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai dengan ketentuan atau peraturan
perundangan yang berlaku. Dapat disimpulkan kinerja keuangan merupakan pencapaian semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang dapat
dijadikan kekayaan daerah dalam periode tertentu.
2.1.7.1 Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Pengertian analisis keuangan menurut Halim 2007 adalah usaha mengindentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan yang tersedia.
Penggunaan analisis rasio pada sektor publik khususnya terhadap APBD belum banyak dilakukan. Meskipun demikian, dalam rangka pengelolaan keuangan
Universitas Sumatera Utara
33
daerah yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien dan akuntabel, rasio terhadap APBD perlu dilaksanakan meskipun kaidah pengakuntansian dalam
APBD berbeda dengan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan swasta. Analisis rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan membandingkan
hasil yang dicapai dari suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui kecenderungan yang terjadi. Menurut
Halim 2007 beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas pemerintah daerah diuraikan berikut ini :
1 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio kemandirian menggambarkan
ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah
terhadap bantuan pihak ekstern terutama pemerintah pusat dan provinsi semakin rendah dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga
menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat
dalam membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi
2 Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Rasio efektivitas menggambarkan
kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan Pendapatan Asli Daerah yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan
berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan daerah dikatakan efektif apabila rasio yang dicapai minimal 1 satu atau 100 persen. Namun
semakin tinggi rasio efektifitas, menggambarkan kemampuan daerah yang semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
34
3 Rasio Efisiensi Keuangan Daerah, Rasio efisiensi adalah rasio yang
menggambarkan perbandingan antara total realisasi pengeluaran belanja daerah dengan realisasi pendapatan yang diterima Halim, 2007.
Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik.
4 Rasio Keserasian, Rasio keserasian menggambarkan bagaimana pemerintah
daerah memprioritaskan alokasi dananya pada belanja aparatur daerah dan belanja pelayanan publik secara optimal Halim, 2007. Semakin tinggi
persentase dana yang dialokasikan untuk belanja aparatur daerah berarti persentase belanja investasi belanja pelayanan publik yang digunakan
untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil.
5 Rasio Pertumbuhan Analisis Shift, Rasio pertumbuhan digunakan untuk
mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari
periode ke periode berikutnya.
2.1.7.2. Pengukuran Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah