Analisis faktor dan evaluasi marketing mix studi kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, TBK)

(1)

Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.). Di bawah bimbingan Jono M. Munandar.

Perkembangan pesat dalam industri perbankan syariah memicu persaingan antar bank. Persaingan menyebabkan perusahaan berlomba-lomba merumuskan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Taktik pemasaran yang di dalamnya terdapat elemen marketing mix, menjadi faktor penting dalam rumusan strategi pemasaran. Penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi atribut-atribut

marketing mix yang diterapkan BMI, (2) Mengidentifikasi faktor yang melandasi daya tarik atribut marketing mix BMI yang dapat menjaring nasabah, (3) Mengevaluasi sikap nasabah terhadap .marketing mix yang diterapkan BMI.

Penelitian dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia selama tiga bulan (Juni-Agustus 2006). Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner kepada nasabah, dan data sekunder yang berasal dari berbagai buku, tulisan ilmiah, internet, media massa, serta dari pihak perbankan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah secara sengaja (purposive) yaitu nasabah BMI di kantor Pusat dan kantor Cabang Pembantu pusat, Jakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling. Jumlah responden yang diambil berdasarkan rumus slovin sebanyak 176 responden. Analisis menggunakan analisis faktor, model sikap multiatribut Fishbein, dan matriks kepentingan-kenyataan, dengan alat pengolahan data menggunakan program Excel dan SPSS versi 11.5.

Atribut yang analisis pada penelitian ini adalah atribut besarnya bagi hasil, merek, biaya administrasi, biaya potongan, keragaman produk dan layanan, kemudahan memperoleh layanan transaksi, jaringan ATM, bebas riba, keragaman fasilitas, besar setoran awal, lingkungan yang nyaman-rapi-bersih, pelayanan dalam membantu nasabah, kemudahan prosedur transaksi, kecepatan proses transaksi, sikap pegawai yang hangat-ramah-bersahabat, iklan, murni syariah, kecepatan dan kesigapan pelayanan, penjelasan yang baik dari costumer service. Atribut ini diperoleh dari pertimbangan “8 P” dalam marketing mix industri jasa perbankan.

Analisis Faktor menghasilkan enam faktor yang melandasi daya tarik

marketing mix, yaitu Citra Perusahaan, Kualitas Jasa, Kompensasi atas Transaksi, Kenyamanan Transaksi, Produk Bank, serta Promosi. Analisis Fishbein menunjukkan bahwa nasabah meyakini Bank Muamalat Indonesia sebagai bank yang bebas riba. Nasabah memandang penting atribut riba dan sistem yang murni syariah. Sikap yang terbentuk menunjukkan bahwa Bank Muamalat Indonesia disukai nasabahnya dalam hal bebas riba dan sistem syariahnya. Ini berarti nuansa spiritual sangat mengena pada sikap nasabah sehingga dapat menjadi nilai keunggulan bagi Bank Muamalat Indonesia. Atribut yang menjadi prioritas utama perbaikan adalah kemudahan mendapat layanan transaksi. Hasil pemetaan atribut marketing mix yang dianalisis pada matriks kepentingan-pelaksanaan menunjukkan bahwa atribut jaringan ATM, keragaman fasilitas transaksi, lingkungan yang nyaman-rapi-bersih, kecepatan proses transaksi, pelayanan yang cepat dan sigap, serta penjelasan dari costumer services

perlu juga diperbaiki karena menimbulkan ketidakpuasan nasabah. Atribut bebas riba, pelayanan dalam membantu nasabah, kemudahan prosedur transaksi, sikap pegawai yang hangat-ramah-bersahabat, serta atribut murni syariah, sudah bagus, sehingga yang perlu dilakukan adalah mempertahankan prestasi tingkat pelaksanaan atribut-atribut tersebut, sedangkan atribut-atribut lainnya tidak terlalu perlu untuk diperbaiki


(2)

Oleh

DESI SILFIARATIH

H24102122

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(3)

Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.). Di bawah bimbingan Jono M. Munandar.

Perkembangan pesat dalam industri perbankan syariah memicu persaingan antar bank. Persaingan menyebabkan perusahaan berlomba-lomba merumuskan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Taktik pemasaran yang di dalamnya terdapat elemen marketing mix, menjadi faktor penting dalam rumusan strategi pemasaran. Penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi atribut-atribut

marketing mix yang diterapkan BMI, (2) Mengidentifikasi faktor yang melandasi daya tarik atribut marketing mix BMI yang dapat menjaring nasabah, (3) Mengevaluasi sikap nasabah terhadap .marketing mix yang diterapkan BMI.

Penelitian dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia selama tiga bulan (Juni-Agustus 2006). Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner kepada nasabah, dan data sekunder yang berasal dari berbagai buku, tulisan ilmiah, internet, media massa, serta dari pihak perbankan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah secara sengaja (purposive) yaitu nasabah BMI di kantor Pusat dan kantor Cabang Pembantu pusat, Jakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling. Jumlah responden yang diambil berdasarkan rumus slovin sebanyak 176 responden. Analisis menggunakan analisis faktor, model sikap multiatribut Fishbein, dan matriks kepentingan-kenyataan, dengan alat pengolahan data menggunakan program Excel dan SPSS versi 11.5.

Atribut yang analisis pada penelitian ini adalah atribut besarnya bagi hasil, merek, biaya administrasi, biaya potongan, keragaman produk dan layanan, kemudahan memperoleh layanan transaksi, jaringan ATM, bebas riba, keragaman fasilitas, besar setoran awal, lingkungan yang nyaman-rapi-bersih, pelayanan dalam membantu nasabah, kemudahan prosedur transaksi, kecepatan proses transaksi, sikap pegawai yang hangat-ramah-bersahabat, iklan, murni syariah, kecepatan dan kesigapan pelayanan, penjelasan yang baik dari costumer service. Atribut ini diperoleh dari pertimbangan “8 P” dalam marketing mix industri jasa perbankan.

Analisis Faktor menghasilkan enam faktor yang melandasi daya tarik

marketing mix, yaitu Citra Perusahaan, Kualitas Jasa, Kompensasi atas Transaksi, Kenyamanan Transaksi, Produk Bank, serta Promosi. Analisis Fishbein menunjukkan bahwa nasabah meyakini Bank Muamalat Indonesia sebagai bank yang bebas riba. Nasabah memandang penting atribut riba dan sistem yang murni syariah. Sikap yang terbentuk menunjukkan bahwa Bank Muamalat Indonesia disukai nasabahnya dalam hal bebas riba dan sistem syariahnya. Ini berarti nuansa spiritual sangat mengena pada sikap nasabah sehingga dapat menjadi nilai keunggulan bagi Bank Muamalat Indonesia. Atribut yang menjadi prioritas utama perbaikan adalah kemudahan mendapat layanan transaksi. Hasil pemetaan atribut marketing mix yang dianalisis pada matriks kepentingan-pelaksanaan menunjukkan bahwa atribut jaringan ATM, keragaman fasilitas transaksi, lingkungan yang nyaman-rapi-bersih, kecepatan proses transaksi, pelayanan yang cepat dan sigap, serta penjelasan dari costumer services

perlu juga diperbaiki karena menimbulkan ketidakpuasan nasabah. Atribut bebas riba, pelayanan dalam membantu nasabah, kemudahan prosedur transaksi, sikap pegawai yang hangat-ramah-bersahabat, serta atribut murni syariah, sudah bagus, sehingga yang perlu dilakukan adalah mempertahankan prestasi tingkat pelaksanaan atribut-atribut tersebut, sedangkan atribut-atribut lainnya tidak terlalu perlu untuk diperbaiki


(4)

i

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

DESI SILFIARATIH

H24102122

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

ii

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS DAN EVALUASI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN

(STUDI KASUS BANK MUAMALAT INDONESIA)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

DESI SILFIARATIH

H24102122

Menyetujui, Agustus 2006

Dr. Ir. Jono M. Munandar M,Sc.

Dosen Pembimbing


(6)

iii

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 April 1984, sebagai anak ke tiga dari pasangan Drh. Djoko Waluyo, MS dan Emilia Sutarti. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Dian Pratiwi pada tahun 1990 kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Papandayan II Bogor. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Bogor dan pada tahun 2002 penulis berhasil menyelesaikan studinya dari SMU Negeri 1 Bogor. Pada tahun yang sama penulis mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan sebagai Ketua divisi Kajian dan Pelatihan Sharia Economics Student Club (SES-C) FEM periode 2003/2004, staff divisi Syiar dan Syariah

Sharia Economics Student Club (SES-C) FEM periode 2004/2005. Penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEM IPB, dan Centre Of M@nagement (COM@) Himpro Manajemen FEM IPB.


(7)

iv

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya yang selalu tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini berjudul Analisis Faktor dan Evaluasi Marketing Mix Dalam Komunikasi Pemasaran (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

Komunikasi pemasaran merupakan bagian terpenting dari siklus bisnis suatu perusahaan. Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi efektivitas marketing mix dalam komunikasi pemasaran yang dilakukan serta mengukur evaluasi atribut-atributnya maka dapat memudahkan penyusunan program komunikasi pemasaran selanjutnya.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materi, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar M,Sc. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM. dan Ibu Bea Trice Mantoroadi, SE, Ak, MM. sebagai dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan wawasan baru bagi penulis.

3. Ibu Narti dari Muamalat Institute yang telah banyak memberikan bantuan, Bapak Cahyohadi dan Ibu Imel yang telah memberikan bantuan dan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian, serta pihak Bank Muamalat Indonesia di kantor Pusat dan kantor Cabang Pembantu Slipi yang telah memberikan bantuan dan informasi demi terselesaikannya penelitian.

