Arah Komunikasi dalam Organisasi Komunikasi Antar Karyawan atau Komunikasi Horisontal

8 Pengirim Pesan Penerima komunikasi yang berhubungan satu sama lain secara hierarkis dan berfungsi dalam lingkungannya. Komunikasi merupakan faktor penting bagi pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Seorang pemimpin secara rutin berkomunikasi dengan bawahannya. Menurut Purwanto 1997, komunikasi organisasi adalah komunikasi yang dilakukan dalam ruang lingkup organisasi yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Sedangkan menurut Wayne 2001, komunikasi organisasi didefinisikan sebagai suatu pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komuniksasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu dan tersusun secara hierarkis serta berhubungan antara satu dan lainnya. Komunikasi tidak berlangsung dengan sendirinya tetapi mempunyai proses dimana pengirim menyampaikan pesan sehingga diterima oleh penerima dan terjadi proses umpan balik dari penerima ke pengirim. Proses secara sederhana seperti terlihat pada Gambar 1 di bawah ini. Proses Umpan balik Gambar 1. Proses Komunikasi Sumber: Umar 2004

2.4. Arah Komunikasi dalam Organisasi

9 Berkomunikasi dalam organisasi dikenal berbagai pola untuk memperlancar dan menyampaikan informasi yang ada. Pola komunikasi ini berbagai macam bentuknya. Semua pola komunikasi merupakan suatu aliran yang digunakan untuk menyampaikan berbagai maksud dan informasi antar berbagai tingkatan dan jenjang dalam suatu organisasi. Menurut Nawangsari 1997, ada tiga arah umum komunikasi dalam organisasi yaitu: 1. Komunikasi vertikal dari atas ke bawah Misalnya, dalam menetapkan job instructions yaitu pelaksanaan perintah- perintah pekerjaan, memberi penjelasan tentang kebiasaan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan. 2 Komunikasi vertikal dari bawah ke atas Komunikasi ini dapat berupa usulan dari bawahan, kritik, ataupun grapevine yaitu kabar dari mulut ke mulut atau desas-desus. 3. Komunikasi horisontal Komunikasi ini dapat terjadi antara karyawan atau pejabat setingkat yang dapat terjadi seperti dalam konferensi, ceramah, pertemuan informal. Contoh kecil yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan dalam komunikasi informal adalah penyelenggaraan program Out Bond dengan melibatkan semua departemen dalam mempererat hubungan kekeluargaan di antara karyawan. Penyelenggaraan program kegiatan ini biasanya rutin dilakukan setiap tahun tergantung kebijakan manajemen.

2.5. Komunikasi Antar Karyawan atau Komunikasi Horisontal

10 Menurut Umar 2004, komunikasi horisontal didefinisikan berdasarkan hubungan merupakan komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sederajatsejajar dalam suatu organisasi. Dengan demikian hampir tidak mungkin ada komunikasi diadik dua orang yang bukan komunikasi antar pribadi. Tidak dapat dihindari, selalu ada hubungan tertentu antara dua orang. Definisi hubungan ini mencakup juga kelompok kecil orang. Berkaitan dengan arus informasi dalam komunikasi organisasi. Tubbs dan Moss 2001 menyatakan bahwa komunikasi horisontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasinya. Tujuan komunikasi horisontal antara lain untuk mempengaruhi dan memberi informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Pada umumnya manajer sering melakukan tukar-menukar informasi dengan sesama manajer pada departemen yang berbeda, terutama bila muncul masalah-masalah khusus dalam organisasi perusahaan. Komunikasi ini bersifat koordinatif diantara mereka yang memiliki posisi sederajat, baik dalam satu departemen maupun di antara beberapa departemen. Manajer Umum membawahi manajer pemasaran dan manajer bengkel. Manajer Pemasaran membawahi bagian pejualan dan promosi, sedangkan manajer bengkel membawahi bagian bengkel dan bagian penelitian. Proses secara sederhana seperti terlihat pada Gambar 2. 11 Gambar 2. Hubungan Komunikasi Antar Karyawan Horizontal Sumber: Umar 2004 2.6. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi dapat sangat efektif dan dapat pula sangat tidak efektif. Sedikit saja perjumpaan antar pribadi yang gagal total atau berhasil total, tetapi ada perjumpaan yang lebih efektif dari pada yang lain. Menurut Umar 2004 komunikasi antar pribadi yang efektif dapat dilihat dari lima kualitas umum yang perlu dipertimbangkan yaitu : a. Keterbukaan Openness Kualitas keterbukaan mengacu sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antar pribadi, yaitu : o Komunikator antar pribadi harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, harus mau mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. Manajer Umum Manajer Pemasaran Manajer Bengkel Bagian Penjualan Bagian Promosi Bagian Bengkel Bagian Penelitian K a r y a w a n 12 o Kesediaan komunikasi untuk berinteraksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. o Adanya “kepemilikan” perasaan dan pikiran. b. Empati Empathy Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain. c. Sikap Mendukung Supportivenes Sikap mendukung berupa sikap yang deskriptif, bukan evaluatif, spontan, bukan strategik, bukan sangat yakin. d. Sikap Positif Positivenes Mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antar pribadi dengan cara menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang menjadi teman kita berinteraksi. e. Kesetaraan Equality Komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila suasana setara. Harus ada pengakuan bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

2.7. Motivasi Diri dalam Mencapai Tujuan Perusahaan