II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Permintaan dan Penawaran
Permintaan suatu komoditi menunjukkan jumlah komoditi yang ingin dibeli untuk setiap tingkat harga. Kenaikkan dan penurunan kuantitas yang
diminta dipengaruhi oleh harga komoditas itu sendiri, pendapatan konsumen, harga komoditas yang dapat menjadi substitusi atau komplemen bagi komoditas
yang bersangkutan. Harga suatu komoditas yang diminta atau barang komplemennya mempunyai hubungan negatif dengan permintaan, sedangkan
harga barang substitusi, pendapatan konsumen , dan selera dapat meningkatkan permintaan, cateris paribus Nicholson, 1999.
Penawaran suatu komoditi menunjukkan jumlah komoditas yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga
tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu komoditas adalah harga komoditas yang bersangkutan, harga faktor produksi, tingkat teknologi,
pajak dan subsidi. Meningkatnya harga suatu komoditas akan meningkatkan jumlah penawaran, cateris paribus. Berbeda dengan harga komoditas yang
ditawarkan, peningkatan harga faktor produksi menyebabkan turunnya jumlah komoditas yang ditawarkan, cateris paribus Lipsey, 1995.
2.2 Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar terjadi jika jumlah komoditi yang diminta oleh pembeli adalah sama dengan kuantitas yang ditawarkan penjual. Keputusan
pemerintah untuk menetapkan harga diatas P akan mencegah terjadinya posisi
keseimbangan itu, karena harga ditentukan diatas P pembeli hanya bersedia membeli dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada Q, sementara pada harga
tersebut penjual akan memproduksi lebih besar dari pada Q. Kondisi ini mengakibatkan surplus produksi dalam pasar. Sama halnya, peraturan yang
menentukan harga dibawah P akan berakibat adanya kelangkaan shortage kuantitas barang. Dalam kondisi harga tersebut, pembeli menginginkan kuantitas
lebih banyak dari pada Q, sementara penjual akan memproduksi lebih rendah dari Q. Kurva keseimbangan pasar dapat dilihat pada gambar 3.
.
P
Q Q
S
D P
Gambar 3 Kurva Keseimbangan Pasar
2.2
Teori Peramalan
Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan, dan pola yang sistematis. Berdasarkan definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa peramalan merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa pada waktu yang akan datang, yang dapat
membantu dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan.
Menurut Firdaus 2006, metode peramalan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Peramalan kualitatif di dalam
prosedurnya melibatkan pengalaman, judgements maupun opini dari sekelompok orang yang pakar dalam bidangnya. Termasuk di dalam metode ini antara lain
teknik sales-force composite agregasi ramalan dari setiap individu dalam suatu organisasi dan teknik delpi mengumpulkan pendapat dari pakar secara iteratif.
Peramalan kualitatif mempunyai kelemahan antara lain tidak ada prosedur yang sistematis untuk mengukur dan memperbaiki keakuratan hasil peramalan
serta kemungkinan tingginya subyektivitas pendapat. Metode ini cocok untuk peramalan jangka panjang lebih dari 5 tahun. Peramalan kuantitatif sebaliknya
melibatkan analisis statistik terhadap data-data yang lalu. Metode peramalan kuantitatif terbagi atas dua golongan: model deret waktu satu ragam dan model
kausal. Model deret waktu satu ragam fokus pada observasi terhadap urutan pola data secara kronologis suatu peubah tertentu, contoh: teknik naif, teknik perataan;
teknik pemulusan, teknik dekomposisi, teknik trend, teknik Box-Jenkins ARIMA-SARIMA.
2.4 Penelitian Terdahulu