4. Tim Satgas Tugas Akhir, Pa Acep, mas Adi, mas Dedy, dan Karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM IPB beserta seluruh Staff pengajar, para Asdos di Tingkat Persiapan Bersama Manajemen


(8)

v

5. Kedua orang tua (Bapak dan Mamih), yang senantiasa mendoakan, memberikan motivasi, semangat dan kasih sayang, dukungan moril, materi dan segalanya. Terimakasih atas segalanya.

6. Ade Zara, mba Dia (Nadia), Ade Danny, yang selalu memberikan semangat, inspirasi dan keceriaan.

7. Mba’i, mas Fiza, masen, mba yanti, oom dan tante serta sepupu-sepupuku yang memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

8. Teman-teman satu bimbingan, Manal, Dini, Evi, yang telah memberikan motivasi, bantuan, saran serta kebersamaan selama ini. Vije dan ferdie yang “mendahului” kami. Terimakasih atas motivasi dan masukannya ya.

9. Mutia, Via, Dewi, Uthie, Manal, Imel, Inne, Ikoh, Ida, Meis, Nana, Ahyani Billah, Yulis, Arya, Arie, Ina Widayanty, Mumus, Yoga, Firman, Galih, Septy.

10.Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan ’39. Terimakasih atas kebersamaannya selama masa-masa perkuliahan.

11.Rekan-rekan Sharia Economics Student Club (SES-C) 2002 – 2006, khususnya untuk periode 2003 -2005.

12.Rekan-rekan Forum Komunikasi Muslim Alumni SMU Negeri 1 Bogor. 13.Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Terimakasih atas bantuannya, semoga Allah SWT senantiasa memberikan pahala atas kebaikan mereka.

Tak ada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanyalah milikNya. Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun tentunya sangat dinantikan oleh penulis. Semoga penelitian ini bisa memberikan manfaat.

Bogor, September 2006


(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Kegunaan Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran ... 6

2.2. Bauran Pemasaran ... 6

2.3. Proses Evaluasi ... 8

2.4. Bank Syariah ... 9

2.5. Nasabah... 11

2.6. Kuadran Kiyosaki ... 12

2.7. Analisis Faktor ... 12

2.8. Model Sikap Multiatribut Fishbein... .. 14

2.9. Important-Performance Matrix... .... 16

2.10. Penelitian Terdahulu ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ...21

3.2. Metode Penelitian ...23

3.2.1.Pengumpulan Data ... 23

3.2.2. Pengambilan Sampel... 23

3.2.3. Pengujian Kuesioner ... 24

3.2.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 29

4.1.1.Tempat dan Lokasi Penelitian... 29

4.1.2.Sejarah Perusahaan ... 29

4.1.3.Visi dan Misi Perusahaan ... 31

4.1.4.Struktur Organisasi ... 31


(10)

vii

4.2.1.Pengujian Kuesioner ...33

4.2.2.Karakteristik Responden ...34

4.2.3.Publikasi ...41

4.2.4.AnalisisFaktor ...42

4.2.5.Analisis Sikap Multiatribut Fishbein ...47

4.2.6.Important-Performance Matrix ...55

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ...59

2. Saran ...60

DAFTAR PUSTAKA ...62


(11)

viii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. DPK Bank Syariah ...2

2. Component Matrix (a) ...44

3. Rotated Component Matrix (a) ...45

4. Ringkasan hasil pengolahan analisis faktor ...47

5. Tingkat keyakinan nasabah terhadap atribut marketing mix BMI ...49

6. Nilai evaluasi nasabah terhadap atribut marketing mix BMI ...51

7. Nilai sikap nasabah (Ao) terhadap atribut marketing mix BMI ...52

8. Nilai maksimum sikap nasabah (Ao maks)...53

9. Rentang skala penilaian kategori perusahaan...53

10.Selisih nilai Ao maks dan Ao pada setiap atribut ...55


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kuadran Kiyosaki...12

2. Model sikap dan perilaku dari Fishbein ...15

3. Diagram Kartesius Important-Performance Matrix...17

4. Kerangka pemikiran penelitian ...22

5. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ...31

6. Jenis Kelamin Responden ...34

7. Tingkatan usia responden ...35

8. Jenis pekerjaan responden ...36

9. Pengelompokkan jenis pekerjaan responden ke dalam Kuadran Kiyosaki...37

10. Tingkat pengeluaran responden ...37

11. Tingkat pendidikan responden ...38

12. Lamanya responden menjadi nasabah BMI ...38

13. Jenis simpanan responden di BMI ...39

14. Fasilitas transaksi yang digunakan responden Bank Muamalat Indonesia ...40

15. Intensitas transaksi (kunjungan) ...40

16. Sumber informasi dan bentuk publikasi yang disukai ...42


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Nama anggota Dewan direksi dan komisaris BMI ...64

2. Bentuk kuesioner pra pengujian ...65

3. Uji validitas kuesioner ...67

4. Uji reliabilitas kuesioner ...74

5. Bentuk kuesioner setelah pengujian ...78

6. KMO and Barlett’s test of sphericity ...80

7. MSA (Measure of Sampling Adequacy) ...81


(14)

1.1. Latar Belakang

Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, merupakan peluang bagi pengembangan perbankan syariah, sekaligus merupakan tantangan bagi terciptanya teladan kesuksesan dalam dunia perbankan. Pada 2003, dua bank umum dan tujuh unit syariah yang telah beroperasi dengan lebih dari seratus outlet yang tersebar di seluruh Indonesia telah menjadikan Indonesia sebagai “the biggest and the fastest growing Islamic banking market in the world” (majalah Modal edisi 11/2003).

Jaringan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah. Perundang-undangan tentang sistem perbankan syariah kemudian disempurnakan oleh UU No. 10 Tahun 1998, untuk memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan syariah nasional. Dikeluarkannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, serta dikeluarkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang bunga bank membuat perkembangan perbankan syariah semakin pesat. Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat menunjukkan bahwa sistem perbankan syariah mendapatkan tempat yang baik di kalangan masyarakat Indonesia yang sebagian besar penduduknya adalah kaum muslimin.

Berdasarkan data per Desember 2005, pangsa perbankan syariah berkisar 1,42 % dari total pangsa perbankan nasional. Pada tahun 2005 total aset perbankan syariah adalah Rp 20,88 triliun. Angka ini merupakan peningkatan sebesar 36,38 % dari total aset tahun sebelumnya (2004) dengan total aset Rp 15,31 triliun. Sementara itu, pembiayaan juga meningkat pada kisaran 2,19 % dari total pembiayaan perbankan nasional. Pada tahun lalu (2005) pembiayaan perbankan syariah meningkat menjadi Rp 15,23 triliun dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 11,48 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil ditampung oleh bank syariah sampai bulan Maret 2006


(15)

mencapai Rp 14,955 triliun. Data tentang Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah sampai dengan bulan Maret 2006 dapat dilihat pada tabel 1.

DPK BANK SYARIAH (RP TRILIUN) Juni 2005 13,357 September 2005 13,357 Desember 2005 15,582 Januari 2006 15,134 Februari 2006 14,872 Maret 2006 14,955

Sumber: BI, Maret 2006 Sumber: Republika, Mei 2006

Tabel 1. DPK Bank Syariah per Maret 2006

Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya era informasi bebas menyebabkan semakin tingginya persaingan antar bank. Persaingan menyebabkan suatu perusahaan berlomba-lomba membuat strategi untuk memenangkan persaingan, salah satunya adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran dapat melingkupi taktik pemasaran dengan mengimplementasikan marketing mix (bauran pemasaran) ke dalam program-program pemasaran yang dibuat. Taktik pemasaran yang tepat akan dapat menciptakan demand masyarakat terhadap perusahaan (menjaring nasabah).

Secara umum ada dua strategi yang diterapkan bank syariah untuk menjaring nasabah, yaitu strategi eksklusif dan inklusif. Strategi eksklusif merupakan strategi dengan pendekatan syariah saja, sedangkan strategi inklusif menggunakan pendekatan bisnis (contohnya kualitas layanan dan besaran keuntungan yang diterima nasabah).

Melalui pendekatan inklusif, dengan lebih banyak mengedepankan jargon bisnis dibandingkan syariah, praktisi perbankan syariah dapat menjaring lebih banyak nasabah rasional. Semakin banyak nasabah yang terjaring diharapkan dapat mendorong perkembangan bank syariah. Pendekatan ekslusif pun tetap berlaku, karena melalui pendekatan ini, sebuah bank syariah terbukti dapat menarik nasabah loyalis (emotional market) yang pengaruhnya juga signifikan terhadap perkembangan perusahaan.


(16)

Masyarakat sebagai pasar potensial bagi industri perbankan syariah, memerlukan fokus khusus untuk diperhatikan agar pasar yang menyimpan potensi besar tersebut dapat tergarap dengan baik. Perusahaan perlu membuat program pemasaran yang tepat. Pemenuhan Janji yang diberikan produk, merek, dan perusahaan kepada pelanggannya harus didukung dengan membangun diferensiasi yang kokoh. Diferensiasi yang kokoh memerlukan dukungan marketing mix yang tepat. Selanjutnya, produk, merek, dan perusahaan itu harus menyusun strategi pemasarannya dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Taktik pemasaran yang dapat menciptakan permintaan, pastilah memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumennya. Permasalahannya, daya tarik ini memiliki faktor yang bersifat tersembunyi dan seringkali sulit teridentifikasi dan terukur. Hal inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian ilmiah untuk mengidentifikasi faktor yang menjadi daya tarik dari suatu program pemasaran bank, serta mengukur sejauh mana suatu kesatuan elemen marketing mix dijalankan dalam program pemasaran yang ada. Pengukuran ini dapat menjadi acuan bagi pihak manajemen perusahaan untuk mengembangkan program pemasarannya serta berguna bagi perancangan program pemasaran selanjutnya yang kreatif dan inovatif.

