informasi tentang materi perkalian dan pembagian pecahan.untuk menyelesaikan permasalahan. Sedangkan hasil belajar afektif siswa ditunjukkan dari sikap siswa
melakukan aktivitas pembelajaran melalui model pembelajaran koperatif course review horay berbantuan CD pembelajaran.
2.1.10 Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan siswa
melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika Aisyah, 2007: 1.5. Menurut Pembelajaran
matematika di sekolah merupakan proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan siswa belajar matematika
di sekolah. Heruman 2013: 2 mengemukakan bahwa pembelajaran matematika di SD terdiri dari tiga konsep , yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman
konsep, dan pembinaan keterampilan. Penanaman konsep dasar yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah
mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru
matematika yang abstrak. Pemahaman konsep yaitu pembelajaran yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan atau berbeda pertemuan. Pembelajaran pembinaan keterampilan yaitu
pembelajaran yang bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Pembinaan keterampilan merupakan kelanjutan dari
pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep baik dalam satu atau berbeda pertemuan.
Jean Piaget dalam Aisyah, 2007: 2.3 berpendapat bahwa proses berfikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berfikir intelektual
konkret ke abstrak berurutan melalui empat periode. Piaget dalam Dimyati, 2009:14 menjelaskan empat tahap perkembangan tersebut adalah sebagai berikut.
1 Periode Sensori Motor yaitu pada umur 0 hingga 2 tahun dimana anak
mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik. Mereka mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan
dan menggerak- gerakkannya. 2
Periode Pra- operasional yaitu pada umur 2 hingga 7 tahun dimana mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Mereka telah mampu
menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong- golongkannya.
3 Periode operasi konkret yaitu pada umur 7 hingga 12 tahun dimana anak
sudah dapat mengembangkan pikiran logis. 4
Periode operasi formal yaitu pada umur lebih dari 12 tahun dimana anak sudah dapat berfikir abstrak seperti orang dewasa.
Menurut Piaget dalam Heruman, 2013: 1 siswa sekolah dasar SD berumur antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Pada kisaran umur
tersebut, berarti siswa SD berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk
mengoperasikan kaidah- kaidah logika, meskipun masih terikat. Dalam
pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh
guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimenegrti oleh siswa.
2.1.11 Perkalian dan Pembagian Pecahan