tingkat konsumen di Surabaya, sedangkan stok Bulog memiliki hubungan negatif dengan variabel harga beras IR II tingkat konsumen di Surabaya.
5.4.5 Regresi Berganda Kota Denpasar
Untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan harga beras IR II tingkat konsumen di Kota Denpasar menggunakan enam
variabel independen yang terdiri dari harga tingkat produsen X
1
, harga beras IR II tingkat grosir X
2
, pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang X
3
, stok bulog X
5
, impor beras X
4
dan lag harga beras IR II tingkat konsumen di Jakarta sebelumnya X6. Regresi berganda untuk Kota Denpasar dapat dilihat
pada persamaan dibawah ini: Ydpr = 176 + 0,0075 X
1
+ 0,378 X
2
+ 0,00019 X
3
– 0,000042 X
4
– 0,000016 X
5
+ 0,581 X
6
Model regresi berganda untuk Kota Denpasar, memiliki koefisien determinasi R-sq sebesar 96,7 persen. Artinya, 96,7 persen dari variasi harga
beras IR II tingkat konsumen dijelaskan oleh harga tingkat produsen, harga beras IR II tingkat grosir, stok Bulog, pasokan beras di PIBC, impor beras dan lag
harga, serta sisanya 3,3 persen dijelaskan oleh variabel yang lain. Model ini sangat baik digunakan, karena memiliki nilai koefisien deteminasi yang tinggi. Statistik F
pada output komputer menunjukkan angka 274,49 yang lebih besar dari F
0,05; 6; 58
= 2,76 yang berarti semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi besaran harga konsumen IR II tingkat konsumen di Kota
Denpasar. Berdasarkan tabel distribusi t, nilai t
0,025; 6; 58
= 2,02. Nilai t hitung variabel X
2
sebesar 6,10 dan X
6
sebesar 8,51 lebih besar dari pada t tabelnya,
menunjukkan bahwa koefisien X
2
dan X
6
tidak sama dengan nol tolak Ho: β
2
= β
6
= 0, berarti harga beras IR II tingkat grosir X
2
dan lag harga X
6
berpengaruh secara signifikan terhadap naik turunnya harga beras tingkat konsumen di Kota
Denpasar, sedangkan nilai t hitung untuk variabel X
1
, X
3
, X
4
, dan X
5
yang lebih besar dari pada t tabelnya menunjukkan bahwa harga tingkat produsen X
1
, pasokan beras di PIBC X
3
, stok bulog X
4
, dan impor berasX
5
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap besaran harga beras IR II tingkat
konsumen di Kota Denpasar Y
dpr
. Probabilitas variabel X
2
sebesar 0,000 dan X6 sebesar 0,000 lebih kecil dari angka 0,05, sehingga kedua variabel tersebut secara
signifikan mempengaruhi harga beras IR II tingkat konsumen di Kota Denpasar.
Tabel 19 Hasil Uji Variabel dan Multikolinieritas untuk Model Dugaan Regresi Berganda di Denpasar
Variabel Independen
Koefisien Uji t
Uji P VIF 10
X1 0,0075
Terima Ho Terima Ho
Terpenuhi X2
0,3778 Tolak Ho
Tolak Ho Terpenuhi
X3 0,0002
Terima Ho Terima Ho
Terpenuhi X4
-0,00004 Terima Ho
Terima Ho Terpenuhi
X5 -0,00001
Terima Ho Terima Ho
Terpenuhi X6
0,5815 Tolak Ho
Tolak Ho Terpenuhi
Keterangan : Terima Ho = Tidak Signifikan Tolak Ho = Signifikan
Model dugaan untuk regresi berganda di Denpasar tidak menunjukkan adanya masalah multikolinier di antara variabel independennya Hal ini dapat
dilihat dari nilai VIF 10 untuk masing-masing variabel independennya. Nilai Durbin-Watson sebesar 1.85 yang lebih besar dari pada nilai DU pada tabel
distribusi DW
0,05; 6; 65
sebesar 1,77, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi positif.
Hubungan harga beras IR II tingkat grosir dan lag harga dengan harga beras IR II tingkat konsumen di Denpasar memiliki hubungan positif. Jika terjadi
kenaikkan harga beras IR II tingkat grosir sebesar Rp1,00 per kg maka harga beras IR II tingkat konsumen di Denpasar akan naik sebesar Rp 0,378 per kg atau
0,378 persen. Begitu juga dengan lag harga, jika terjadi kenaikan sebesar Rp 1,00 akan mempengaruhi kenaikkan terhadap harga beras IR II tingkat konsumen di
Kota Jakarta sebesar Rp 0,581 per kg atau 0,581 persen.
5.5 Hasil Ramalan dan Implikasinya