1.2. Perumusan Masalah

1. Atribut apa saja dari elemen marketing mix yang diterapkan Bank Muamalat Indonesia?

2. Faktor apa saja yang melandasi daya tarik atribut marketing mix Bank Muamalat Indonesia yang dapat menjaring nasabah?

3. Bagaimanakah sikap nasabah terhadap marketing mix yang diterapkan Bank Muamalat Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi atribut-atribut dari elemen marketing mix yang diterapkan Bank Muamalat Indonesia.

2. Mengidentifikasi faktor yang melandasi daya tarik atribut marketing mix


(17)

3. Mengevaluasi sikap nasabah terhadap marketing mix yang diterapkan Bank Muamalat Indonesia.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Bank Muamalat Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memformulasikan strategi pemasarannya. Bank Muamalat Indonesia dapat melihat sejauh manakah kegiatan pemasarannya khususnya pada taktik pemasaran berupa elemen marketing mix, dapat menarik nasabahnya serta mendapat gambaran posisi perusahaan di mata nasabahnya. Melalui penelitian ini juga diharapkan agar Bank Muamalat Indonesia dapat dijadikan bahan rujukan dalam mengembangkan bank syariah ke depan.

2. Bagi penulis, penelitian ini berguna sebagai bagian penerapan dari perkuliahan yang diterima selama ini. Penelitian ini akan sangat bermanfaat dalam penyelesaian tugas akhir sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu perkembangan bank syariah di Indonesia. Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan dan masukan dalam meningkatkan kinerja bank syariah di masa depan melalui strategi yang tepat dan dapat diterima oleh masyarakat luas.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dan kendala. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor dan mengevaluasi atribut-atribut marketing mix dari program pemasaran perusahaan dalam menarik nasabahnya. Inti dari penelitian ini adalah mempelajari taktik pemasaran berupa implementasi elemen marketing mix yang dibuat perusahaan, dan telah terbukti dapat menciptakan demand (menjaring nasabah), sehingga sampel yang digunakan pun adalah masyarakat yang menjadi nasabah perusahaan, bukan masyarakat non nasabah. Hasil dari penelitian ini adalah teridentifikasinya faktor-faktor daya tarik dalam program pemasaran yang memiliki kekuatan dalam menarik nasabah, sehingga kekuatan ini bisa menjadi fokus yang ditonjolkan dalam program pemasaran selanjutnya.


(18)

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran posisi Bank Muamalat Indonesia di mata nasabahnya, dan mengevaluasi elemen marketing mix yang diterapkan dalam program pemasaran yang ditinjau dari sikap nasabah sehingga penelitian tidak dilakukan untuk mengevaluasi komunikasi pemasaran yang ditinjau dari sisi perusahaan. Peneliti sangat berharap penelitian ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan kinerja bank syariah di masa mendatang sehingga bank syariah dapat maju dan mampu bersaing secara sehat dan proaktif dalam persaingan di industri perbankan nasional.


(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler,2000).

Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Akan tetapi bagian terpenting dari pemasaran bukanlah penjualan. Peter Drucker dalam Kotler (2000), seorang ahli teori manajemen terkemuka, mengatakan sebagai berikut: ”Orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu”.

2.2. Bauran Pemasaran

Di dalam strategi pemasaran terdapat suatu konsep kunci dalam pemasaran modern yang dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 2000). Bauran pemasaran produk jasa terdiri atas tujuh unsur, yaitu (Kotler, 1997) : 1. Product (produk)

Produk adalah sesuatu yang ditawarkan individu, rumah tangga maupun organisasi ke dalam pasar dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Macam produk dapat dicirikan fisik, jasa layanan, prestise tempat, organisasi maupun ide.

2. Price (harga)

Harga merupakan jumlah uang tertentu yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk produk tertentu dan merupakan salah satu alat ukur


(20)

besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk atau jasa yang dibeli.

3. Place (tempat distribusi)

Menyediakan produk kepada konsumen pada tempat, kualitas dan jumlah yang tepat. Tempat yang dimaksud adalah di mana konsumen dapat memperoleh produk tersebut atau saluran distribusi (cabang). Saluran distribusi adalah himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa selama berpindah dari produsen ke konsumen. Dalam pendistribusian, perusahaan membutuhkan penyalur baik dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Macam distributor antara lain agen, penyalur, distributor, pedagang besar, pengecer dan perwakilan dagang di luar negeri.

4. Promotion (promosi)

Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut.

5. People (orang)

People berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people ini berarti berhubungan dengan seleksi, training dan manajemen sumber daya konsumen.

6. Process (proses)

Proses merupakan gabungan semua aktivitas umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan.

7. Physical Evidence (bukti fisik)

Merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Membantu marketer untuk memposisikan perusahaannya di pasar dan memberikan tangible support apalagi yang berhubungan dengan lokasi.


(21)

8. Productivity and Quality (produktivitas dan kualitas)

Produktivitas dapat diartikan sebagai seberapa efisien perubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. Produktivitas menggambarkan sejumlah pelanggan yang dapat dilayani per unit waktu. Kualitas diartikan sebagai sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapannya. (Lovelock, 2002)

2.3. Proses Evaluasi

Proses evaluasi menurut Stanton (1986), dapat berupa bentuk audit pemasaran yang lengkap ataupun hanya penilaian dari komponen-komponen program pemasaran. Dalam tugas evaluasi, tugas manajemen menjadi sebagai berikut:

1. Cari apa yang terjadi – dapatkan fakta; bandingkan hasil sebenarnya dengan sasaran yang sudah direncanakan dalam anggaran untuk menentukan perbedaannya.

2. Cari mengapa sesuatu terjadi – faktor-faktor khusus apa dalam program pemasaran yang menyebabkannya.

3. Tentukan apa yang akan diperbuat – rencanakan program dan kegiatan periode selanjutnya untuk memperbaiki penampilan yang kurang dan tingkatkan hal-hal yang sudah baik.

Salah satu cara yang efektif untuk mengevaluasi program pemasaran total adalah mengukur hasil-hasil operasi.

2.4. Bank Syariah

Bank syariah sering disebut juga bank Islam. Secara akademik, Islam dan syariah mempunyai pengertian yang berbeda. Namun secara teknis, bank Islam dan bank syariah mempunyai pengertian yang sama. Berdasarkan rumusan tersebut, bank syariah adalah bank yang tata cara beroperasinya didasarkan kepada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada Al Qur’an dan Hadits. Dalam kegiatan operasionalnya, bank syariah harus mengikuti atau berpedoman kepada praktek usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah Salallahu ’Alaihi wa Salam. Bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang atau bentuk usaha baru


(22)

sebagai hasil ijtihad (pemikiran dan kesepakatan yang didasarkan pada berbagai sumber yang akurat dan sesuai dengan prinsip Islam) para ulama dan cendekiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al Qur’an dan Hadits.

Bank syariah memiliki ciri-ciri yang menjadi landasan dalam melaksanakan berbagai macam kegiatan usahanya. Perwataatmadja dalam

Hakiem dalam Imaduddin (2005) mengemukakan ada tujuh ciri pokok yang melekat, yaitu:

1) Biaya uang (cost of money) disepakati bersama pada waktu akad dijabarkan dalam bentuk jumlah nominal yang disebut biaya administrasi atau biaya pelayanan untuk pinjaman.

2) Penggunaan persentase untuk pengenaan biaya uang selalu dihindarkan dalam setiap kontrak karena persentase bersifat melekat pengenaannya pada sisa utang walaupun telah melampaui batas waktu kontrak.

3) Bahwa hal yang dilarang adalah keuntungan yang pasti (fixed return) yang ditetapkan di muka dalam setiap kontrak pembiayaan proyek. 4) Penyerahan dana oleh masyarakat dianggap oleh penyimpan sebagai

titipan (al-wadiah), sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai oleh bank syariah. Jika prospek tersebut mendapatkan keuntungan, maka penyimpan uang akan memperoleh keuntungan yang mungkin lebih besar dari tingkat bunga.

5) Hal yang tidak dibenarkan bahwa uang dari mata uang yang sama dapat diperjualbelikan, disewakan atau dianggap barang dagangan.

6) Operasi pinjaman bank syariah pada dasarnya tidak memerlukan jaminan hutang, karena barang yang dibelikan oleh bank masih menjadi milik bank selama hutangnya belum lunas.

7) Sebagai bank yang berada di lingkungan masyarakat yang telah lama mengenal bank konvensional, maka bank syariah untuk saat ini tidak dapat menghindarkan diri begitu saja dari transaksi dengan bank konvensional yang tentunya menggunakan bunga. Hasil dari bunga ini ditampung dalam rekening khusus yang disebut ”Rekening Pendapatan


(23)

Non Halal”. Menurut para ulama jenis rekening tersebut dapat digunakan untuk kegiatan sosial, seperti menyantuni fakir miskin dan membantu korban bencana alam. Alokasi dari bunga untuk kegiatan sosial itu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat miskin, karena sangat disayangkan jika uang tersebut menjadi hambur dan sia-sia. Di sisi lain, hal ini diperbolehkan mengingat bank syariah belum sepenuhnya mandiri.

Perbedaan mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional menurut Antonio (2001), yaitu:

a) Akad dan Aspek Legalitas

Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi, karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum islam. Jika terjadi perselisihan antara nasabah dengan bank, bank syariah dapat merujuk kepada Badan Arbitrase Muammalat Indonesia (BAMUI), dimana penyelesaian didasarkan pada hukum Islam. BAMUI adalah lembaga otonom di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan didirikan bersama Kejaksaan Agung RI.

b) Struktur Organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan bank syariah dengan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah, yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah.

Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank, untuk menjamin efektifitas dari setiap opini yang diberikan Dewan Pengawas Syariah. Karena itu, penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah biasanya dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.


(24)

c) Bisnis dan Usaha yang dibiayai

Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dilakukan tidak terlepas dari saringan syariah. Bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung hal-hal yang diharamkan, seperti minuman keras, makanan yang mengandung alkohol ataupun babi, pornografi, dan sebagainya. Bisnis dan usaha yang dibiayai juga harus baik, bermanfaat, dan memiliki prospek cerah di masa mendatang. d) Lingkungan Kerja dan Corporate Culture

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah.

Kegiatan usaha bank syariah antara lain:

1. Mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil 2. Musyarakah, pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan 3. Murabahah, jual beli barang dengan memperoleh keuntungan 4. Ijarah, pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa. 2.5. Nasabah

Nasabah merupakan konsumen yang mempercayakan harta yang dimilikinya kepada pihak bank untuk dijaga dan dikelola dengan baik. Nasabah juga dapat melakukan kerjasama dengan pihak bank untuk melakukan suatu usaha yang halal dan baik. Nasabah juga dapat bertransaksi jual beli dengan pihak bank.

Nasabah pada bank syariah dibagi dua, yaitu nasabah pengumpulan dana dana dan nasabah penyaluran dana (pembiayaan). Nasabah mengumpulan dana adalah nasabah yang menitipkan dana (uangnya) untuk dikelola secara profesional, amanah, dan transparan oleh bank syariah. Contoh nasabah pengumpulan dana adalah nasabah tabungan, nasabah deposito, dan nasabah giro. Nasabah pembiayaan adalah nasabah yang bermitra dengan bank syariah, untuk melakukan suatu usaha yang halal dan prospektif, sehingga sumber bagi hasil pada bank syariah itu berasal dari usaha yang dilakukan oleh nasabah pembiayaan (Mawardi dalam Imaduddin 2005).


(25)

2.6. Kuadran Kiyosaki

Cashflow Quadrant atau Kuadran Kiyosaki menggambarkan pemetaan jenis-jenis pekerjaan kepada suatu bagan yang terdiri dari empat bagian (kuadran). Pada kuadran tersebut, masing-masing tempat ditentukan oleh sumber pemasukan (Kiyosaki, 2002). Huruf pada masing-masing kuadran mewakili:

a. E untuk employee (pegawai), yaitu orang yang bekerja untuk orang lain atau memiliki perjanjian mengikat dengan organisasi yang mempekerjakan mereka.

b. S untuk Self Employee (pekerja lepas),yaitu orang yang bekerja untuk dirinya sendiri dan menjadi atasan (bos) atas dirinya.

c. B untuk Busines Owner (pemilik bisnis), yaitu orang yang memiliki sebuah sistem dan mempekerjakan orang lain untuk menjalankan bisnisnya.

d. I untuk Investor (penanam modal), yaitu orang yang menanamkan sahamnya pada pekerjaan atau organisasi orang lain.

Gambar kuadran Kiyosaki dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Kuadran Kiyosaki

2.7. Analisis Faktor

Analisis faktor menganalisis interaksi antar variabel. Semua variabel berstatus sama, tidak ada variabel independen yang menjadi prediktor pada variabel independen. Dalam analisis faktor, kita mencari variabel baru (yang dinamakan faktor) untuk mewakili faktor-faktor tertentu, lengkap dengan skor baru (Simamora, 2003).


(26)

Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel ataupun korelasi antar variabel. Dengan melihat korelasi antar variabel, kita dapat mengetahui dimensi-dimensi laten yang mendasari, dengan kata lain analisis faktor dapat menolong kita untuk menemukan dimensi-dimensi yang mendasari sejumlah variabel. Analisis semacam ini disebut juga analisis faktor R (R factor analysis).

Contoh teknik analisis faktor dapat digunakan untuk kasus berikut: Sebuah merek memiliki 12 appeals (daya tarik). Appeals tersebut mengandung pesan, yang jika dalam iklan semuanya diajukan sekaligus, penetrasi pesan ke dalam otak konsumen menjadi kurang dalam. Pada sisi lain, perusahaan tidak mau mengurangi jumlah appeals yang ditawarkan menjadi dua, tiga, dan seterusnya, karena yang diinginkan adalah semua

appeals terekspos dalam iklan. Masalah ini kemudian dianalisis menggunakan Analisis faktor yang dapat mengakomodasi keinginan perusahaan sekaligus mempertajam penetrasi pesan, caranya adalah dengan memadatkan keduabelas appeals tersebut menjadi beberapa faktor saja.

Analisis faktor terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan analisis faktor menurut Santoso (2002) terdiri dari pengujian, ekstraksi, dan rotasi. Tahap pengujian dilakukan untuk melihat variabel-variabel yang layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Tahap pengujian juga dilakukan untuk mereduksi variabel yang tidak layak dimasukkan pada analisis selanjutnya. Logika pengujian adalah, jika sebuah variabel mempunyai kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, maka variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain. Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel lain cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu. Pengujian ini dilakukan menggunakan KMO and Barlett’s test of sphericity dan Anti Image. Hasil pengujian KMO menunjukkan bahwa variable dianggap layak untuk dianalisis jika angka KMO berada di atas 0.5 dengan signifikansi di bawah 0.05.

Tahap kedua adalah tahap ekstraksi. Tahap ekstraksi berfungsi untuk membentuk faktor dari banyak atribut yang dianalisis. Pada tahap ini


(27)

digunakan analisis Communalities, Total Variance Explained, serta

Component Matrix. Nilai yang terbentuk pada analisis communalities

menjelaskan seberapa besar suatu atribut dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai communalities atribut maka semakin erat hubungannya dengan factor yang terbentuk. Total Variance Explained

menjelaskan jumlah faktor yang terbentuk dari hasil analisis dengan

eigenvalue harus di atas 1. Component Matrix menjelaskan distribusi variabel yang dianalisis pada faktor yang terbentuk. Nilai yang terdapat pada component matrix merupakan nilai loading factor. Atribut dengan nilai loading faktor di bawah 0.55 tidak akan mengelompok pada suatu faktor disebabkan nilai korelasinya lemah. Dalam hal ini, apabila atribut tersebut cukup penting, maka dapat dibentuk faktor lain secara terpisah. Setelah satu atau lebih dari faktor terbentuk, maka dilakukan proses rotasi. Proses rotasi digunakan jika diperlukan, yaitu apabila terdapat kesulitan dalam menentukan suatu variabel yang akan dimasukkan ke dalam faktor dikarenakan nilai variabel yang terbentuk tidak terlihat jelas perbedaannya. Proses rotasi akan memperjelas posisi suatu variabel, akankah dimasukkan pada faktor yang satu ataukah ke faktor yang lain.

2.8. Model Sikap Multiatribut Fishbein

Kegiatan promosi untuk meningkatkan penjualan suatu produk menurut Umar (2003), perlu dianalisis. Banyak hal yang dapat dijadikan bahan analisis. Permasalahannya adalah bagaimana cara menganalisis hal-hal di bawah ini:

1. Mengetahui sikap konsumen terhadap produk yang diiklankan 2. Mengetahui perilaku konsumen terhadap produk yang dipakai. Melalui tindakan-tindakan dan belajar, seseorang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang akan mempengaruhi perilakunya. Kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu yang didasari atas pengetahuan, pendapat, dan keyakinan nyata. Sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang yang relatif konsisten terhadap sesuatu obyek atau gagasan. Informasi yang dimasukkan


(28)

ke dalam pemikiran seseorang akan dapat mengubah sikap atau menggerakkannya untuk melakukan suatu tindakan.

Respon kognitif, afektif dan perilaku erat hubungannya dengan lima tahap pengambilan keputusan seseorang. Respon kognitif, seseorang berada dalam tahap mempelajari, yaitu tahap mengenal masalah dan tahap mencari informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya seseorang akan berusaha mencari alternatif terbaik sebagai pilihan untuk memecahkan masalah tadi. Tahapan ini disebut sebagai tahapan afektif. Setelah alternatif dipilih, orang itu akan menggunakan pilihan tadi untuk bertindak. Jika tindakannya sesuai dengan apa yang dikehendaki, ia akan menggunakan cara ini untuk kejadian berikutnya, ataupun sebaliknya. Kedua tindakan ini termasuk ke dalam respon perilaku.

Gambar 2. Model Sikap dan Perilaku dari Fishbein

Model ini digunakan untuk memperoleh konsistensi antara sikap dan perilakunya, sehingga model Fishbein memiliki dua komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subyektif. Model Fishbein secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Komponen ei mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki objek, sedangkan bi mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki merek tersebut (Sumarwan, 2003).

Keyakinan akan atribut yang

menonjol

Evaluasi atribut

Keyakinan Normatif

Motivasi

Sikap

Norma Subyektif

Maksud perilaku

Faktor lain


(29)

Rumus model Fishbein adalah sebagai berikut:

n

Ao = Σ (bi) (ei)

i=1

dimana:

Ao = sikap total individu terhadap objek tertentu

bi = kekuatan keyakinan konsumen bahwa objek memiliki atribut i ei = evaluasi kepercayaan individu mengenai atribut i

n = jumlah kriteria atribut yang relevan 2.9. Important-Performance Matrix

Important-Performance Matrix atau matriks kepentingan-pelaksanaan digunakan untuk melihat sikap konsumen ditinjau dari tingkat kepuasannya. Pengertian kepuasan / ketidakpuasan pelanggan menurut Supranto (2001), merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kepentingan dan pelaksanaan (keyakinan) akan dihasilkan suatu perhitungan tentang tingkat kesesuaian. Tingkat kesesuaian inilah yang akan dimasukkan ke dalam matriks kepentingan-pelaksanaan, yang akan menentukan kelompok prioritas perbaikan program pemasaran yang dilakukan.

