38
1 1
1 −
−
+
t t
X Y
β β
; error 0, dikoreksi oleh λ
− sehingga naik ke arah
ekuilibrium.
1 1
1 −
−
+
t t
X Y
β β
; error 0, dikoreksi oleh λ
− sehingga turun ke arah
ekuilibrium. Mekanisme koreksi ini terjadi dengan syarat setiap variabel harus terintegrasi
dalam order yang sama.
2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Syaraf 1985 bertujuan untuk memperoleh perkiraan fungsi penawaran ekspor karet rakyat Indonesia ke negara-negara
konsumen. Untuk mendapatkan perkiraan fungsi tersebut dilakukan analisis keeratan hubungan pengaruh peubah-peubah terhadap variasi volume penawaran
ekspor karet rakyat Indonesia dengan eksportir produsen karet rakyat. Analisis ini diharapkan dapat menemukan peubah-peubah mana yang dominan pengaruhnya
bagi eksportir dalam memilih daerah pemasaran hasil yang menguntungkan. Dalam analisis, dilakukan pengujian dengan menggunakan regresi linear
berganda. Pengujian dilakukan dengan dua tahap yakni, dengan menggunakan data urut waktu untuk menguji peubah-peubah yang berpengaruh secara umum
dan menggunakan data seksi silang cross section untuk menguji peubah-peubah yang bersifat khusus. Peubah bersifat khusus yang dimaksud adalah peubah-
peubah yang mempengaruhi volume penawaran ekspor oleh eksportir yang berhubungan dengan lokasi dan fasilitas pelabuhan ekspornya. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa jumlah produksi bahan olahan karet rakyat, harga karet alam beda kala, harga karet sintetis, dan nilai tukar memiliki pengaruh positif terhadap
39 ekspor Indonesia. Sedangkan tingkat bunga berpengaruh positif terhadap ekspor
karet alam Indonesia ke Singapura, tetapi berpengaruh negatif terhadap ekspor ke Amerika Serikat.
Hendratno 1989 melakukan penelitian terhadap perdagangan karet alam TSR dan RSS+ Indonesia di dunia dengan membangun sistem pasar dunia yang
terdiri dari empat kelompok persamaan yaitu persamaan permintaan, penawaran, harga, dan keseimbangan pasar. Pendekatan linear model AIDS Almost Ideal
Demand System digunakan untuk menentukan permintaan karet alam Indonesia.
Secara rinci, elastisitas share permintaan karet alam dari berbagai wilayah pasar dihitung dengan menggunakan rumus elastisitas dari sistem permintaan model
Armington. Sedangkan formulasi penawaran karet alam Indonesia menggunakan model autoregresif. Pengujian model dilakukan dengan metode OLS Ordinary
Least Square dan GLS Generalized Least Square. Hasil yang diperoleh
menyatakan bahwa harga karet alam di pasar domestik, peubah trend, dan jumlah penawaran atau produksi bedakala dapat menjelaskan 74 persen dari variasi
produksi karet alam di pasar domestik dan berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 10 persen.
Penelitian yang dilakukan Limbong 1994 adalah mengenai keragaan karet alam Indonesia ditinjau dari jenis pengusahaan dan wilayah produksi.
Penjelasan mengenai keragaan ini dilakukan dengan membangun model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan yang terdiri dari lima kelompok
persamaan yaitu persamaan luas areal karet, produktivitas produksi, ekspor karet, dan harga karet alam. Dari analisis yang dilakukan ternyata bahwa dua peubah
bebas yang berpengaruh nyata terhadap ekspor karet adalah peubah impor karet
40 alam dunia dan nilai tukar. Selanjutnya pada pendugaan persamaan harga karet
alam di pasar domestik, yang mempunyai pengaruh nyata adalah nilai tukar dan harga karet alam bedakala di pasar domestik. Elastisitas harga karet alam di pasar
domestik terhadap stok karet alam Indonesia untuk jangka pendek inelastis tetapi untuk jangka panjang elastis.
