Sikap Mendukung Kesetaraan Peran Komunikasi Antar Karyawan Terhadap Motivasi Karyawan

42

4.2.1. Sikap Mendukung

Sikap mendukung berupa sikap yang deskriptif, bukan evaluatif, spontan, bukan strategik dan bukan sangat yakin. Faktor Komunikasi Antar Karyawan pertama yang paling berpengaruh terhadap Motivasi adalah sikap mendukung. Korelasi aspek Sikap Mendukung terhadap motivasi kerja karyawan untuk bertanggung jawab sebesar 0,750 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan skala Champion ini nilai korelasi 0,750 dikategorikan assosiation sehingga diketahui terdapat hubungan yang nyata antar aspek sikap mendukung dengan motivasi kerja untuk bertanggung jawab. Korelasi aspek sikap mendukung terhadap motivasi untuk bekerja sama adalah 0,679 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan skala Champion ini nilai korelasi 0,679 dikategorikan assosiation sehingga diketahui terdapat hubungan yang nyata antar aspek sikap mendukung dengan motivasi kerja untuk bekerjasama. Korelasi aspek sikap mendukung terhadap motivasi untuk bekerjakeras adalah 0,523 dengan tingkat signifikansi 0,001. Dengan skala Champion ini nilai korelasi 0,523 dikategorikan assosiation sehingga diketahui terdapat hubungan yang nyata antar aspek sikap mendukung dengan motivasi kerja untuk bekerjakeras. Ini berarti variabel sikap mendukung diantara rekan kerja harus tetap dipertahankan dengan tetap mempertahankan hubungan komunikasi diantara karyawan CV ABC Cabang Bogor, yaitu dengan selalu mensuport setiap aktivitas pekerjaan baik itu yang salah harus segera diperbaiki, sehingga tanpa berlarut- larut pekerjaan dapat segera terselesaikan dengan baik, menerapkan sangsi yang 43 tegas dan juga penghargaan atas prestasi yang telah dicapai guna memacu motivasi karyawan tersebut.

4.2.2. Kesetaraan

Komunikasi antar karyawan akan lebih efektif bila suasana setara. Kesetaraan disini diartikan sebagai suatu bentuk pengakuan bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Faktor Komunikasi Antar Karyawan kedua yang berpengaruh terhadap Motivasi adalah Kesetaraan. Aspek kesetaraan berkorelasi terhadap motivasi kerja karyawan untuk bertanggung jawab sebesar 0,504 dengan tingkat signifikansi 0,001. Dengan skala Champion ini nilai korelasi 0,504 dikategorikan assosiation sehingga diketahui terdapat hubungan yang nyata antar aspek kesetaraan dengan motivasi kerja untuk bertanggung jawab. Korelasi aspek kesetaraan terhadap motivasi kerja karyawan untuk bekerjasama sebesar 0,122 dengan tingkat signifikansi 0,470. Dengan skala Champion ini nilai korelasi 0,122 dikategorikan no assosiation sehingga diketahui tidak terdapat hubungan yang nyata antar aspek kesetaraan dengan motivasi kerja untuk bekerjasama. Korelasi aspek kesetaraan terhadap motivasi kerja karyawan untuk bekerjakeras sebesar 0,292 dengan tingkat signifikansi 0,079. Dengan skala Champion ini nilai korelasi 0,292 dikategorikan no assosiation sehingga diketahui tidak terdapat hubungan yang nyata antar aspek kesetaraan dengan motivasi kerja untuk bekerjakeras. 44 Kondisi variabel kesetaraan tersebut hanya berkorelasi terhadap motivasi untuk bertanggung jawab dimana antar karyawan CV ABC Cabang Bogor terdapat hubungan emosional dilihat dari kedekatan diantara karyawan yang mendapat perlakuan yang sama dari manajemen dengan bersedia menerima sangsi bila berbuat kesalahan atau tidak dapat menyelesaikan tugasnya, dan bekerja sesuai dengan peraturan dan standar yang ditetapkan perusahaan.

4.2.3. Empati