Matriks kepentingan-pelaksanaan merupakan diagram kartesius, dengan sumbu mendatar (X) diisi oleh skor tingkat pelaksanaan (keyakinan) dan sumbu tegak (Y) diisi oleh skor tingkat kepentingan. Matriks akan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y). X merupakan rata-rata dari skor total tingkat pelaksanaan (keyakinan) dan Y merupakan rata-rata dari skor total tingkat evaluasi (kepentingan).

Kuadran A menunjukkan bahwa atribut yang berada dalam kuadran ini penanganannya perlu diprioritaskan. Kualitas atribut yang berada pada kuadran A perlu diperbaiki dan ditingkatkan, karena atribut inilah yang dinilai sangat penting oleh pelanggaan, sedangkan tingkat pelaksanaannya masih belum memuaskan. Kuadran B menunjukkan bahwa atribut yang berada dalam kuadran ini perlu dipertahankan prestasinya, karena pada umumnya tingkat pelaksanaannya telah sesuai dengan kepentingan dan


(30)

harapan pelanggan. Kuadran C menunjukkan bahwa atribut yang berada dalam kuadran ini dinilai masih dianggap kurang penting bagi pelanggan, sedangkan kualitas pelaksanaannya dinilai cukup. Kuadran D menunjukkan bahwa atribut yang berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan dalam pelaksanaannya, karena pelanggan menganggap atribut tidak terlalu penting sedangkan pelaksanaannya sangat baik oleh perusahaan, sehingga sangat memuaskan. Diagram kartesius untuk matriks kepentingan-pelaksanaan dapat dilihat pada gambar 2.

Y

Y

X X

Gambar 3. Diagram Kartesius Important-Performance Matrix

2.10. PenelitianTerdahulu

Strategi pemasaran menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan bisnis (inklusif) dan pendekatan syariah (eksklusif). Berdasarkan penelitian Karim (Agustus 2005) menggunakan metode Y curve dan D spot, dana perbankan syariah menurun bila menggunakan pendekatan syariah, dana meningkat bila bank syariah menggunakan pendekatan bisnis. Melalui pendekatan inklusif, dengan lebih banyak mengedepankan jargon bisnis dibandingkan syariah, praktisi perbankan syariah dapat menjaring lebih banyak nasabah rasional. Semakin banyaknya nasabah yang terjaring diharapkan dapat mendorong perkembangan bank syariah. Pendekatan ekslusif pun tetap berlaku, karena melalui pendekatan ini, sebuah bank syariah terbukti dapat menarik nasabah loyalis (emotional market) yang pengaruhnya juga signifikan terhadap perkembangan perusahaan (Republika, Mei 2006).

Prioritas Utama A

Pertahankan Prestasi B

C Prioritas Rendah

D Berlebihan

Pelaksanaan K

E P E N T I N G A N


(31)

Penelitian yang dilakukan Ratnawati, et al. (2005) yang berjudul: ”Bank Syariah: Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat di daerah Jawa Barat” bertujuan menganalisis karakteristik dan perilaku dari kelompok masyarakat, analisis hubungan keterkaitan antara faktor (peubah) yang menentukan preferensi masyarakat terhadap produk dan jasa bank syariah, serta menyediakan informasi yang jelas mengenai potensi pengembangan perbankan syariah pada suatu wilayah penelitian yang didasarkan pada analisis potensi ekonomi dan pola sikap/ preferensi dari pelaku ekonomi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase masyarakat yang tidak setuju penerapan sistem bunga dalam perbankan cukup signifikan (42 % untuk kategori non nasabah bank syariah dan 45 % untuk total responden). Besarnya kelompok masyarakat yang tidak menerima penerapan sistem bunga dalam perbankan merupakan potensi demand bagi pengembangan bank syariah. Alasan yang dominan diungkapkan adalah : (1) bunga bank merupakan riba, (2) bunga bank memberatkan nasabah, (3) adanya keragu-raguan posisi bunga dalam hukum agama yaitu antara halal dan haram.

Informasi memiliki peranan yang penting dalam mendukung pengembangan perbankan. Sumber informasi yang sering diakses masyarakat, dalam memperoleh informasi perbankan adalah sebagai berikut : 1) teman , rekan kerja, keluarga, atau kantor dimana dia bekerja (54,7%) ; 2) informasi langsung dari bank (26%) ; 3) media elektronik (23,3 %) ; 4) media cetak (20,8 %), dan 5) brosur, reklame dan spanduk (13,3 %). Sekitar 39,2 persen responden memperoleh informasi lebih dari satu sumber. Dari hasil penelitian, metode konvensional masih lebih banyak diterapkan (teman dan rekan kerja) dibandingkan dengan metode yang mampu menjangkau masyarakat secara luas seperti elektronik dan media cetak. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi pengembangan bank syariah.

Pertimbangan utama masyarakat dalam memilih bank, umumnya didasarkan oleh kemudahan dalam menjangkau (aksesibilitas). Baik lokasi bank yang dekat/ mudah dijangkau dari tempat tinggal atau dari tempat aktivitas ekonominya (53 %). Selain itu kredibilitas bank juga mempengaruhi responden dalam memilih bank untuk aktivitas


(32)

perekonomiannya (40 %). Bagi nasabah bank syariah, selain aksesibilitas, pertimbangan mereka memilih jenis lembaga perbankan syariah lebih didorong oleh faktor kesesuaian dengan syariah agama (36,7 %). Pertimbangan lain, seperti adanya fasilitas ATM, tingkat profesionalitas dalam pelayanan dan status bank (milik pemerintah atau swasta) juga tetap mempengaruhi masyarakat dalam memilih bank (15 – 18 % responden).

Sumirah (2004) meneliti tentang peranan iklan, humas dan personal selling dalam meningkatkan penjualan produk asuransi syariah studi kasus PT. Asuransi Takaful Keluarga. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi alat promosi yang digunakan perusahaan dan alat promosi mana yang lebih efektif terhadap peningkatan penjualan produk asuransi PT. ATK, masalah ini dianalisis dengan menggunakan data berkala (time series), korelasi dan regresi linear berganda, yang diolah dari kuesioner dan data-data perusahaan. Berdasarakan Analisis Regresi Berganda yang diolah dengan menggunakan SPSS versi 11.0 diketahui bahwa alat promosi yang paling efektif dalam peningkatan penjualan premi produk asuransi syariah adalah agen sedangkan alat promosi humas dan iklan tidak masuk dalam persamaan regresi karena variabel tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata.

Djuranovik (2004) menganalisis tentang pengaruh promosi terhadap tingkat kunjungan konsumen studi kasus pada Toserba X Bogor. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi, statistik uji t, R Squre (R2), serta analisis Fishbein untuk mengetahui hubungan antara promosi yang dilakukan dengan tingkat konsumen potensial. Responden sebanyak 100 pengunjung yang usianya berkisar antara 15 sampai 24 tahun. Promosi yang dilakukan bersifat jangka panjang (themetic) diantaranya perlombaan, jumpa artis, iklan dan jangka pendek (schematic) diantaranya diskon, harga coret, dan hadiah langsung. Berdasarkan hasil penelitian tingginya tingkat kunjungan konsumen Toserba X Bogor dipengaruhi oleh kegiatan promosi dikarenakan porsi untuk kegiatan jangka panjang (60% ) sedangkan kegiatan jangka pendek (40%), berdasarkan analisis sikap multiatribut Fishbein menunujukkan bahwa konsumen memiliki sikap netral terhadap promosi


(33)

yang dilakukan. Responden memiliki sikap positif terhadap atribut promosi yang berupa diskon, hadiah langsung dan harga coret.

Imaduddin (2005) menganalisis efektifitas promosi PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Penelitian ini memiliki tiga tujuan diantaranya : menganalisis efektifitas promosi yang dilakukan PT. BPRS Amanah Ummah, menganalisis respon konsumen terhadap promosi yang dilakukan dan menganalisis hubungan antara biaya promosi yang dikeluarkan dengan jumlah nasabah serta jumlah dana pihak ketiga yang diterima di PT. BPRS Amanah Ummah. Alat analisis yang digunakan adalah EPIC (Empathy, Persuasion, Impact, Communication) Model untuk menganalisis efektifitas promosi yang dilakukan oleh PT. BPRS Amanah Ummah, dan Direct Rating Method untuk menganalisis respon nasabah terhadap promosi yang dilakukan. Analisis Regresi digunakan untuk melihat hubungan antara biaya promosi yang dikeluarkan dengan jumlah nasabah serta dana pihak ketiga. Untuk membantu dalam pengolahan data maka digunakan software SPSS 11.0 for Windows dan Micosoft Excel.

Hasil yang didapatkan adalah bahwa promosi yang dilakukan oleh PT. BPRS Amanah Ummah efektif dari dimensi empati, persuasi, dan komunikasi sedangkan dimensi dampak hanya pada taraf cukup efektif. Respon nasabah terhadap promosi yang dilakukan sangatlah baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai total direct rating method yang berada pada skala baik. Promosi yang dilakukan juga efektif terhadap respon nasabah dari segi perhatian, pembacaan, kognitif, afeksi dan perilaku. Biaya promosi yang dikeluarkan mempengaruhi secara nyata besarnya jumlah dana pihak ketiga. Semakin besar biaya promosi yang dikeluarkan maka nasabah semakin meningkatkan kualitasnya di PT. BPRS Amanah Ummah.


