34
Jumlah Uang Beredar
50000 100000
150000 200000
250000 300000
Q 1 19
96 Q4
1 99
6 Q
3 19 97
Q2 1
99 8
Q 1 19
99 Q4
1 99
9 Q
3 20 00
Q2 2
00 1
Q 1 20
02 Q4
2 00
2 Q
3 20 03
Q2 2
00 4
Q1 20
05 Q4
20 05
Triwulanan M
il yar
R p
Jumlah Uang Beredar
Gambar 3.3. Jumlah Uang yang Beredar Periode 1996-2005
Sumber: Bank Indonesia 2006.
Pada bulan Januari 2006, jumlah uang yang beredar kurang lebih sebesar 281 milyar Rupiah, bulan Februari dan Maret 2006 menurun menjadi kurang lebih
sebesar 277 milyar Rupiah, bulan berikutnya mengalami peningkatan dan pada bulan Mei 2006 jumlahnya kurang lebih sebesar 304 milyar Rupiah. Peningkatan
jumlah uang yang beredar ini menunjukkan liquiditas perekonomian mengalami peningkatan.
c. Consumer Price Index CPI
Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli.
Sebelum krisis, tingkat inflasi di Indonesia berada antara nilai 6.63 - 10.18 pertahun, inflasi mencerminkan stabilitas harga semakin rendah nilai suatu inflasi
berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Gambar 3.4 menunjukkan perkembangan inflasi year on year periode 1990-2005.
35
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Tahu n 199
Tahu n 19
91 Tahu
n 199
2 Ta
hu n 1
99 3
Tahu n 199
4 Tahu
n 199 5
Tahu n 199
6 Ta
hu n 1
99 7
Tahu n 199
8 Tahu
n 199 9
Tahu n 200
Tahu n 20
01 Tahu
n 200
2 Ta
hu n 2
00 3
Tahu n 200
4 Tahu
n 200 5
Tahun P
e rsen
Inflasi
Gambar 3.4. Inflasi YOY dari Tahun 1990-2005.
Sumber : Bank Indonesia 2006.
Saat krisis terjadi tingkat inflasi di Indonesia meningkat tajam, pada September 1998 tingkat Inflasi di Indonesia mencapai 82,40 persen. Tingkat
inflasi yang tinggi pada saat itu mencerminkan ketidakstabilan harga, hal ini tentu saja mengurangi daya beli masyarakat.
Pada Januari 2006 tingkat inflasi yang terjadi sebesar 17,03 persen, pada bulan Maret 2006 sebesar 15,74 persen, kemudian terus menurun dan pada bulan
Juli 2006 tingkat inflasi yang terjadi sebesar 15,15 persen. Tingkat inflasi bulanan periode Januari-Juli 2006 yang cenderung mengalami penurunan dari waktu ke
waktu menunjukkan semakin besar kecenderungan ke arah stabilitas harga. d.
Nilai Tukar
Nilai tukar merupakan pembanding nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Ketika nilai mata uang suatu negara menguat, maka perekonomiannya
dapat dikatakan sedang meningkat dibandingkan dengan negara lain, ini berlaku pula sebaliknya. Sehingga, nilai tukar dapat digunakan sebagai indikator pada
36
kondisi perekonomian suatu negara. Nilai tukar Rupiah mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, pada saat sebelum krisis yaitu dari tahun 1993-1996, nilai tukar
Rupiah berada pada kisaran 2.110 – 2.383 Rupiah per US Dollar.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
Q 1
19 96
Q 4
19 96
Q 3
19 97
Q2 19
98 Q1
199 9
Q4 199
9 Q3 20
00 Q
2 20
01 Q
1 20
02 Q
4 20
02 Q3
20 03
Q2 200
4 Q1 20
05 Q4 20
05
Triwulanan Rp
U S
Kurs
Gambar 3.5. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dari Tahun 1996-2005
Sumber : Bank Indonesia 2006.
Rupiah yang bernilai 2.450 Rupiah per US Dollar pada bulan Juni 1997 mengalami depresiasi secara terus menerus hingga pada akhir tahun 1997
mencapai 4.650 Rupiah per US Dollar. Untuk menahan laju nilai tukar Rupiah, pemerintah melepas sistem kurs mengambang terkendali dan menerapkan sistem
kurs mengambang bebas. Namun memasuki tahun 1998 kondisi nilai tukar Rupiah semakin parah dan puncaknya mencapai 14.850 Rupiah per US Dollar
pada Juni 1998. Pada akhir triwulan ke-4 tahun 2005 Rupiah cenderung menguat, hal ini
disebabkan adanya capital inflow, konsistensi kebijakan moneter yang ketat, adanya kebijakan stabilisasi Rupiah dan karena terdapat sentimen positif resufle
37
kabinet. Nilai tukar Rupiah pada triwulan ke-4 tahun 2005 bergerak cukup stabil dengan kecenderungan terapresiasi di bulan terakhir, dengan nilai rata-rata pada
triwulan terakhir mencapai 9.991 Rupiah per US Dollar. Secara tahunan, pada tahun 2005 Rupiah telah mencapai 9.713 Rupiah per US Dollar atau terdepresiasi
8,6 persen dibanding rata-rata 2004 Sitorus, 2006.
e. Pengangguran