Regresi Berganda Kota Bandung

dibuat. Model dugaan regresi berganda untuk kota Jakarta tidak terdapat masalah multikolinier karena nilai VIF 10. Nilai Durbin-Watson yang diperoleh sebesar 1,783 lebih besar dari batas atas DU pada tabel distribusi DW 0,05; 6; 65 sebesar 1,77, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi . Hubungan antara variabel harga beras IR II tingkat grosir, pasokan beras, dan lag harga dengan variabel harga beras IR II tingkat konsumen di Jakarta adalah positif. Setiap kenaikkan harga beras IR II tingkat grosir sebesar Rp 1,00 per kg akan mempengaruhi kenaikkan harga beras IR II tingkat konsumen di Jakarta sebesar Rp 0,493 per kg atau 0,493 persen. Peningkatan jumlah pasokan beras sebesar satu ton akan meningkatkan harga beras IR II tingkat konsumen di Jakarta sebesar Rp 0,003 per kg atau 0,003 persen. Apabila lag harga naik sebesar Rp 1,00 per kg akan mempengaruhi kenaikkan terhadap harga beras IR II tingkat konsumen di Kota Jakarta sebesar Rp 0,413 per kg atau 0,413 persen.

5.4.2 Regresi Berganda Kota Bandung

Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan terhadap harga beras di Kota Bandung menggunakan enam variabel independen yang terdiri dari harga tingkat produsen X 1 , harga beras IR II tingkat grosir X 2 , pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang X 3 , stok Bulog X 4 , impor beras X 5 dan lag harga tingkat konsumen di Bandung sebelumnya X 6 . Persamaan regresi berganda untuk kota Bandung dapat dilihat pada dibawah ini: Ybdg = 278 – 0,134 X 1 + 0,647 X 2 + 0,00245 X 3 – 0,000119 X 4 – 0,000126 X 5 + 0,326 X 6 Persamaan regresi berganda diatas, memiliki nilai koefisien determinasi R-Sq sebesar 93,5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 93,5 persen variasi harga beras IR II tingkat konsumen di Bandung dijelaskan oleh harga tingkat produsen, harga beras IR II tingkat grosir, pasokan beras di PIBC, stok Bulog impor beras dan lag harga serta sisanya 6,5 persen dijelaskan oleh variabel yang lain. Model regresi berganda ini sangat efektif digunakan karena memberikan nilai koefisien determinasi yang tinggi. Semua variabel independen pada model regresi berganda secara bersama-sama mempengaruhi besaran dari harga beras IR II tingkat konsumen di Bandung. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 136,42 yang lebih besar dari pada F 0,05; 6; 58 = 2,34 dan nilai P lebih kecil dari 0,05 , sehingga Ho ditolak. Koefisien regresi yang diujikan untuk menentukan apakah nilainya berbeda dari nol atau sama dengan nol. Dalam hal ini, t hitung pada variabel X 2 sebesar 7,10 dan X 6 sebesar 3,93 lebih besar dari t 0,025; 6; 58 = 2,02 serta nilai P lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa koefisien X 2 dan X 6 berbeda dari nol tolak Ho : β 2 = β 6 =0, artinya harga beras IR II tingkat grosir X 2 dan lag harga X 6 berpengaruh secara signifikan terhadap besaran harga beras IR II tingkat konsumen di bandung Y bdg . Sedangkan variabel X 1 , X 3 , X 4 dan X 5 nilai t hitungnya lebih kecil dari pada t tabel dan nilai P lebih besar dari pada 0,05 menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut, tidak signifikan. Model dugaan regresi berganda di Bandung tidak terdapat masalah multikolinier. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF 10 untuk masing-masing variabel independen. Nilai Durbin-Watson sebesar 1,919 lebih besar dari DU pada tabel distribusi DW 0,05; 6; 65 sebesar 1,77, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi positif. Tabel 16 Hasil Uji Variabel dan Multikolinieritas untuk Model Dugaan Regresi Berganda di Bandung Variabel Independen Koefisien Uji t Uji P VIF 10 X1 -0,1337 Terima Ho Terima Ho Terpenuhi X2 0,6469 Tolak Ho Tolak Ho Terpenuhi X3 0,0025 Terima Ho Terima Ho Terpenuhi X4 -0,0001 Terima Ho Terima Ho Terpenuhi X5 -0,0001 Terima Ho Terima Ho Terpenuhi X6 0,3257 Tolak Ho Tolak Ho Terpenuhi Keterangan : Terima Ho = Tidak Signifikan Tolak Ho = Signifikan Persamaan regresi berganda menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikkan harga beras IR II tingkat grosir sebesar Rp 1,00 per kg maka harga beras IR II tingkat konsumen di Kota Bandung akan naik sebesar Rp 0,647 per kg atau 0,647 persen. Bila lag harga naik Rp 1,00 per kg akan mempengaruhi terhadap kenaikkan harga beras IR II tingkat konsumen di Bandung sebesar Rp 0,326 per kg atau 0,326 persen. Hubungan antara kedua variabel independen yang signifikan dengan variabel dependen adalah positif.

5.4.3 Regresi Berganda Kota Yogyakarta