2
1 Ne N
n +
=
dimana : N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
e = persen kelonggaran
Jumlah sampel tersebut dibagi menjadi tiga kelas dengan proporsi 4 : 4 : 2 sehingga jumlah sampel untuk masing- masing kelas sosial sebesar 40 responden
untuk rumah tangga kelas bawah, 40 responden untuk rumah tangga kelas menengah dan 20 responden untuk rumah tangga kelas atas. Pembagian proporsi
ini didasarkan pada standar yang digunakan Bank Dunia pada tahun 1998 untuk suatu kepentingan ilmiah dalam pengelompokan kelas sosial di masyarakat
berdasarkan piramida penduduk Umar, 2002.
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan diedit terlebih dahulu sebelum diolah dengan maksud memeriksa kelengkapan data. Pengolahan dan analisis data
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam uraian atau deskriptif, sedangkan data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabulasi.
Penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif, uji chi-square dan model regresi logit.
3.5.1 Metode Analisis Deskriptif
Menurut Nazir 1998, ana lisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Analisis deskriptif
digunakan untuk mengetahui karakteristik setiap variabel dalam sampel. Analisis tabulasi silang ‘cross tabulation’ adalah metode paling sederhana
tetapi memiliki daya menerangkan yang cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Analisis ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat
kualitatif dan informasi lain yang relevan dengan tujuan penelitian. Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai karakteristik
umum responden dan dampak kenaikan harga beras terhadap pola konsumsi beras berdasarkan hasil perolehan kuisioner. Selain itu, analisis deskriptif juga
digunakan menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan pola konsumsi beras yang tidak dianalisa secara statistik inferensia.
3.5.2 Uji Chi-Square
Untuk melihat perubahan yang terjadi pada pola konsumsi beras rumah tangga dibuat bentuk tabulasi sederhana yang kemudian dideskripsikan. Adapun
alat untuk menguji ada tidaknya perubahan pola konsumsi beras tersebut digunakan analisa uji statistik non parametrik, yaitu Chi-Square. Uji ini
merupakan teknik statistik unt uk menguji hubungan dua variabel kategori. Nilai yang diharapkan dari frekuensi dihitung dengan menggunakan data dalam tabel
kontingensi Nazir, 1988. Adapun hipotesis yang digunakan dalam pengujiannya adalah :
H = Kedua variabel tidak berhubungan
H
1
= Kedua variabel berhubungan secara nyata
h h
o
f f
f
X
−
=
2
dimana : X
2
= Chi-square f
o
= Frekuensi yang diobservasi diperoleh dari hasil kuesioner f
h
= Frekuensi yang diharapkan Jika :
1. X
2 hitung
X
2 tabel
maka terima H
0,
artinya tidak terjadi perubahan pola konsumsi beras setelah kenaikan harga beras pada derajat bebas tertentu.
2. X
2 hitung
X
2 tabel
maka tolak H
0,
artinya terjadi perubahan pola konsumsi beras setelah kenaikan harga beras pada derajat bebas tertentu.
Menurut Walpole 1993, untuk melakukan uji chi-square harus memenuhi persyaratan sebegai berikut :
1. Jumlah sampel tidak kurang dari 20 2. Frekuensi yang diharapkan f
h
minimum harus bernilai lima dalam setiap sel. Untuk sel yang frekuensi harapannya kurang dari lima tidak lebih banyak dari
20 persen. Jika syarat ini tidak terpenuhi, beberapa kolom atau baris perlu digabung.
3. Apabila X
2
memiliki derajat bebas kurang dari 30 dan frekuensi harapan minimum 2 atau lebih maka penggunaan tabel-tabel X
2
telah memadai.
3.5.3 Model Regresi Logit