Keunggulan Komparatif Perdagangan Internasional

17 suatu produk didasarkan pada produktifitas tenaga kerjanya yang ditunjukkan oleh banyaknya jam kerja untuk menghasilkan satu unit produk. Tabel 1. Contoh Keunggulan Absolut Negara Gandum Kain Home LG a = 6 jam karung LK a = 4 jam meter Foreign LG a = 1 jam karung LK a = 5 jam meter Sumber: Salvatore, 1997. Home memiliki keunggulan absolut dalam menghasilkan kain karena jam kerja yang digunakan untuk menghasilkan satu meter kain lebih rendah dari pada di Foreign dimana LK a LK a . Sedangkan Foreign memiliki keunggulan absolut dalam menghasilkan gandum dimana LG a LG a menunjukkan bahwa produktivitas di Home dalam menghasilkan gandum lebih rendah. Maka berdasarkan pemikiran Adam Smith, sebaiknya Home berkonsentrasi untuk menghasilkan dan mengekspor kain, dan mengimpor gandum dari Foreign untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Sedangkan Foreign berspesialisasi untuk menghasilkan gandum dan mengimpor kain.

2.1.3. Keunggulan Komparatif

David Ricardo mengembangkan pemikiran baru mengenai keunggulan komparatif berdasarkan pemahaman mengenai keunggulan absolut. Dasar pemkiran tersebut adalah bahwa perdagangan internasional tetap akan memberikan manfaat pada suatu negara walaupun negara bersangkutan tidak memiliki keunggulan absolut apapun, sepanjang masih ada perbedaan rasio harga antara dua barang di negara-negara yang berdagang. Pada tahun 1817 David 18 Ricardo menerbitkan buku yang berjudul Principle of Political Economy and Taxation , yang berisikan penjelasan mengenai hukum keunggulan komparatif. Hukum keunggulan komparatif menyatakan bahwa meskipun suatu negara kurang efisien atau tidak memiliki keunggulan absolut dibandingkan negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun masih terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara yang tidak memiliki keunggulan absolut harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut yang lebih besar. Komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil berarti memiliki keunggulan komparatif. Hukum keunggulan komparatif dari Ricardo didasarkan pada sejumlah asumsi yang disederhanakan yaitu 1 hanya terdapat dua negara dan dua komoditi, 2 perdagangan bersifat bebas, 3 terdapat mobilitas tenaga kerja yang sempurna di dalam negara namun tidak ada mobilitas antara dua negara, 4 biaya produksi konstan, 5 tidak terdapat biaya transportasi, dan 6 tidak ada perubahan teknologi. Sebagai ilustrasi, misalkan terdapat dua negara yaitu Home dan Foreign yang menghasilkan dua produk yang sama yaitu gandum dan kain. Produktifitas dalam menghasilkan gandum dan kain di masing-masing negara diperlihatkan pada Tabel 2. Tabel 2. Contoh Keunggulan Komparatif Negara Gandum Kain Home LG a = 6 jam karung LK a = 4 jam meter Foreign LG a = 1 jam karung LK a = 2 jam meter Sumber: Salvatore, 1997. 19 Perbedaan Tabel 2 dengan Tabel 1 adalah produktivitas Foreign dalam menghasilkan kain meningkat dimana sebelumnya untuk menghasilkan satu meter kain menghabiskan 5 jam tenaga kerja tetapi sekarang hanya membutuhkan 2 jam tenaga kerja. Hal ini menyebabkan Home tidak memiliki keunggulan absolut dalam menghasilkan gandum maupun kain. Namun itu tidak berarti bahwa Home tidak dapat melakukan perdagangan karena masih ada keunggulan komparatif. Produktivitas tenaga kerja dalam teori keunggulan komparatif dinyatakan dalam bentuk relatif dimana produktivitas menggambarkan tingkat teknologi tertentu di masing-masing negara. Komoditi yang memiliki keunggulan komparatif ditunjukkan oleh produktivitas relatifnya yang lebih tinggi. Tabel 2 memperlihatkan bahwa produktivitas relatif dalam menghasilkan kain lebih tinggi di Home dari pada menghasilkan gandum karena LK LK LG LG a a a a atau LG LK LG LK a a a a dimana rasio kebutuhan tenaga kerja untuk menghasilkan satu meter kain dibandingkan satu karung gandum lebih rendah di Home dari pada di Foreign. Maka dapat disimpulkan bahwa Home memiliki keunggulan komparatif dalam menghasilkan kain. Oleh karena itu Home berspesialisasi untuk menghasilkan kain yang kelebihan produksinya akan diekspor, sedangkan gandum akan diimpor dari Foreign yang lebih efisien dalam memproduksinya. Kurva kemungkinan produksi mengilustrasikan berbagai kombinasi produk yang dapat dihasilkan di dalam perekonomian. Untuk mengetahui apa yang perekonomian produksi secara aktual dapat diperlihatkan oleh harga dalam bentuk harga relatif dua produk dalam perekonomian yaitu harga suatu produk yang dinyatakan oleh produk lain. Dalam perekonomian yang sederhana seperti pada ilustrasi sebelumnya dimana tenaga kerja adalah satu-satunya faktor 20 produksi, penawaran gandum dan kain akan dinyatakan oleh perpindahan tenaga kerja ke sektor mana yang memberikan upah tertinggi. Jika dimisalkan G P dan K P adalah harga gandum dan harga kain, dan tidak ada profit dalam model satu faktor ini, maka upah per jam di sektor gandum akan sama dengan nilai dari berapa yang pekerja dapat hasilkan dalam satu jam. Oleh karena itu tingkat upah pekerja per jam di sektor gandum dinyatakan oleh LG G a P , sedangkan tingkat upah per jam di sektor kain dinyatakan oleh LK K a P . Upah di sektor gandum akan lebih tinggi jika LK LG K G a a P P , karena setiap orang akan ingin bekerja pada industri yang menawarkan upah tertingi, maka perekonomian akan berspesialisasi pada produksi gandum. Begitu pula sebaliknya jika upah di sektor kain yang lebih tinggi. Opportunity cost dari gandum yang dinyatakan oleh kain adalah LK LG a a , maka dapat disimpulkan bahwa perekonomian akan berspesialisasi untuk menghasilkan gandum jika harga relatif gandum lebih besar dari opportunity cost-nya, dan sebaliknya perekonomian akan berspesialisasi untuk menghasilkan kain jika harga relatif gandum lebih rendah dari opportunity cost-nya. Dengan adanya perdagangan internasional, Home tidak harus menghasilkan dua komoditi sendiri. Dua negara mendapatkan manfaat dari perdagangan dengan adanya spesialisasi karena perdagangan dianggap sebagai metode atau cara tidak langsung dari produksi. Akan tetapi teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh Ricardo ini memiliki kelemahan. Pertama, teori ini meramalkan tingkat spesialisasi yang ekstrim dimana dalam dunia nyata sangat jarang ditemukan. Kedua, mengabaikan kemungkinan peranan skala ekonomi sebagai penyebab perdagangan, sehingga model ini gagal menjelaskan 21 arus perdagangan yang cukup besar antar negara yang tampaknya sama. Kelemahan ini memunculkan pemikiran baru yang dikenal dengan model Heckscher-Ohlin HO yang menggunakan asumsi teknologi identik tetapi dengan