20
a. Kemampuan struktur organisasinya
Struktur organisasi pemerintah daerah yang mampu menampung seluruh aktivitas dan tugas yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
b. Kemampuan aparatur Pemerintah Daerah
Aparatur pemerintah daerah mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dalam mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya. Oleh karena itu, dalam
mencapai tujuan yang diinginkan daerah dibutuhkan keahlian, moral, disiplin dan kejujuran dari aparatur daerah
c. Kemampuan mendorong partisipasi masyarakat
Pemerintah daerah harus mampu mendorong masyarakat agar bersedia terlibat dalam kegiatan pembangunan nasional. Karena peran serta masyarakat sangat
penting dalam menunjang kesuksesan pembangunan daerah d.
Kemampuan keuangan daerah Suatu daerah dikatakan mampu mengurus rumah tangganya sendiri apabila
pemerintah daerah tersebut mampu membiayai semua kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Sesuai dengan urgensi penelitian ini, maka
suatu daerah dituntut kemampuannya dalam menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan daerah sehingga tidak bergantung pada pemerintah
pusat.
2.1.2. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
Universitas Sumatera Utara
21
Menurut Halim 2007, Anggaran Daerah memiliki unsur sebagai berikut: a.
Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci b.
Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tersebut, dan adanya biaya-
biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran pengeluaran yang akan dilaksanakan
c. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka
d. Periode anggaran, yaitu biasanya 1 satu tahun.
Dalam APBD baru ini pendapatan juga dibagi tiga kategori yaitu Pendapatan Asli Daerah PAD, dana perimbangan, dan pendapatan lain-lain daerah yang sah.
Selanjutnya, belanja dibagi kedalam empat bagian, yaitu belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tidak
terduga. Pembiayaan dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan, yaitu sumber penerimaan dan pengeluaran daerah.
Penyusunan APBD hendaknya mengacu pada norma dan prinsip anggaran sebagai berikut:
a. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran
Transparansi tentang anggaran daerah merupakan salah satu persyaratan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggung jawab. APBD
harus dapat memberikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang
dianggarkan. Selain itu, setiap dana yang diperoleh, dan penggunaannya harus dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini disebabkan karena anggaran daerah
merupakan salah satu sarana evaluasi pencapaian kinerja dan tanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
22
pemerintah menyejahterakan masyarakat. b.
Disiplin Anggaran APBD disusun dengan berorientasi pada kebutuhan masyarakat tanpa harus
meninggalkan keseimbangan antara pembiayaan penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan pelayanan masyarakat. Oleh karena itu anggaran yang disusun
harus dilakukan dengan berlandaskan azas efisiensi, tepat guna, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemilahan antara belanja yang bersifat rutin
dengan belanja yang bersifat pembangunanmodal harus diklasifikasikan secara jelas agar tidak terjadi pencampuradukan kedua sifat anggaran yang dapat
menimbulkan pemborosan dan kebocoran dana. c.
Keadilan Anggaran Pembiayaan pemerintah daerah dilakukan melalui mekanisme pajak dan retribusi
yang dipikul oleh segenap lapisan masyarakat. Untuk itu, pemerintah wajib mengalokasikan penggunaannya secara adil agar dapat dinikmati oleh seluruh
kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian pelayanan. d.
Struktur Anggaran APBD Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:
1. Pendapatan Daerah
2. Belanja Daerah
3. Pembiayaan
2.1.3. Pendapatan Asli Daerah PAD