Pengambilan Sampel Pengujian Kuesioner

Hasil keluaran dari penelitian ini adalah terukurnya dan terevaluasinya pelaksanaan marketing mix dalam program pemasaran yang dijalankan. Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan saran dan rekomendasi kepada Bank Muammalat Indonesia dalam merancang program pemasarannya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan program pemasaran yang dilakukan. 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengamatan langsung di lapangan yang merupakan hasil dari observasi, wawancara Depth Interview, dan pembagian kuesioner kepada nasabah. Data primer digunakan untuk mendapatkan data aktual yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data sekunder berasal dari berbagai buku dan literatur, tulisan ilmiah, internet, media massa, serta dari pihak perbankan. Data sekunder ini digunakan untuk mendukung data primer yang didapatkan.

3.2.2. Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel konsumen yang digunakan adalah pengambilan sampel secara sengaja purposive. Konsumen dipilih secara sengaja, yaitu nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. di kantor Pusat dan kantor Cabang Pembantu Pusat, Jakarta. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan cakupan keragaman dan banyaknya jumlah nasabah dibandingkan jumlah nasabah kantor cabang serta kantor cabang pembantu lainnya. Pemilihan responden dilakukan untuk menganalisis atribut marketing mix dalam program pemasaran Bank Muamalat Indonesia dalam menjaring para nasabah tersebut. Teknik pengambilan sampel konsumen yang digunakan berdasarkan kenyamanan dan kemudahan ditemui atau ketersediaan anggota populasi tertentu saja Convenience Sampling. Konsumen yang dipilih adalah nasabah Bank Muamalat Indonesia yang mendatangi bank serta bersedia mengisi kuesioner pada saat penelitian dilakukan. Teknik convenience sampling ini digunakan untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh informasi dari nasabah secara efisien. Jumlah responden yang diambil berdasarkan rumus slovin Umar, 2003, yaitu: dimana: n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi ± 200.000 nasabah e = Persen kelonggaran 7,55 dari rumus tersebut, maka dihasilkan jumlah sampel sebesar 175,28 responden. Untuk memudahkan perhitungan, jumlah responden yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah 176 responden.

3.2.3. Pengujian Kuesioner

Uji kesahihan dan uji keabsahan digunakan untuk menguji kuesioner yang digunakan agar layak dan akurat untuk disebar kepada responden. Uji kesahihan dilakukan untuk melihat hubungan di antara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan erat diantaranya. Uji keabsahan dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Uji kesahihan dan uji keabsahan dilakukan terhadap 30 jawaban responden awal yang telah mengisi kuesioner, dengan metode berikut: a Uji Kesahihan Uji kesahihan dilakukan dengan langkah-langkah statistika sebagai berikut: 1. Membuat Hipotesa: Ho: Bahwa atribut dipertimbangkan oleh responden 2 1 Ne N n + = Ha: Bahwa atribut tidak dipertimbangkan oleh responden 2. Menghitung nilai korelasi pada setiap atribut pertanyaan, menggunakan rumus korelasi product moment pearson sebagai berikut: n ΣXY-ΣXΣY √ [nΣX 2 ][n ΣY 2 - ΣY 2 ] dimana : X = skor pernyataan Y = skor total 3. Menggunakan nilai kritis sebesar 5 dan derajat kebebasan yaitu n-1 4. Keputusan: Bila nilai korelasi yang didapat lebih besar daripada nilai r tabel 0,361, maka atribut pertanyaan tersebut shahih. Jadi, keputusannya adalah terima Ho tolak Ha. Sebaliknya, jika r korelasi lebih kecil daripada nilai r tabel 0,361, maka terima Ha tolak Ho. b Uji Keabsahan Jika kuesioner telah dinyatakan sahih, maka keabsahan kuesioner tersebut diuji keandalannya. Menurut Umar 2003, keabsahan adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik yang digunakan adalah Teknik Cronbach, dengan rumus berikut: dimana : r 11 = keandalan instrumen k = banyak butir pernyataan Σσ b 2 = jumlah ragam butir σ t 2 = ragam total r 11 = k 1- Σσ b 2 k-1 σ t 2 r = c KMO and Barlett Test Kesimpulan mengenai layak tidaknya analisis faktor dilakukan, baru sah secara statistik dengan menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin KMO measure of adequacy dan Barlett Test of Spericity Simamora, 2003 Penghitungan KMO dilakukan dengan bantuan program SPSS. KMO uji yang nilainya berkisar antara 0 sampai 1 ini mempertanyakan kelayakan analisis faktor. Apabila nilai indeks tinggi berkisar antara 0,5 sampai 1,0, analisis faktor layak dilakukan. Sebaliknya, apabila nilai KMO di bawah 0,5 analisis faktor tidak layak dilakukan. Barlett test digunakan untuk menguji apakah betul variabel-variabel yang dilibatkan berkorelasi. Nilai Barlett Test didekati dengan nilai chi-square. Penghitungan Barlett Test dilakukan dengan bantuan program SPSS.

3.2.4. Pengolahan dan Analisis Data