(34)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Dikeluarkannya Fatwa MUI yang menyatakan bahwa bunga bank adalah haram, didukung dengan adanya aspek legalitas dari pemerintah, telah mendorong perkembangan yang cukup pesat dalam industri perbankan syariah. Pada awalnya, pandangan masyarakat terhadap perbankan syariah adalah bank yang mempergunakan sistem bagi hasil pengganti bunga. Seiring berjalannya waktu, Informasi yang datang kepada masyarakat terus berkembang. Informasi yang ada dapat masuk ke dalam benak masyarakat yang kemudian akan mempengaruhi masyarakat tersebut dalam memilih bank khususnya bank syariah.

Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya era informasi bebas menjadi salah satu pemicu meningkatnya persaingan dalam industri perbankan. Persaingan menyebabkan setiap bank berlomba-lomba merumuskan strategi salah satunya adalah dengan membuat strategi pemasaran yang kokoh. Strategi pemasaran yang kokoh perlu didukung oleh taktik pemasaran yang kokoh pula, yaitu dengan membuat marketing mix

yang tepat untuk menjaring nasabah baru serta mempertahankan nasabah yang dimiliki.

Taktik pemasaran menjadi faktor penting dalam suatu rumusan strategi pemasaran. Taktik pemasaran yang baik akan mampu memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat tentang bank syariah serta dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan produk dan jasa perbankan syariah, oleh karena itu praktisi perbankan syariah harus proaktif dalam mengkomunikasikan produk dan jasanya (berpromosi), namun kegiatan apakah yang perlu dilakukan untuk merumuskan elemen marketing mix dalam membuat program pemasaran yang baik dan tepat, perlu dikaji lebih lanjut.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memformulasikan kerangka pemikiran mengenai langkah-langkah yang menjadi acuan selama melakukan penelitian. Penelitian ini akan menilai bagaimana satu atau


(35)

beberapa faktor dapat mempengaruhi sikap nasabah dalam pertimbangannya memilih bank syariah. Penelitian ini juga akan menilai sikap nasabah secara evaluatif berkenaan dengan atribut marketing mix yang diterapkan Bank Muamalat Indonesia dalam program pemasarannya.

Analisis diawali dengan mengidentifikasi atribut yang melekat pada

marketing mix, dilanjutkan dengan mencari faktor yang menjadi daya tarik dalam program pemasarannya serta analisis sikap nasabah. Faktor yang terbentuk didapatkan dari pengolahan analisis faktor terhadap atribut-atribut yang telah teridentifikasi sebelumnya, sedangkan analisis terhadap sikap nasabah dilakukan dengan mengevaluasi sikap nasabah terhadap elemen

marketing mix. Pengukuran sikap nasabah untuk proses evaluasi dilakukan dengan menggunakan alat analisis model sikap multiatribut Fishbein dan matriks kepentingan-kenyataan (Important-Performance Matrix). Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Rekomendasi fokus pemasaran dan prioritas perbaikan elemen marketing mix

Atribut marketing mix dalam program pemasaran

Analisis faktor Sikap Nasabah

Model Sikap Multiatribut

Fishbein

Faktor daya tarik

marketing mix Bank Muamalat Indonesia

Evaluasi

Important-Performance

Matrix

Program pemasaran


(36)

Hasil keluaran dari penelitian ini adalah terukurnya dan terevaluasinya pelaksanaan marketing mix dalam program pemasaran yang dijalankan. Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan saran dan rekomendasi kepada Bank Muammalat Indonesia dalam merancang program pemasarannya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan program pemasaran yang dilakukan.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengamatan langsung di lapangan yang merupakan hasil dari observasi, wawancara (Depth Interview), dan pembagian kuesioner kepada nasabah. Data primer digunakan untuk mendapatkan data aktual yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data sekunder berasal dari berbagai buku dan literatur, tulisan ilmiah, internet, media massa, serta dari pihak perbankan. Data sekunder ini digunakan untuk mendukung data primer yang didapatkan.

3.2.2. Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel konsumen yang digunakan adalah pengambilan sampel secara sengaja (purposive). Konsumen dipilih secara sengaja, yaitu nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. di kantor Pusat dan kantor Cabang Pembantu Pusat, Jakarta. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan cakupan keragaman dan banyaknya jumlah nasabah dibandingkan jumlah nasabah kantor cabang serta kantor cabang pembantu lainnya. Pemilihan responden dilakukan untuk menganalisis atribut marketing mix dalam program pemasaran Bank Muamalat Indonesia dalam menjaring para nasabah tersebut.

Teknik pengambilan sampel konsumen yang digunakan berdasarkan kenyamanan dan kemudahan ditemui atau ketersediaan anggota populasi tertentu saja (Convenience Sampling). Konsumen


(37)

yang dipilih adalah nasabah Bank Muamalat Indonesia yang mendatangi bank serta bersedia mengisi kuesioner pada saat penelitian dilakukan. Teknik convenience sampling ini digunakan untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh informasi dari nasabah secara efisien. Jumlah responden yang diambil berdasarkan rumus slovin (Umar, 2003), yaitu:

dimana:

n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi (± 200.000 nasabah) e = Persen kelonggaran (7,55%)

dari rumus tersebut, maka dihasilkan jumlah sampel sebesar 175,28 responden. Untuk memudahkan perhitungan, jumlah responden yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah 176 responden.

3.2.3. Pengujian Kuesioner

Uji kesahihan dan uji keabsahan digunakan untuk menguji kuesioner yang digunakan agar layak dan akurat untuk disebar kepada responden. Uji kesahihan dilakukan untuk melihat hubungan di antara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan erat diantaranya. Uji keabsahan dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Uji kesahihan dan uji keabsahan dilakukan terhadap 30 jawaban responden awal yang telah mengisi kuesioner, dengan metode berikut:

a) Uji Kesahihan

Uji kesahihan dilakukan dengan langkah-langkah statistika sebagai berikut:

1. Membuat Hipotesa:

Ho: Bahwa atribut dipertimbangkan oleh responden 2

1

Ne

N

n

+

=


(38)

Ha: Bahwa atribut tidak dipertimbangkan oleh responden 2. Menghitung nilai korelasi pada setiap atribut pertanyaan,

menggunakan rumus korelasi product moment pearson

sebagai berikut:

n (ΣXY)-(ΣXΣY)

√ [nΣX2][nΣY2-(ΣY) 2] dimana :

X = skor pernyataan Y = skor total

3. Menggunakan nilai kritis sebesar 5% dan derajat kebebasan yaitu n-1

4. Keputusan:

Bila nilai korelasi yang didapat lebih besar daripada nilai r tabel (0,361), maka atribut pertanyaan tersebut shahih. Jadi, keputusannya adalah terima Ho tolak Ha. Sebaliknya, jika r korelasi lebih kecil daripada nilai r tabel (0,361), maka terima Ha tolak Ho.

b) Uji Keabsahan

Jika kuesioner telah dinyatakan sahih, maka keabsahan kuesioner tersebut diuji keandalannya. Menurut Umar (2003), keabsahan adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik yang digunakan adalah Teknik Cronbach, dengan rumus berikut:

dimana :

r 11 = keandalan instrumen

k = banyak butir pernyataan

Σσb2 = jumlah ragam butir

σt2 = ragam total

r 11 = ( k ) (1- Σσb2)

k-1 σt2


(39)

c) KMO and Barlett Test

Kesimpulan mengenai layak tidaknya analisis faktor dilakukan, baru sah secara statistik dengan menggunakan uji

Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) measure of adequacy dan Barlett Test of Spericity (Simamora, 2003)

Penghitungan KMO dilakukan dengan bantuan program SPSS. KMO uji yang nilainya berkisar antara 0 sampai 1 ini mempertanyakan kelayakan analisis faktor. Apabila nilai indeks tinggi (berkisar antara 0,5 sampai 1,0), analisis faktor layak dilakukan. Sebaliknya, apabila nilai KMO di bawah 0,5 analisis faktor tidak layak dilakukan.

Barlett test digunakan untuk menguji apakah betul variabel-variabel yang dilibatkan berkorelasi. Nilai Barlett Test didekati dengan nilai chi-square. Penghitungan Barlett Test

dilakukan dengan bantuan program SPSS. 3.2.4. Pengolahan dan Analisis Data

Untuk membantu pengolahan dan analisis data, digunakan program komputer Microsoft Excel dan SPSS 11.5 for Windows. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah:

1. Analisis Faktor

Menurut Simamora (2003), untuk melakukan analisis faktor pertama-tama adalah mencari atau menentukan atribut apa yang ada dalam program pemasaran suatu perusahaan. Tahapan analisis faktor terdiri dari pengujian, ekstraksi, dan rotasi. Pengujian ini dilakukan menggunakan KMO and Barlett’s test of sphericity dan Anti Image. Hasil pengujian KMO menunjukkan bahwa variable dianggap layak untuk dianalisis jika angka KMO berada di atas 0.5 dengan signifikansi di bawah 0.05. tahap ekstraksi menggunakan analisis Communalities, Total Variance Explained, serta Component Matrix. Communalities

menjelaskan seberapa besar hubungan suatu atribut dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Total Variance Explained


(40)

menjelaskan jumlah faktor yang terbentuk dari hasil analisis dengan eigenvalue harus di atas 1. Component Matrix

menjelaskan distribusi variabel pada faktor yang terbentuk. Nilai yang terdapat pada component matrix merupakan nilai loadings factor. Atribut dengan nilai loading faktor di bawah 0.55 tidak akan mengelompok pada suatu faktor disebabkan nilai korelasinya lemah, sehingga jika atribut tersebut cukup penting, maka dapat dibentuk faktor lain secara terpisah. Proses rotasi digunakan jika diperlukan, yaitu apabila terdapat kesulitan dalam menentukan posisi atribut dalam factor.

