Infeksi dapat menyebar dari kulit ke struktur lain yang mengandung keratin, seperti rambut dan kuku, atau juga terinvasi secara langsung. Batang
rambut akan dipenetrasi oleh hifa, baik dalam bentuk ectothrix artrokonidia yang membentuk sarung di sekitar batang rambut maupun endothrix
artrokonidia yang membentuk sarung di dalam batang rambut. Hal ini akan berdampak terhadap kerusakan struktur batang rambut yang pada akhirnya
berujung pada rambut patah. Kehilangan rambut pada akar dan penarikan folikel rambut yang disebabkan oleh elemen jamur dapat terjadi. Invasi
bantalan kuku akan menyebabkan reaksi hiperkeratosis yang akan merubah bentuk kuku tersebut. Weller et al., 2008
2.2.5. Manifestasi Klinis Dermatofitosis
Manifestasi infeksi dermatofita mulai dari kolonisasi yang tidak terlihat secara jelas hingga dapat menyebabkan erupsi kronis progresif yang
dapat berlangsung bulan hingga bertahun lamanya. Hal ini akan berdampak terhadap ketidaknyamanan pasien. Dokter kulit pada umumnya menamakan
dermatofitosis ini berdasarkan lokasi terjadinya, yakni: tinea capitis kulit kepala, tinea pedis kaki, tinea manuum tangan, tinea cruris
selangkangan, tinea barbae janggut, dan tinea unguium bantalan kuku. Infeksi pada tempat lain dalam struktur anatomi kulit digolongkan ke dalam
tinea corporis. Ada perbedaan klinis umum, etiologi, dan epidemiologi di antara gejala masing-masing dermatofitosis, namun terkadang dapat ditemui
keadaan yang tumpang tindih. Perbedaan utama etiologi adalah perbedaan lokasi infeksi. Ryan et al., 2004
Infeksi pada rambut dimulai dengan papula eritema di sekitar batang rambut, yang secara bertahap menyebabkan scaling kulit kepala, diskolorasi,
dan tentunya fraktur batang rambut. Penyebaran ke folikel rambut yang sebelahnya terjadi secara pergerakan seperti cincin, menyisakan batang
rambut yang rusak dan diskolorasi, terkadang meninggalkan titik-titik hitam di mana rambut telah menghilang tetapi infeksi telah memasuki folikel
rambut. Derajat respon inflamasi secara bermakna mempengaruhi penampilan klinis dan pada keadaan tertentu dapat menyebabkan gejala-gejala
Universitas Sumatera Utara
konstitusioal. Kebanyakan kasus jarang menyebabkan gejala yang lebih dari perasaan gatal pada kulit kepala. Chu et al., 2003
Lesi pada kulit sendiri dimulai pada pola yang sama dan membesar membentuk batas eritema yang tajam dengan penampakan kulit di tengah lesi
hampir seperti keadaan normal. Lesi multipel dapat menyatu membentuk pola geometrik yang tidak biasa pada kulit. Lesi dapat timbul pada berbagai lokasi,
tapi pada umumnya pada lipatan kulit yang lembab dan berkeringat. Obesitas dan penggunaan pakaian yang ketat dapat meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi pada bagian selangkangan dan di bawah payudara. Bentuk lain infeksi yang melibatkan scaling dan pengelupasan kulit pada ibu jari kaki dinamakan
sebagai kaki atlet athlete’s foot. Kelembapan dan perlecetan kulit dapat menjadi sumber infeksi jamur.
Infeksi pada bantalan kuku pada awalnya menyebabkan diskolorasi jaringan subungual, kemudian hiperkeratosis dan penampakan diskolorasi
pada penampang kuku nail plate oleh jamur penyebab infeksi terjadi. Infeksi secara lamgsung pada penampang kuku jarang terjadi. Progresivitas
Gambar 2.5. Manifestasi Klinis Lesi Dermatofitosis ATinea Pedis, B Chronic Tinea Unguium, C Kerion, D Tinea Capitis
Sumber: Clinical Dermatology, 4th Edition, 2008 A
B
C D
Universitas Sumatera Utara
hiperkeratosis dan inflamasi yang terkait dapat menyebabkan perubahan bentuk kuku dengan beberapa gejala sampai penampang kuku lepas dari
tempatnya sehingga menekan jaringan ikat sekitar. Hay RJ, 2004
2.2.6. Diagnosa Dermatofitosis