29
f. Mendukung penyediaan prasarana di daerah yang terkena dampak pemekaran
pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi melalui kegiatan khusus di bidang prasarana pemerintahan;
g. Meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi kegiatan yang didanai dari DAK
dengan kegiatan yang didanai dari anggaran KementerianLembaga dan kegiatan yang didanai dari APBD;
h. Mengalihkan secara bertahap dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang
digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang telah menjadi urusan daerah ke DAK. Dana yang dialihkan berasal dari anggaran Departemen Pekerjaan Umum,
Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Kesehatan.
2.1.5. Dana Transfer Pemerintah Provinsi
Menurut PP No. 71 Tahun 2010 Dana Transfer Pemerintah Provinsi terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Pendapatan Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Pajak merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Jenis pajak provinsi terdiri :
• Pajak Kendaraan Bermotor PKB,
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB,
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor PBBKB,
• Pajak Air Permukaan PAP dan
• Pajak Rokok.
Universitas Sumatera Utara
30
b. Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
Yang merupakan pendapatan bagi hasil lainnya adalah sumber daya alam yang meliputi sumber-sumber penerimaan SDA yang dibagihasikan adalah minyak
bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan dan perikanan.
2.1.6. Belanja Daerah
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum NegaraDaerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Menurut Permendagri No 13 Tahun 2006, Belanja Daerah didefinisikan sebagai kewajiban
pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih, pengertian ini juga digunakan dalam UU No. 32 tahun 2004.
Belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
dimaksud diujudkan dalam bentuk pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta
mengembangkan sistem jaminan sosial. Belanja daerah harus mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolok ukur kinerj, dan standar pelayanan
minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan Renyowijoyo: 2008.
Dalam Struktur APBN Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang termasuk sebagai belanja daerah antara lain:
a. Belanja Aparatur Daerah
Bagian belanja yang berupa : Belanja administrasi umum, belanja operasi dan
Universitas Sumatera Utara
31
pemeliharaan, serta belanja modalpembangunan yang dialokasikan atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat, dan dampaknya tidak
secara langsung dinikmati oleh masyarakat publik. b.
Belanja pelayanan sosial Bagian belanja yang berupa : Belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan, serta belanja modalpembangunan yang dialokasikan atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat, dan dampaknya secara
langsung dinikmati oleh masyarakat publik. c.
Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan Pengeluaran uang dengan kriteria: 1.
Tidak menerima secara langsung imbalan barang dan jasa seperti layak terjadi dalam transaksi pembelian dan penjualan.
2. Tidak mengharap dibayar kembali pada masa yang akan datang, seperti yang
diharapkan pada suatu pinjaman. 3.
Tidak mengharapkan adanya hasil pendapatan seperti layak yang diharapkan pada kegiatan investasi.
d. BelanjaTidak Terduga
Pengeluaran yang disediakan untuk : 1.
Kejadian-kejadian luar biasa seperti bencana alam, kejadian yang dapat membahayakan daerah.
2. Utang pinjaman periode sebelumnya yang belum diselesaikan dan atau yang
tersedia anggarannya pada tahun yang bersangkutan. 3.
Pengembalian penerimaan yang bukan haknya atau penerimaan yang dibebaskan dibatalkan dan atau kelebihan penerimaan.
Kelompok belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan
Universitas Sumatera Utara
32
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yaitu belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan
sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
2.1.7. Kinerja Pemerintah