44
2.4.3 Hubungan Dana Transfer Pemerintah Provinsi terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah
Hubungan dan transfer pemerintah provinsi dengan Kinerja pemerintahn ini adalah untuk menutup baya pubik, menambahkan
penerimaan secara umum, dan membiayai kegiatan tertentu. Penerimaan yang diterima oleh negara harus dialokasikan kepada pemerintah daerah jika proses
pengelolaannya. Dana transfer ini dipungut dan kemudian dikembalikan ke daerah masing-masing.
H3 : dana transfer pemerintah provinsi berpengaruh terhadap efisiensi kinerja keuangan kabupatenkota Jawa Barat..
2.4.4 Hubungan Belanja Daerah terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah
Hubungan belanja daerah dan kinerja SKPD ini sebenranya dapat langsung dilihat dari rasio, terkhusus rasio efisiensi, rasio ini menggambarkan
perbandingan antara biaya atau belanja yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan, sehingga kinerja SKPD dikatakan efisien apabila rasio yang
diperoleh kurang dari 100, semakin kecil rasio,semakin efisienlah kineja SKPD. Halim 2007 menuliskan sekalipun SKPD berhasil merealisasikan
pendapatannya dengan target yang ditetapkan, keberhasilan tersebut kurang memiliki arti apabila ternyata belanja yang dikeluarkan lebih besar daripada
realisasi pendapatan yang diterima. H4 : Belanja Daerah berpengaruh terhadap efisiensi kinerja keuangan
Pemerintah KabupatenKota Jawa Barat.
Universitas Sumatera Utara
45
H5 : Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Transfer Pemerintah Provinsi, Dana Transfer Pemerintah Pusat, dan Belanja Daerah terhadap Efisiensi
Kinerja Pemerintah KabupatenKota Jawa Barat.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia sudah semakin pesat,
khususnya di Sumatera Utara, hal ini semakin terlihat sejak berlakunya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 yang mengatur tentang otonomi
daerah dan desentralisasi fiskal Ulum, 2004, selanjutnya kebijakan ini diperbaharui dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33
Tahun 2004. Kedua UU ini mengatur tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Kebijakan ini menjadi tantangan dan peluang bagi Pemerintah Daerah karena akhirnya pemerintah daerah memiliki kewenangan lebih besar untuk mengelola
sumber daya yang dimiliki untuk lebih efisien dan efektif. Pemberlakuan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal ini memberi
banyak manfaat bagi pemerintah daerah, salah satunya adalah peraturan ini akan meningkatkan demokrasi daerah, pemerintah daerah juga tidak lagi mengartikan
pemenuhan peraturan dari pemerintah pusat sebagai tujuan, namun lebih kepada peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat Ulum, 2004.
Otonomi daerah juga berarti bahwa pemerintah daerah diberi kewenangan untuk menentukan program pembangunan sesuai dengan kebutuhan daerah
sendiri. Selain itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD cukup disahkan oleh DPRD, tidak harus disahkan oleh presiden melalui Menteri dalam
Negeri seperti sebelum pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal
Universitas Sumatera Utara