54 Total penawaran eksportir dan produksi sisa dunia menghasilkan
persamaan penawaran agregat.
row s
i i
Q X
Q +
=
∑
............................................................................ 3.20 Penawaran ekspor
s i
X diperoleh dari persamaan 3.18, sedangkan output sisa
dunia
row
Q diperoleh dari persamaan 3.20.
3.1.3. Kebijakan Perdagangan
Hambatan terhadap berlangsungnya perdagangan internasional disebut juga dengan kebijakan perdagangan. Hambatan terhadap perdagangan terbagi
dalam dua bentuk yaitu 1 tarif, yang terkait dengan pengenaan pajak dan bea masuk pada barang yang diperdagangkan, dan 2 non-tarif, yang berkaitan
dengan berbagai instrumen kebijakan yang kompleks untuk menyembunyikan motif proteksi. Kebijakan-kebijakan dalam perdagangan internasional baik yang
dilakukan oleh importir maupun eksportir, dapat dijelaskan oleh analisis keseimbangan parsial. Analisis ini menggambarkan pertemuan dari penawaran
dan permintaan antar negara yang menyebabkan terjadinya perdagangan.
Tarif Impor
Pemberlakuan kebijakan tarif impor biasanya digunakan untuk melindungi produsen dalam negeri. Analisis parsial menunjukkan bahwa tarif impor akan
menyebabkan bergesernya kurva excess demand ED vertikal ke bawah menjadi ED
t
sebesar jumlah tarif yang dikenakan Gambar 2. Hal ini berakibat kepada meningkatnya harga domestik dari komoditas impor di negara importir.
55 Tarif yang diberlakukan dapat diperlihatkan oleh persamaan permintaan
impor maupun persamaan permintaan ekspor yang dinyatakan sebelumnya oleh persamaan 3.3 dan 3.7 menjadi persamaan berikut:
p m
j j
j d
j
D P
t Y
b M
ε
+
= 1
1
................................................................... 3.21
dan
p x
j ij
j d
ij
P t
P t
M b
X
ε
+ +
= 1
1
2
........................................................... 3.22
dimana: t = tarif impor yang diberlakukan oleh negara j
Tarif yang ditetapkan diasumsikan dalam bentuk tarif spesifik yang dikenakan sebagai beban tetap pada setiap unit barang yang di impor.
Pajak Ekspor
Pembatasan ekspor yang dilakukan oleh suatu negara umumnya dilakukan untuk menjaga ketersediaan komoditi dalam memenuhi kebutuhan domestik
selain itu juga untuk mempengaruhi harga dunia jika negara eksportir merupakan pemasok besar komoditi tersebut. Seperti halnya tarif impor, pajak ekspor akan
mempengaruhi harga di negara eksportir dimana menggeser kurva ES vertikal ke
atas menjadi ES
te
sebesar jumlah tarif yang dikenakan yang berakibat pada penurunan penawaran Gambar 3.
Pajak ekspor akan mempengaruhi persamaan penawaran ekspor sehingga persamaan 3.18 akan menjadi:
exp 1
2 1
5
ψ ϕ
ϕ
γ
+
−
= T
D te
P b
X
i i
s i
............................................... 3.23
56 dimana:
ER P
P
i i
= te = pajak ekspor yang diberlakukan oleh negara i
Pengenaan pajak ekspor akan menyebabkan berkurangnya harga yang diterima produsen karena pajak tersebut akan meningkatkan biaya marginal. Bentuk pajak
ekspor yang dibebankan adalah tarif spesifik dengan jumlah tertentu untuk setiap unitnya.
Kuota Ekspor
Pembatasan ekspor juga dapat dilakukan dengan pemberlakuan kuota yang merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh diekspor dengan
tujuan yang hampir sama dengan pajak ekspor. Kuota ekspor yang dilakukan oleh suatu negara menyebabkan kurva ES patah Gambar 6 sehingga perdagangan
terjadi dalam jumlah yang lebih sedikit dari sebelumnya. Hal ini berdampak pada
peningkatan harga yang menyebabkan penurunan volume perdagangan.
Kuota ekspor akan mempengaruhi persamaan penawaran ekspor menjadi sebagai berikut:
exp
2 1
5
ψ ϕ
ϕ
γ
+
=
− T
D P
b qu
X
i i
s i
................................................. 3.24
dimana: qu = jumlah kuota ekspor yang diberlakukan negara i
Pemberlakuan kuota yang merupakan pembatasan terhadap ekspor suatu komoditas tertentu oleh suatu negara secara langsung akan mengurangi penawaran
ekspor komoditi terkait negara tersebut. Kebijakan ini dianggap lebih efektif dari
57 pada pajak ekspor dalam mengurangi ekspor, namun hal ini dapat menimbulkan
penyelundupan.
3.2. Kerangka Operasional