Regulasi Proliferasi dan Diferensiasi Epidermis Sel Non-keratin pada Epidermis

2.1.2.3. Regulasi Proliferasi dan Diferensiasi Epidermis

Oleh karena sifatnya yang secara terus-menerus memperbaharui jaringan, struktur dan fungsi epidermis tergantung pada beberapa proses yang awalnya dimulai sejak perkembangan hingga sepanjang hidup. Proses ini mencakup pembentukan dan pertahanan jumlah sel; interaksi antara keratinosit dan sel imigran; dan adhesi antara sesama keratinosit, keratinosit dengan basal lamina, dan basal lamina dengan dermis. Sadler, 2011 Lapisan dermis telah lama dikenal memiliki peranan dalam regulasi pembentukan sel pada lapisan epidermis. Hal ini terlihat pada penelitian yang menggunakan rekombinan jaringan yang disiapkan dengan cara annealing epidermis dari karakteristik sumber yang spesifik misal: umur, spesies, dan regio dengan dermis dari sumber yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan, arsitektur, pola diferensiasi epidermis, dan pola adneksa kulit yang berasal dari epidermis bergantung pada bagian dari dermis yang telah disatukan terhadapnya. Chu et al., 2003

2.1.2.4. Sel Non-keratin pada Epidermis

• Melanosit Melanosit merupakan sel dendritik penghasil pigmen yang berasal dari neural crest yang tersebar utamanya pada bagian basal epidermis. Pada kulit bayi yang baru lahir, badan sel melanosit biasanya mengarah ke dermis di bawah level sel basal, tetapi selalu superior terhadap lamina densa. Pada pemeriksaan mikroskopis, sitoplasma terlihat pucat dengan nukleus ovoid dan terdapat melanosom yang mengandung pigmen. Sadler, 2011 • Sel Merkel Sel Merkel merupakan mekanoreseptor tipe I yang membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dan terletak pada tempat-tempat yang memiliki sensitivitas taktil yang tinggi. Sel Merkel berada di antara keratinosit basal pada daerah tertentu di Universitas Sumatera Utara tubuh. Sel Merkel menerima stimulus, mengubah bentuk keratinosit untuk memberikan respon berupa sekresi transmiter kimia. Sel ini dapat ditemukan pada kulit yang berambut dan kulit pada jari, bibir, area kavitas mulut, dan sarung akar luar folikel rambut. Seperti melanosit, sitoplasma sel Merkel memiliki penampilan yang pucat dengan nukleus yang berlobul dan memiliki batas sel yang mengarah ke keratinosit membentuk spina. Chu et al., 2003 • Sel Langerhans Sel Langerhans berasal dari sumsum tulang dan bertugas sebagai sel yang yang memproses dan memperkenalkan antigen yang terlibat dalam proses respons sel T. Sel ini tidak hanya ditemukan di epidermis, tetapi dapat juga ditemukan pada epitelium skuamous, termasuk kavitas mulut, esophagus, dan vagina, pada organ limfoid seperti limpa, timus, dan nodus limfatikus, dan pada dermis dalam keadaan normal. Sitoplasma sel ini seperti terlihat di bawah mikroskop menunjukkan filamen intermediat vimentin dan struktur sel yang berbentuk oval ataupun batang pendek. Chu et al., 2003

2.1.3. Reaksi Patologis Lapisan Superfisial Kulit