Elwamendri 2000 melakukan penelitian mengenai perdagangan karet alam antara negara produsen utama dan Amerika Serikat. Analisis dilakukan
dengan membangun model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan yang terdiri dari tiga kelompok persamaan yaitu persamaan penawaran ekspor karet
alam spesifikasi teknis, permintaan impor karet spesifikasi teknis Amerika Serikat dan harga ekspor karet spesifikasi teknis. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kurva penawaran ekspor ketiga negara produsen utama ke Amerika Serikat mempunyai kemiringan positif dengan elastisitas harga atas penawaran adalah
inelastis. Kurva permintaan impor karet spesifikasi teknis Amerika Serikat bersifat inelastis. Sedangkan harga ekspor karet spesifikasi teknis di negara
produsen utama baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang tidak responsif terhadap perubahan harga di pasar Amerika Serikat. Dari angka-angka elastisitas
dapat diketahui bahwa harga ekspor karet spesifikasi teknis Indonesia lebih responsif terhadap perubahan harga di Amerika Serikat dibandingkan dengan dua
negara produsen lainnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ermi Tety 2002 tentang penawaran
dan permintaan karet alam Indonesia di pasar domestik dan internasional, analisis dilakukan dengan membangun model ekonometrika dalam bentuk persamaan
simultan. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa peubah-peubah yang
41 berpengaruh terhadap penawaran ekspor karet alam Indonesia ke masing-masing
negara tujuan ekspor AS, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan adalah harga ekspor karet alam Indonesia, produksi, nilai tukar Rupiah terhadap US, pajak
ekspor, dan jumlah ekspor karet alam bedakala ke masing-masing negara. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap penawaran karet alam negara-negara pesaing
Indonesia yaitu Thailand dan Malaysia adalah harga ekspor karet alam, produksi, dan nilai tukar mata uang negara pengekspor. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku impor dari ke empat negara utama yaitu Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan adalah harga impor karet alam, harga impor
karet sintetis, nilai tukar, pendapatan perkapita masing-masing negara, dan jumlah impor bedakala masing-masing negara. Untuk harga karet alam internasional
dipengaruhi oleh rasio total permintaan impor dan total penawaran ekspor serta harga karet internasional bedakala
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap komoditas karet alam memberikan gambaran mengenai faktor-faktor atau peubah-peubah
yang mempengaruhi penawaran, permintaan, dan harga karet alam. Pada penelitian-penelitian tersebut terdapat perbedaan dalam model yang digunakan,
peubah dalam setiap persamaan, metode pendugaan parameter yang digunakan, dan data yang dianalisis. Hal tersebut menyebabkan penelitian satu dengan
penelitian lainnya memiliki perbedaan dalam hasil analisis. Kesimpulan umum yang dapat diambil dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai karet alam di atas adalah:
42 1.
Model ekonometrika ekspor karet alam yang dibangun sebagian besar merupakan formulasi dari model persamaan parsial dan model persamaan
simultan. 2.
Data deret waktu dari variabel yang digunakan untuk perhitungan pendugaan dalam penelitian-penelitian tersebut diasumsikan stasioner.
3. Karet alam yang dianalisis kebanyakan dianggap sebagai satu jenis mutu
komoditas, sedangkan harga karet alam didasarkan pada harga jenis lateks. Berdasarkan kesimpulan di atas maka penelitian ini mencoba untuk
menganalisis perdagangan karet alam dengan menggunakan model ekonometrika dinamis. Bentuk pendekatan ekonometrika dinamis yang dapat mengatasi masalah
ketidakstasioneran adalah dengan menggunakan metode kointegrasi dan Error Correction Model
ECM. Kointegrasi digunakan untuk memisahkan spesifikasi dan estimasi dari hubungan ekonomi jangka panjang dan penyesuaian dinamis
jangka pendek yang menuju ke keseimbangan jangka panjang. Sedangkan ECM digunakan untuk menyediakan suatu pendekatan dalam menghadapi masalah non
stasioner dari time series dan spurious correlation serta mengatasi kelemahan teori ekonomi dalam mengidentifikasi pola waktu dan penyesuaian dinamis
dynamic adjustment dari proses pencapaian keseimbangan jangka panjang. Sehingga dengan demikian dapat diketahui berapa lama suatu perubahan
memberikan dampak terhadap arus perdagangan karet alam Indonesia. Metode ini telah dipakai dalam berbagai penelitian untuk masalah-masalah perdagangan
