Nasabah Kuadran Kiyosaki Analisis Faktor

c Bisnis dan Usaha yang dibiayai Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dilakukan tidak terlepas dari saringan syariah. Bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung hal-hal yang diharamkan, seperti minuman keras, makanan yang mengandung alkohol ataupun babi, pornografi, dan sebagainya. Bisnis dan usaha yang dibiayai juga harus baik, bermanfaat, dan memiliki prospek cerah di masa mendatang. d Lingkungan Kerja dan Corporate Culture Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah. Kegiatan usaha bank syariah antara lain: 1. Mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil 2. Musyarakah, pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan 3. Murabahah, jual beli barang dengan memperoleh keuntungan 4. Ijarah, pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa.

2.5. Nasabah

Nasabah merupakan konsumen yang mempercayakan harta yang dimilikinya kepada pihak bank untuk dijaga dan dikelola dengan baik. Nasabah juga dapat melakukan kerjasama dengan pihak bank untuk melakukan suatu usaha yang halal dan baik. Nasabah juga dapat bertransaksi jual beli dengan pihak bank. Nasabah pada bank syariah dibagi dua, yaitu nasabah pengumpulan dana dana dan nasabah penyaluran dana pembiayaan. Nasabah mengumpulan dana adalah nasabah yang menitipkan dana uangnya untuk dikelola secara profesional, amanah, dan transparan oleh bank syariah. Contoh nasabah pengumpulan dana adalah nasabah tabungan, nasabah deposito, dan nasabah giro. Nasabah pembiayaan adalah nasabah yang bermitra dengan bank syariah, untuk melakukan suatu usaha yang halal dan prospektif, sehingga sumber bagi hasil pada bank syariah itu berasal dari usaha yang dilakukan oleh nasabah pembiayaan Mawardi dalam Imaduddin 2005.

2.6. Kuadran Kiyosaki

Cashflow Quadrant atau Kuadran Kiyosaki menggambarkan pemetaan jenis-jenis pekerjaan kepada suatu bagan yang terdiri dari empat bagian kuadran. Pada kuadran tersebut, masing-masing tempat ditentukan oleh sumber pemasukan Kiyosaki, 2002. Huruf pada masing-masing kuadran mewakili: a. E untuk employee pegawai, yaitu orang yang bekerja untuk orang lain atau memiliki perjanjian mengikat dengan organisasi yang mempekerjakan mereka. b. S untuk Self Employee pekerja lepas,yaitu orang yang bekerja untuk dirinya sendiri dan menjadi atasan bos atas dirinya. c. B untuk Busines Owner pemilik bisnis, yaitu orang yang memiliki sebuah sistem dan mempekerjakan orang lain untuk menjalankan bisnisnya. d. I untuk Investor penanam modal, yaitu orang yang menanamkan sahamnya pada pekerjaan atau organisasi orang lain. Gambar kuadran Kiyosaki dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Kuadran Kiyosaki

2.7. Analisis Faktor

Analisis faktor menganalisis interaksi antar variabel. Semua variabel berstatus sama, tidak ada variabel independen yang menjadi prediktor pada variabel independen. Dalam analisis faktor, kita mencari variabel baru yang dinamakan faktor untuk mewakili faktor-faktor tertentu, lengkap dengan skor baru Simamora, 2003. Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel ataupun korelasi antar variabel. Dengan melihat korelasi antar variabel, kita dapat mengetahui dimensi-dimensi laten yang mendasari, dengan kata lain analisis faktor dapat menolong kita untuk menemukan dimensi-dimensi yang mendasari sejumlah variabel. Analisis semacam ini disebut juga analisis faktor R R factor analysis. Contoh teknik analisis faktor dapat digunakan untuk kasus berikut: Sebuah merek memiliki 12 appeals daya tarik. Appeals tersebut mengandung pesan, yang jika dalam iklan semuanya diajukan sekaligus, penetrasi pesan ke dalam otak konsumen menjadi kurang dalam. Pada sisi lain, perusahaan tidak mau mengurangi jumlah appeals yang ditawarkan menjadi dua, tiga, dan seterusnya, karena yang diinginkan adalah semua appeals terekspos dalam iklan. Masalah ini kemudian dianalisis menggunakan Analisis faktor yang dapat mengakomodasi keinginan perusahaan sekaligus mempertajam penetrasi pesan, caranya adalah dengan memadatkan keduabelas appeals tersebut menjadi beberapa faktor saja. Analisis faktor terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan analisis faktor menurut Santoso 2002 terdiri dari pengujian, ekstraksi, dan rotasi. Tahap pengujian dilakukan untuk melihat variabel-variabel yang layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Tahap pengujian juga dilakukan untuk mereduksi variabel yang tidak layak dimasukkan pada analisis selanjutnya. Logika pengujian adalah, jika sebuah variabel mempunyai kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, maka variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain. Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel lain cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu. Pengujian ini dilakukan menggunakan KMO and Barlett’s test of sphericity dan Anti Image . Hasil pengujian KMO menunjukkan bahwa variable dianggap layak untuk dianalisis jika angka KMO berada di atas 0.5 dengan signifikansi di bawah 0.05. Tahap kedua adalah tahap ekstraksi. Tahap ekstraksi berfungsi untuk membentuk faktor dari banyak atribut yang dianalisis. Pada tahap ini digunakan analisis Communalities, Total Variance Explained, serta Component Matrix . Nilai yang terbentuk pada analisis communalities menjelaskan seberapa besar suatu atribut dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai communalities atribut maka semakin erat hubungannya dengan factor yang terbentuk. Total Variance Explained menjelaskan jumlah faktor yang terbentuk dari hasil analisis dengan eigenvalue harus di atas 1. Component Matrix menjelaskan distribusi variabel yang dianalisis pada faktor yang terbentuk. Nilai yang terdapat pada component matrix merupakan nilai loading factor. Atribut dengan nilai loading faktor di bawah 0.55 tidak akan mengelompok pada suatu faktor disebabkan nilai korelasinya lemah. Dalam hal ini, apabila atribut tersebut cukup penting, maka dapat dibentuk faktor lain secara terpisah. Setelah satu atau lebih dari faktor terbentuk, maka dilakukan proses rotasi. Proses rotasi digunakan jika diperlukan, yaitu apabila terdapat kesulitan dalam menentukan suatu variabel yang akan dimasukkan ke dalam faktor dikarenakan nilai variabel yang terbentuk tidak terlihat jelas perbedaannya. Proses rotasi akan memperjelas posisi suatu variabel, akankah dimasukkan pada faktor yang satu ataukah ke faktor yang lain.

2.8. Model Sikap Multiatribut Fishbein