Metode Pengambilan Sampel METODE PENELITIAN

Biro Pusat Statistik serta literatur dan informasi data dari instansi- instansi terkait lainnya.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui metode wawancara yang dilengkapi dengan kuisioner yang telah disiapkan. Pengambilan data dilakukan dengan cara door to door untuk memudahkan peneliti dalam menentukan responden yang sesuai dengan kriteria dan membimbing responden dalam pengisian kuisioner. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara membaca beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan baik berupa jurnal maupun buku yang dikeluarkan lembaga bersangkutan.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Random Sampling, yaitu sampel diambil acak berdasarkan pada kelas sosial rumah tangga di masyarakat Nazir, 1988. Unit sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang berada pada empat perumahan di kawasan Jakarta Timur. Rumah tangga dikelompokkan berdasarkan kelas sosialnya di masyarakat karena kelas sosial akan mempengaruhi apa yang dibeli dan dikonsumsi oleh suatu rumah tangga. Pendekatan yang digunakan dalam pengambilan sampel didasarkan pada lingkungan fisik daerah tempat tinggal responden karena dapat mencerminkan kelas sosial seseorang yang diukur dari pendapatan melalui pendekatan pengeluaran. Kemudian, secara acak ditentukan komplek perumahan yang rumah tangganya dipertimbangkan dapat mewakili masing- masing kelas sosial. Pembagian wilayah tersebut berdasarkan pada jumlah pengeluaran rumah tangga per bulan dengan melakukan pendekatan terhadap lingkunga n fisik daerah tempat tinggal. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2005 dalam Lastry 2006, untuk melakukan Survey Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS digunakan pendekatan pengkelasan dengan menetapkan tiga kelas sosial berdasarkan jumlah pengeluaran untuk masyarakat perkotaaan. Rumah tangga kelas bawah memiliki selang pengeluaran kurang dari Rp777.000, rumah tangga kelas menengah dengan total pengeluaran pada selang Rp777.000 - Rp1.442.000, sedangkan rumah tangga kelas atas dengan pengeluaran lebih dari Rp1.442.000. Unit analisis rumah tangga dapat dibagi berdasarkan selang pengeluaran tersebut dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga di daerah perkotaan adalah empat orang. Untuk memudahkan peneliti digunakan selang pengeluaran per bulan kurang dari Rp800.000 untuk rumah tangga kelas bawah, Rp800.000 – Rp1.400.000 untuk kelas menengah, dan lebih dari Rp1.400.000 untuk rumah tangga kelas atas. Pengambilan sampel dilakukan di empat perumahan yang berada di kawasan Jakarta Timur dengan pembagian berdasarkan tingkat pengeluaran diatas yang diperoleh melalui pendekatan lingkungan fisik daerah tempat tinggal. Lokasi perumahan yang terletak tidak jauh dari Pasar Induk Beras Cipinang juga menjadi pertimbangan dalam penentuan komplek perumahan yang akan dijadikan sampel. Rumah tangga kelas atas diambil dari perumahan Cipinang Indah karena lokasi tersebut dianggap sesuai dan dikategorikan sebagai perumahan mewah. Jarak antara komplek dengan pasar induk juga tidak jauh, kira-kira sekitar 3 kilometer. Rumah tangga disimpulkan dapat memperoleh beras dengan mudah. Perumahan berupa komplek dengan tipe rumah diatas 70, tertata baik dan dilengkapi dengan sarana olahraga dan keamanan yang cukup baik. Komplek dihubungkan dengan jalan yang bisa dilewati kendaraan roda empat. Rumah tangga kelas menengah diambil dari perumahan Cipinang Elok dan Cipinang Jaya dengan tipe rumah antara 36-70, tertata baik dan dilengkapi dengan fasilitas jalan yang baik. Perumahan dan fasilitas pendukung yang tersedia sudah cukup baik tetapi tidak semewah kelas atas. Lokasi perumahan juga dekat dengan Pasar Induk Cipinang, jarak yang harus ditempuh kira-kira 2 km. Sedangkan rumah tangga kelas bawah diambil dari pemukiman penduduk di kawasan Gang Swadaya, Cipinang dengan tipe rumah ya ng tidak seragam, tidak tertata baik, kecil dan berdesakan. Fasilitas jalan kurang baik seperti jalan tidak beraspal dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat karena merupakan gang yang sempit. Fasilitas umum seperti mesjid dan warung yang tersedia sangat sederhana. Jarak antara pemukiman dan pasar induk juga tidak jauh, kira-kira 1,5 km. Responden yang dipilih adalah ibu rumah tangga, dengan pertimbangan bahwa ibu rumah tangga memiliki peranan besar dalam pengambilan keputusan produk yang akan dibeli oleh sebuah rumah tangga khususnya produk yang akan dikonsumsi oleh semua anggota rumah tangga. Pada penelitian ini digunakan 100 responden yang dipilih secara acak dan diperoleh melalui hasil perhitungan dengan rumus Slovin, dimana jumlah rumah tangga di Jakarta Timur sebesar 613.484 dengan nilai kritis yang digunakan adalah 10 persen Umar, 2002. Penentuan jumlah sampel tersebut disajikan sebagai berikut : 2 1 Ne N n + = dimana : N = ukuran populasi n = ukuran sampel e = persen kelonggaran Jumlah sampel tersebut dibagi menjadi tiga kelas dengan proporsi 4 : 4 : 2 sehingga jumlah sampel untuk masing- masing kelas sosial sebesar 40 responden untuk rumah tangga kelas bawah, 40 responden untuk rumah tangga kelas menengah dan 20 responden untuk rumah tangga kelas atas. Pembagian proporsi ini didasarkan pada standar yang digunakan Bank Dunia pada tahun 1998 untuk suatu kepentingan ilmiah dalam pengelompokan kelas sosial di masyarakat berdasarkan piramida penduduk Umar, 2002.

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data