Langkah-langkah pengolahan data selanjutnya menggunakan bantuan program komputer SPSS. Hasil yang didapatkan dari pengolahan data tersebut adalah pengelompokan sejumlah variabel yang dianalisis menjadi beberapa kelompok, yang diberi nama ”faktor”. Setelah melalui proses uji dan intepretasi maka diperoleh dimensi-dimensi yang mendasari adanya daya tarik suatu program pemasaran.

2. Model Sikap Multiatribut Fishbein Rumus model Fishbein sebagai berikut:

n

Ao = Σ (bi) (ei)

i=1

dimana:

Ao = sikap total individu terhadap objek tertentu

bi = kekuatan keyakinan konsumen bahwa objek memiliki atribut i

ei = evaluasi kepercayaan individu mengenai atribut i n = jumlah kriteria atribut yang relevan

Selanjutnya, data yang dibutuhkan ditampung dalam lembar kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan/ pernyataan yang diberi skala menggunakan skala enam angka dengan skor 1 sampai 6 (dengan keterangan skor: sangat tidak setuju/ sangat tidak penting, sampai sangat tidak setuju/ sangat tidak penting).


(41)

3. Important-Performance Matrix

Matriks kepentingan-pelaksanaan menunjukkan atribut-atribut yang menjadi prioritas keputusan. Masing-masing perhitungaan atribut berasal dari tingkat kepentingan (ei) dan tingkat pelaksanaan/ keyakinan (bi). Nilai ini kemudian diplotkan ke dalam matriks. Sumbu mendatar (X) diisi oleh skor tingkat pelaksanaan (keyakinan) dan sumbu tegak (Y) diisi oleh skor tingkat kepentingan.

dimana:

X = rata-rata total skor tingkat pelaksanaan/ keyakinaan Y = rata-rata total skor tingkat kepentingan

bi = skor tingkat pelaksanaan/ keyakinaan ei = skor tingkat kepentingan

n = jumlah atribut X = Σ bi n

Y = Σ ei n


(42)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Tempat dan Lokasi Penelitian

Penelitian mengambil tempat di kantor pusat Bank Muamalat Indonesia yang berlokasi di Gedung Arthaloka, Jalan Jenderal Sudirman No.2 Jakarta dan kantor cabang pembantu pusat di Jalan Let.Jend S.Parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat. Lokasi ini diambil karena pertimbangan luasnya cakupan dan keragaman nasabah, serta banyaknya jumlah nasabah dibandingkan jumlah nasabah kantor cabang serta kantor cabang pembantu lainnya.

4.1.2. Sejarah Perusahaan

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992. Pendirian Bank Muamalat Indonesia menerima dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di


(43)

tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat, karena dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap personel Bank Muamalat. Keberhasilan Bank Muamalat Indonesia ditunjang pula oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Bank Muamalat mampu bertahan dan berhasil melewati masa-masa sulit, diawali dengan pengangkatan kepengurusan baru. Seluruh anggota Direksi pada kepengurursan yang baru, diangkat dari dalam perusahaan. Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Bank Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Bank Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang


(44)

akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Hingga akhir tahun 2004, Bank Muamalat tetap merupakan bank syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tahun 2004. 4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi : Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

Misi : Menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder.

4.1.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dapat dilihat pada gambar 5. Nama anggota Dewan direksi dan komisaris dapat dilihat pada lampiran 1.

Corporate Support

Group Administration Group

Financing Support

Group

Business Units

Bbisiness Development

Group

Nitwork & Alliance

Group

Compliance & Risk Management

staff

Compliance & Corporate Support

Director

Finance & Administration

Director

Bisiness Director Assistant

Director

Risk Management Committeee Internal Audit Group

/SKAI

President Director

Sharia Supervisory Board Board of Commissioners Shareholders Meeting

ORGANIZATION CHART PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.


(45)

INTERNAL AUDIT GROUP / SKAI - Resident Auditor and Data Control - Financing and Treasury

- Administration and Information Technology System - Monitoring and Audit Analysis

CORPORATE SUPPORT GROUP - Communication and Public Relation - Corporate Legal and Investor Relation - Protocol air and Internal Relation - Corporate Planning

ADMINISTRATION GROUP - MIS and Tax

- Personnel Administration and Logistic - Information and Technology

- Technical Support and Data Center - Operation Supervision and SCP FINANCING SUPPORT GROUP - Financing Supervision

- F.I and Sharia Financial Institution - Financing Product Development BUSINESS UNITS

- Operational Head Office

- Coordinating Branches and Branches Office - DPLK

BUSINESS DEVELOPMENT GROUP - System Development and SOP

- Product Development and Maintenance - Treasury

NETWORK and ALLIANCE GROUP

- Network Alliance (POS, Da'i Muamalat, Pegadaian) - Shar-E and Gerai Optimizing


(46)

4.2. Hasil Pengolahan dan Analisis Data 4.2.1. Pengujian Kuesioner

Pengujian Kuesioner dilakukan terhadap jawaban 30 responden dengan melihat tingkat validasi dan reliabiliti alat ukur yang digunakan dalam kuesioner. Pada kuesiner terdapat dua jenis alat analisis yaitu alat analisis yang mengukur tingkat keyakinan dan alat analisis yang mengukur tingkat evaluasi (kepentingan). Kedua jenis alat analisis ini digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi sikap nasabah terhadap marketing mix Bank Muamalat Indonesia sedangkan untuk analisis faktor-faktor daya tarik marketing mix

dalam program pemasaran, digunakan alat analisis yang mengukur tingkat kepentingan. Atribut-atribut yang dianalisis dalam penelitian ini berasal dari pertimbangan 8 P dalam bauran pemasaran jasa (sevice marketing mix). Bentuk kuesioner pra pengujian dapat dilihat pada lampiran 2.

Korelasi product moment pearson menyatakan “valid” untuk 19 atribut, yaitu besarnya bagi hasil, merek, biaya administrasi, biaya potongan, keragaman produk dan layanan, kemudahan memperoleh layanan transaksi, jaringan ATM, bebas riba, keragaman fasilitas, besar setoran awal, lingkungan yang nyaman-rapi-bersih, pelayanan dalam membantu nasabah, kemudahan prosedur transaksi, kecepatan proses transaksi, sikap pegawai yang hangat-ramah-bersahabat, iklan, murni syariah, kecepatan dan kesigapan pelayanan, penjelasan yang baik dari costumer service. Atribut-atribut tersebut mempunyai nilai yang bervariasi untuk setiap pertanyaan berdasarkan penilaian skala. Nilai korelasi yang didapat lebih besar daripada nilai r tabel pada selang kepercayaan 95% yaitu sebesar 0.361, maka atribut pertanyaan tersebut sahih (valid). Dua atribut lainnya, yaitu souvenir

/ merchandise dan gedung, dinyatakan tidak valid karena nilai korelasi yang didapat tidak memenuhi batas r tabel sebesar 0.361. Hal ini berarti bahwa atribut tersebut tidak dipertimbangkan oleh


(47)

responden dan tidak. berpengaruh penting bagi sikap konsumen sehingga atribut tersebut direduksi (tidak lagi digunakan). Nilai validitas atribut pertanyaan pada kuesioner dapat dilihat pada lampiran 3.

Perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap seluruh atribut pada tingkat keyakinan dan tingkat evaluasi (kepentingan). Pengujian reliabilitas menggunakan teknik cronbach’s alpha menghasilkan nilai korelasi di atas r tabel sehingga kuesioner tersebut telah teruji keandalannya (reliabel). Uji reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada lampiran 4.

Kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya kemudian disebarkan kembali dengan tidak mengikutsertakan atribut yang telah direduksi. Bentuk kuesioner setelah pengujian dapat dilihat pada lampiran 5.

4.2.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hasil survei mengenai jenis kelamin responden terhadap 176 responden menunjukkan bahwa responden pria berjumlah 95 orang (54%) dan 81 orang (46%) adalah wanita. Data mengenai jenis kelamin responden dapat dilihat pada gambar 6.

Hasil survei mengenai usia responden menunjukkan bahwa kelompok usia 20-25 tahun sebanyak 40 orang (22.7%), usia 26-30

Gambar 6. Jenis Kelamin Responden

w anita 46% pria


(48)

tahun sebanyak 51 orang (29%), usia 31-55 tahun sebanyak 71 orang (40.3%), usia di atas 55 tahun sebanyak 3 orang (1.7%) dan usia di bawah 20 tahun sebanyak 1 orang (0.6%). Hal ini menunjukkan bahwa nasabah yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berusia 20-30 tahun, berjumlah 91 orang dan dikategorikan sebagai tahap dewasa awal (awal usia produktif), sedangkan nasabah yang dikategorikan sebagai remaja awal (usia kurang dari 20 tahun) hanya berjumlah satu orang. Data mengenai tingkatan usia responden dapat dilihat pada Gambar 7.

1

40

51

71

3

0

20

40

60

80

<20

20-25

26-30

31-55

>55

Usia

Fr

e

k

ue

n

s

i

Jenis pekerjaan responden yang terbesar adalah pegawai swasta yaitu sebanyak 101 orang (54.4%). Jenis pekerjaan lainnya adalah pegawai negeri sebanyak 16 orang (9.1%), wiraswasta sebanyak 13 orang (7.4%), pelajar/ mahasiswa sebanyak 10 orang (5.7%), ibu rumah tangga sebanyak 7 orang (4%), pemilik bisnis/ usaha sebanyak 6 orang (3.4%), pemilik modal/ investor sebanyak 1 orang (0.6%), dan lainnya (dokter, pengajar, wartawan, pensiunan, dan pegawai BUMN) sebanyak 13 orang (7.4%). Data mengenai jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada gambar 8.


