2.5 Pola Konsumsi
Sebagai dasar dari model konsumsi adalah fungsi permintaan yang diturunkan dari fungsi utilitas dengan pendapatan sebagai faktor pembatas. Selain
itu permintaan setiap komoditi ditentukan oleh komoditi lain, sehingga terjadi kombinasi yang memberikan utilitas maksimal. Dengan demikian tingkah laku
konsumen dapat diterangkan dengan pendekatan fungsi kepuasan Bilas dalam Nurmansyah, 2006.
Pendapat Lipsey et. al 1995 tentang konsumen yang dihadapkan pada pendapatan yang terbatas, konsumen tidak dapat membeli semua barang dan jasa
yang diinginkan, akan tetapi berusaha untuk memaksimumkan kepuasaannya dari pemakaian barang dan jasa, kemudian konsumen akan mengubah pola
pengeluaran dan menyesuaikannya sehingga akan memperoleh kepuasan maksimal atau konsumen berada pada keseimbangan. Tindakan menggunakan
komoditi, baik barang maupun jasa untuk memuaskan kebutuhan menurut Lipsey et. al 1995 disebut konsumsi.
Pola konsumsi merupakan refleksi dari kebiasaan makan suatu masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh budaya, termasuk pengetahuan dan sikap terhadap
pangan Departemen Pertanian, 1993. Menurut Pratiwi 2002, pola konsumsi masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kondisi geografi, agama,
tingkat sosial ekonomi, pengetahuan akan pangan dan gizi, serta ketersediaan pangan. Menurut Kamus Istilah Ketahanan Pangan, pola konsumsi didefinisikan
sebagai susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata- rata per orang per hari yang umum dimakandikonsumsi penduduk dalam waktu
tertentu. Secara khusus, pola konsumsi menunjukkkan bagaimana makanan
dikonsumsi, termasuk jumlah, jenis, keragaman dan frekuensi konsumsinya Cameron and Stavern dalam Predesha, 2004.
Berdasarkan beberapa pengertian teoritis, pola konsumsi pangan secara umum menggambarkan bagaimana sikap dan tingkah laku konsumen terhadap
produk pangan itu sendiri. Pola konsumsi tercermin dari kualitas dan kuantitas produk yang dikonsumsi serta frekuensi yang terbentuk dari kebiasaan khususnya
kebiasaan makan. Pola konsumsi pangan dapat diamati melalui frekuensi konsumsi, jumlah konsumsi, jenis pangan, frekuensi pembelian, jumlah setiap kali
pembelian, dan tempat pembelian.
2.6 Konsumsi Rumah Tangga