Uji Stasioneritas METODE PENELITIAN 4.1.

45 e j = guncangan shock struktural dari variabel j. Tahapan penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Stasioneritas

Data time series deret waktu dikatakan stasioner jika data menunjukkan pola yang konstan dari waktu ke waktu dan tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan data secara tajam. Data yang tidak stasioner akan menghasilkan spurious regression regresi palsu, yaitu regresi yang menggambarkan hubungan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik padahal kenyataanya tidak demikian. Menurut Gujarati 2003, data yang stasioner akan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-rata dan berfluktuasi di sekitar nilai rata-ratanya. Dengan kata lain data akan menyebar acak pada satu kisaran nilai tengah tertentu. Uji stasioneritas dilakukan dengan menggunakan uji Dickey- Fuller, dimulai dari proses autoregresi orde pertama, yaitu: Y t = ρY t-1 + u t 4.9 dimana: u t = white-noise error dengan mean nol dan varians konstan. Kondisi di atas dinamakan random walk dimana variabel Y t ditentukan oleh variabel sebelumnya Y t-1 . Oleh karena itu jika nilai ρ=1 maka persamaan 4.9 mengandung akar unit atau tidak stasioner. Kemudian persamaan 4.9 dapat dimodifikasi dengan mengurangi pada kedua sisi persamaan, sehingga persamaan 4.9 dapat diubah menjadi persamaan 4.10: 46 Y t – Y t-1 = ρ Y t-1 – Y t-1 + u t 4.10 = ρ-1 Y t-1 + u t Persamaan 4.10 dapat dituliskan menjadi persamaan 4.11 sebagai berikut: ΔY = Y t-1 + u t 4.11 dimana: = ρ-1, Δ = first difference perbedaan pertama. Oleh karena itu hipotesis pada persamaan 4.11, H o : = 0, ini menunjukkan bahwa persamaan tersebut tidak stasioner, sedangkan hipotesis alternatifnya H 1 : menunjukkan persamaan tersebut mengikuti proses stasioner. Jadi apabila Ho ditolak maka artinya data deret waktu tersebut stasioner dan sebaliknya. Pada persamaan 4.11 diasumsikan bahwa error term u t tidak berkorelasi, jika terdapat error term yang berkorelasi maka persamaan yang diuji menggunakan uji Augmented Dickey Fuller ADF sebagai berikut: t i t m i i t t Y Y t Y ε α δ β β + Δ + + + = Δ − = − ∑ 1 1 2 1 4.12 dimana: t = pure white noise error term, ΔY t-1 = Y t-1 – Y t-2 , ΔY t-2 = Y t-2 – Y t-3 dan seterusnya. Hipotesis yang diuji adalah: H o : = 0 data tidak stasioner atau mengandung unit root H 1 : 0 data stasioner atau tidak mengandung unit root 47 Uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah data time series bersifat stasioner atau tidak adalah dengan melakukan uji Ordinary Least Squares OLS dan melihat nilai t-statistik dari estimasi . Adapun persamaan matematisnya dalah sebagai berikut: t hit = S 4.13 dimana : = koefisien estimasi, S = standar error dari koefisien estimasi. Jika nilai ADF statistikya lebih besar dari MacKinnon Critical Value dalam nilai kritis 1 persen, 5 persen atau 10 persen maka data tersebut tidak stasioner namun jika nilai ADF statistikya lebih kecil dari MacKinnon Critical Value maka data tersebut stasioner.

b. Penetapan Tingkat Lag Optimal