Identifikasi pola data terhadap Harga Beras IR II di Jakarta Identifikasi pola data terhadap Harga Beras IR II di Bandung

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Pola Data

Identifikasi pola data dilakukan untuk menentukan jenis data pada deret waktu time series harga beras IR II di lima kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar dengan metode peramalan yang akan digunakan. Data harga beras IR II tingkat konsumen yang dianalisis berupa data mingguan dari bulan Oktober 2004 sampai bulan Juli 2006 dengan jumlah observasi 100 data. Identifikasi plot data harga beras IR II untuk masing-masing kota adalah sebagai berikut :

5.1.1 Identifikasi pola data terhadap Harga Beras IR II di Jakarta

Identifikasi terhadap plot data time series harga beras IR II di Jakarta menunjukkan adanya unsur trend yang meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data mingguan yang berfluktuasi dari periode ke-1 Oktober 2004 sampai periode 27 April 2005, harga beras IR II mengalami peningkatan, namun pada periode 28 April-II 2005 sampai periode 34 Mei-III 2005, harga beras IR II mengalami penurunan. Begitu juga yang terjadi pada periode 35 Mei-IV 2005 sampai dengan periode akhir Juli-V 2006, harga beras IR II cenderung tidak stabil karena harga beras IR II naik turun dengan cepat. Harga beras IR II tertinggi terjadi pada periode 76 Februari-III 2006 dengan tingkat harga Rp 4.780 per kg dan harga beras IR II terendah terjadi pada periode I Oktober-I 2004 dengan tingkat harga Rp 3.030 per kg. Plot data harga Beras IR II di Jakarta juga mengandung unsur musiman bila diamati dalam jangka pendek. Plot data harga beras IR II di Jakarta untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5. 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100 Periode mingguan H a rg a B e ra s IR II R p Gambar 5 Plot Data Harga Beras IR II di Jakarta Plot autokorelasi untuk harga beras IR II di Jakarta menunjukkan pola data yang tidak stasioner. Hal ini dapat diketahui dari beda kala pertama dari beberapa beda kala yang masih berbeda nyata dengan nol dan plot ACF yang menunjukkan data awal yang menurun lambat dan plot PACF yang cut off. Data yang tidak stasioner ini dapat diatasi dengan melakukan pembedaan. Data harga beras IR II di Jakarta telah menunjukkan pola data stasioner pada pembedaan kedua dimana setelah beda kala keempat koefisien autokorelasi sama dengan nol. Plot ACF dan PACF untuk data harga beras IR II di Jakarta dapat dilihat pada Lampiran 7 .

5.1.2 Identifikasi pola data terhadap Harga Beras IR II di Bandung

Harga beras IR II di Bandung menunjukkan pola data trend yang meningkat. Pada awal periode Oktober-1 2004 sampai dengan periode 12 Desember-IV 2004, harga beras IR II stabil pada tingkat harga Rp 2.700 per kg. Kemudian harga beras IR II mulai menunjukkan peningkatan dan penurunan sampai dengan periode akhir Juli-V 2006. Penurunan dan peningkatan harga beras tidak terlalu cepat dan cenderung stabil pada tingkat harga Rp 3.000 per kg , Rp 3.600 per kg dan Rp 3.800 per kg. Peningkatan harga beras IR II tertinggi terjadi pada periode 71 Januari-III 2006 sampai periode 76 Februari-III 2006 pada tingkat harga Rp 4.300 per kg. Plot data harga beras IR II di Bandung untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6. 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100 Periode mingguan H ar g a B er as IR I I R p Gambar 6 Plot Data Harga Beras IR II di Bandung Pengamatan terhadap Plot ACF dan PACF dari harga beras beras IR II di Bandung masih menunjukkan pola data yang tidak stasioner, sehingga perlu dilakukan pembedaan. Pada pembedaan pertama, data harga beras IR II sudah stasioner, hal ini terlihat dari koefisien autokorelasi nol pada beda kala pertama. Plot ACF dan PACF untuk data harga beras IR II di Bandung dapat dilihat pada Lampiran 8.

5.1.3 Identifikasi pola data terhadap Harga Beras IR II di Yogyakarta