Kebijakan Moneter Ekspansioner dalam Sistem Kurs Tetap Kebijakan Moneter Ekspansioner dalam Sistem Kurs Mengambang Kurva Phillips

24 menurunkan pendapatan. Gejolak penawaran menyebabkan kurva SRAS bergeser ke kiri dari SRAS 1 ke SRAS 2 seperti diperlihatkan oleh anak panah 1. LRAS Tingkat harga, P SRAS 2 2 SRAS 1 P 1 AD 2 1 AD 1 Y f Y a Y riil Gambar 2.5. Gejolak Penawaran dengan Validasi dan Tanpa Validasi Moneter Sumber : Lipsey, et al., 1997. Jika tidak ada validasi moneter, pengangguran akan menimbulkan tekanan ke bawah terhadap upah dan biaya lain-lain, menyebabkan kurva SRAS 2 bergeser lambat kembali ke kanan, ke SRAS 1 , harga akan turun dan output akan kembali ke keseimbangan semula di Y f . Jika ada validasi moneter, kurva AD bergeser dari AD 1 ke AD 2 , seperti ditunjukkan oleh anak panah 2. Ini memulihkan kembali menuju keseimbangan kesempatan kerja penuh dengan tingkat harga yang lebih tinggi.

2.3.7. Kebijakan Moneter Ekspansioner dalam Sistem Kurs Tetap

Bila bank sentral meningkatkan penawaran uang membeli obligasi dari masyarakat pada sistem kurs tetap, maka akan terjadi tekanan ke bawah pada kurs, dari ê menuju keseimbangan baru di e. Untuk mempertahankan kurs tetap ê maka bank sentral menurunkan penawaran uang sehingga kurva LM 2 bergeser kembali ke kiri, dan tingkat kurs tetap ê dapat dicapai kembali. 25 Kurs, e LM 1 LM 2 Pendapatan, Y ê e Pendapatan, Y Gambar 2.6. Ekspansi Moneter dalam Sistem Kurs Tetap Sumber : Mankiw, 2000.

2.3.8. Kebijakan Moneter Ekspansioner dalam Sistem Kurs Mengambang

Dengan asumsi tingkat harga tetap, ketika bank sentral meningkatkan penawaran uang, maka keseimbangan uang riil akan meningkat sehingga kurva LM 1 bergeser ke kanan, pendapatan Y naik dan kurs akan turun Gambar 2.7. Kurs, e LM 1 LM 2 e 1 e 2 Y 1 Y 2 Gambar 2.7. Ekspansi Moneter dalam Sistem Kurs Mengambang Sumber : Mankiw, 2000.

2.3.9. Kurva Phillips

Para ekonom sering menampilkan penawaran agregat atau Aggregate Supply AS dalam hubungan yanng disebut Kurva Phillips. Kurva ini menyatakan bahwa inflasi tergantung pada inflasi yang di harapkan, deviasi pengangguran dari tingkat alamiah, dan guncangan penawaran. Menurut kurva 26 Phillips, para pembuat kebijakan yang mengendalikan permintaan agregat menghadapi trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. Inflasi, π π 1 π Pengangguran, U Gambar 2.8. Kurva Phillips Sumber : Mankiw, 2000. Kurva Phillips menunjukkan bahwa dengan adanya guncangan ynag menguntungkan, menurunkan inflasi memerlukan periode pengangguran tinggi dan menurunnya output. Berdasarkan Gambar 2.8 dapat diketahui trade off dalam jangka pendek dimana terdapat hubungan yang negatif antara inflasi dan pengangguran. yang tergantung pada inflasi yang diharapkan. Kurva tersebut lebih tinggi bila inflasi yang diharapkan semakin tinggi. Menurut Lipsey, et al . 1997, kurva Phillips dapat diterjemahkan ke dalam kurva yang mengaitkan perubahan upah dengan senjang keluaran dengan memperhatikan bahwa pengangguran mempunyai hubungan negatif. Senjang resesi berkaitan dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan senjang inflasi berkaitan dengan tingkat pengangguran yang rendah. 27

2.4. Kerangka