internasional antar negara. Cantavella et al. 2001 melakukan penelitian mengenai perdagangan
negara-negara Uni Eropa dengan MERCOSUR dan NAFTA. Penelitian ini
43 bertujuan untuk menganalisis perbedaan yang sangat signifikan dalam perilaku
ekspor negara-negara Uni Eropa ke kawasan kerjasama regional di Amerika MERCOSUR dan NAFTA. Analisis dilakukan dengan mengestimasi fungsi
permintaan ekspor untuk periode 1967-1995. Hasil yang diperoleh menunjukkan pola keseimbangan jangka panjang dari fungsi permintaan ekspor negara-negara
Uni Eropa ke kawasan MERCOSUR dan NAFTA. Dalam penelitian ini ECM digunakan untuk menduga penyesuaian atau adjustment variabel-variabel menuju
keseimbangan jangka panjang. Ekspor negara-negara Uni Eropa menunjukkan beragam perilaku arus perdagangan ke negara-negara MERCOSUR dan NAFTA
yang ditunjukkan oleh perbedaan dalam elastisitas harga dan pendapatan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Niemi 2003 adalah mengenai model
ekonometrika untuk peramalan arus perdagangan di pasar negara-negara Uni Eropa untuk ekspor produk pertanian ASEAN. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membangun suatu susunan dinamis model ekonometrika berdasarkan teori yang dapat menangkap dampak jangka pendek dan jangka panjang dari perubahan
pendapatan dan harga, serta yang dapat digunakan untuk prediksi dan simulasi kebijakan dalam berbagai kondisi alternatif yang diasumsikan. Pendekatan
ekonometrika yang digunakan adalah ECM dengan tujuan untuk menekankan pada fungsi perdagangan dinamis. Model ekonometrik dibangun untuk tujuh
komoditas pertanian yaitu ubi kayu, coklat, kelapa, kelapa sawit, lada, karet, dan teh. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsep kointegrasi dan ECM tepat untuk
mempelajari arus perdagangan yang memiliki data deret waktu non stasioner. Hasil keseluruhan estimasi fungsi permintaan impor untuk komoditas pertanian
yang tercakup dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat respon permintaan
44 yang relatif lemah terhadap perubahan pendapatan di Uni Eropa. Hasil tersebut
juga menunjukkan sifat dasar respon harga yang inelastis pada permintaan impor di Uni Eropa. Implikasi kebijakan dalam bentuk tarif dan non tarif ternyata tidak
terlalu signifikan di dalam merubah kuantitas impor yang diminta. Pada penelitian yang dilakukan oleh Siregar 2004 mengenai pangsa
sektor pertanian jangka panjang dan dinamika ekspor pertanian, digunakan aplikasi ECM dan VECM. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebijakan
yang dilakukan dari sisi supply berpotensi untuk dapat meningkatkan kinerja ekspor dari komoditas pertanian tradisional begitu pula dengan non tradisional.
Pangsa pertanian jangka panjang adalah sebelas persen, dimana transisi kearah tersebut harus dipersiapkan dengan baik terutama industri agar dapat
meningkatkan serapan surplus tenaga kerja dari pedesaan, menampung produk- produk pertanian dan meningkatkan prasarana pemasaran. Berdasarkan penelitian
ini ternyata metode yang digunakan potensial untuk peramalan berbagai komoditas dengan sistem berukuran kecil, evaluasi kebijakan, dan untuk meneliti
mekanisme transmisi harga.
45
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Permintaan
Importir diasumsikan melakukan pilihan diantara berbagai alternatif yang tersedia dalam pola perilaku tertentu yang memberikan kepuasan terbesar dari
mengkonsumsi suatu komoditi tertentu Henderson dan Quandt, 1980. Preferensi importir untuk memutuskan memesan suatu komoditi yang berasal dari berbagai
negara yang berbeda dapat dijelaskan dengan pendekatan fungsi utilitas oleh Leontif dan Sono dalam Niemi 2003. Menurut pendekatan ini, pengambilan
keputusan impor dapat dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama importir memutuskan berapa banyak akan mengkonsumsi komoditi Q dan komoditi-
komoditi lain yang dikelompokkan dalam satu gabungan dengan notasi numeraire N. Keputusan ini didasarkan kepada total pengeluaran dan harga komoditi
tersebut. Kedua, pilihan dibuat mengenai berapa banyak akan mengkonsumsi suatu komoditi dari berbagai sumber Q
1
, …, Q
n
. Komoditi yang diimpor dari sumber yang berbeda dianggap sebagai komoditi yang berbeda. Fungsi utilitas
agregat yang digunakan adalah dalam bentuk constant elasticity of substitution CES untuk mengurangi parameter yang harus diestimasi sehingga model
menjadi lebih sederhana dan mudah dikontrol Winters dalam Niemi, 2003.
Permintaan Impor
Persamaan permintaan impor berasal dari maksimisasi persamaan utilitas dengan kendala anggaran.