(49)

16

101

13

7

10

6

1

13

0

20

40

60

80

100

120

p

eg.

n

ege

ri

pe

g.

s

w

a

s

ta

wi

ra

s

w

a

s

ta

ib

u

r

u

ma

h

tang

ga

p

e

la

ja

r/

m

a

h

a

si

sw

a

p

e

milik

b

isn

is/

u

sa

h

a

in

ve

st

o

r/

p

e

m

ilik

mo

d

a

l

la

in

n

ya

Pekerjaan

Fr

e

k

ue

ns

i

Data jenis pekerjaan kemudian dikelompokkan menjadi empat kelompok yang dimasukkan ke dalam kuadran Kiyosaki, yang terdiri dari: E (Employee) yaitu orang yang bekerja untuk orang lain atau memiliki perjanjian mengikat dengan organisasi yang mempekerjakan mereka, S (Self Employee) yaitu pekerja lepas atau orang yang bekerja untuk dirinya sendiri dan menjadi atasan (bos) atas dirinya, B (Busines Owner) yaitu pemilik bisnis atau orang yang memiliki sebuah sistem dan mempekerjakan orang lain untuk menjalankan bisnisnya, I (Investor) yaitu orang yang menanamkan sahamnya pada pekerjaan atau organisasi orang lain.

Berdasarkan survey kepada responden diketahui bahwa jenis pekerjaan terbanyak adalah dari golongan pegawai. Hal tersebut wajar, karena nasabah yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah nasabah pengumpulan dana, yaitu nasabah yang menyimpan dananya di bank (penabung) dan bukan nasabah pembiayaan, yang melakukan kontrak kerjasama dengan bank untuk menjalankan suatu usaha (bisnis). Data tentang pengelompokkan jenis pekerjaan responden ke dalam Kuadran Kiyosaki dapat dilihat pada gambar 9.


(1)

Telp./Hp :

Petunjuk : Mohon diisi dengan memberi tanda ( ) pada kolom/ kotak yang tersedia pada setiap pernyataan sesuai pilihan Anda.

BAGIAN I : PUBLIKASI

Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Bank Muamalat Indonesia? (jawaban boleh lebih dari satu)

TV Radio Majalah Koran Internet

Bentuk publikasi mana yang lebih Anda sukai? (jawaban boleh lebih dari satu) TV

Radio Majalah Koran Internet

yang dibebankan

5. Produk dan layanan sangat beragam

6. Kemudahan memperoleh

layanan transaksi di banyak tempat

7. Jaringan ATM-nya banyak 8. Adanya souvenir/merchandise

yang diberikan pihak bank 9. Bebas riba

10. Fasilitas transaksi yang dapat diperoleh beragam, seperti ATM, phone banking, dsb. 11. Gedung BMI yang megah dan

bagus

12. Besar setoran awal untuk membuka tabungan rendah 13. Lingkungan BMI nyaman,

rapi, dan bersih

14. Pegawai BMI memberikan

pelayanan yang baik dalam membantu nasabah

15. Prosedur bertransaksi mudah 16. Proses transaksi cepat 17. Pegawai BMI bersikap hangat,

ramah, dan bersahabat

18. Iklan BMI menarik

19. BMI menerapkan sistem yang

murni syariah

20. Pelayanan cepat dan sigap

(tanggap)

21. Costumer service menjelaskan dengan baik tentang produk bank yang ditawarkan

Spanduk Brosur

Sponsor suatu acara Keluarga

Teman, relasi

Penjelasan dari Costumer Service

Dari ceramah dan pengajian Tokoh masyarakat/ ulama Lainnya (sebutkan)...

Spanduk Brosur

Sponsor suatu acara Keluarga

Teman, relasi

Penjelasan dari Costumer Service

Dari ceramah dan pengajian Tokoh masyarakat/ ulama Lainnya (sebutkan)...


(2)

BAGIAN III : TINGKAT EVALUASI

Seberapa pentingkah atribut-atribut ini bagi Anda?

No. Atribut 1

sangat tidak penting 2 tidak penting 3 kurang penting 4 cukup penting 5 penting 6 sangat penting

1. Besarnya bagi hasil yang ditawarkan sesuai

2. Merek ”Bank Muamalat Indonesia” sudah terpercaya. 3. Biaya administrasi yang

rendah

4. Rendahnya biaya potongan

yang dibebankan

5. Produk dan layanan sangat beragam

6. Kemudahan memperoleh

layanan transaksi di banyak tempat

7. Jaringan ATM-nya banyak 8. Adanya souvenir/merchandise

yang diberikan pihak bank 9. Bebas riba

10. Fasilitas transaksi yang dapat diperoleh beragam, seperti ATM, phone banking, dsb. 11. Gedung BMI yang megah dan

bagus

12. Besar setoran awal untuk membuka tabungan rendah 13. Lingkungan BMI nyaman,

rapi, dan bersih

14. Pegawai BMI memberikan

pelayanan yang baik dalam membantu nasabah

15. Prosedur bertransaksi mudah 16. Proses transaksi cepat 17. Pegawai BMI bersikap hangat,

ramah, dan bersahabat

18. Iklan BMI menarik

19. BMI menerapkan sistem yang

murni syariah

20. Pelayanan cepat dan sigap

(tanggap)

21. Costumer service menjelaskan dengan baik tentang produk bank yang ditawarkan

BAGIAN IV : PROFIL RESPONDEN

1. Usia:

a. Kurang dari 20 tahun c. 25–30 tahun e. diatas 55 tahun b. 20–25 tahun d. 30–55 tahun

2. Pekerjaan:

a. Pegawai Negeri d. Ibu Rumah Tangga g. Investor /pemilik modal b. Pegawai Swasta e. Pelajar/Mahasiswa h. Belum bekerja c. Wiraswasta f. Pemilik bisnis / usaha i. Lainnya (sebutkan) ... 3. Besar pengeluaran per bulan:

a. < Rp 500.000 d. Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 e. > Rp 5 juta

c. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 4. Pendidikan terakhir:

a. SD c. SMU e. Sarjana

b. SMP d. Diploma f. Lainnya (sebutkan) ...

5. Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Sdr/i berkunjung (bertransaksi) dengan Bank Muamalat Indonesia?

a. < 1 bulan c. 6 bulan – 1 tahun e. 1,5 – 2 tahun b. 1 bulan – 6 bulan d. 1 – 1,5 tahun f. > 2 tahun

6. Apa jenis simpanan Bapak/Ibu/Sdr/i di Bank Muamalat Indonesia? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Tabungan c. Giro

b. Deposito d. Lainnya (sebutkan) ... 7. Fasilitas yang digunakan :

a. ATM e. Pembayaran otomatis tagihan bulanan (listrik,HP,dll) b. Kartu debit f. Transfer antar bank

c. Phone banking g. Lainnya (sebutkan) ... d. Penyaluran otomatis atas Zakat, infaq, shadaqah

8. Seberapa sering Bapak/Ibu/Sdr/i berkunjung (bertransaksi) dengan Bank Muamalat Indonesia?

a. Seminggu 2 kali d. Sebulan sekali g. 4 s.d 6 bulan sekali b. Seminggu 1 kali e. 2 bulan sekali h. 6 s.d 12 bulan sekali c. 2 minggu sekali f. 3 bulan sekali i. > 12 bulan sekali Saran untuk Bank Muamalat Indonesia ?

... ... ...

Terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. wb.


(3)

Telp./Hp :

Petunjuk : Mohon diisi dengan memberi tanda ( ) pada kolom/ kotak yang tersedia pada setiap pernyataan sesuai pilihan Anda.

BAGIAN I : PUBLIKASI

Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Bank Muamalat Indonesia? (jawaban boleh lebih dari satu)

TV Radio Majalah Koran Internet

Bentuk publikasi mana yang lebih Anda sukai? (jawaban boleh lebih dari satu) TV

Radio Majalah Koran Internet

yang dibebankan

5. Produk dan layanan sangat beragam

6. Kemudahan memperoleh

layanan transaksi di banyak tempat

7. Jaringan ATM-nya banyak 8. Bebas riba

9. Fasilitas transaksi yang dapat diperoleh beragam, seperti ATM, phone banking, dsb. 10. Besar setoran awal untuk

membuka tabungan rendah 11. Lingkungan BMI nyaman,

rapi, dan bersih

12. Pegawai BMI memberikan

pelayanan yang baik dalam membantu nasabah

13. Prosedur bertransaksi mudah 14. Proses transaksi cepat 15. Pegawai BMI bersikap hangat,

ramah, dan bersahabat

16. Iklan BMI menarik

17. BMI menerapkan sistem yang

murni syariah

18. Pelayanan cepat dan sigap

(tanggap)

19. Costumer service menjelaskan dengan baik tentang produk bank yang ditawarkan

Spanduk Brosur

Sponsor suatu acara Keluarga

Teman, relasi

Penjelasan dari Costumer Service

Dari ceramah dan pengajian Tokoh masyarakat/ ulama Lainnya (sebutkan)...

Spanduk Brosur

Sponsor suatu acara Keluarga

Teman, relasi

Penjelasan dari Costumer Service

Dari ceramah dan pengajian Tokoh masyarakat/ ulama Lainnya (sebutkan)...


(4)

BAGIAN III : TINGKAT EVALUASI

Seberapa pentingkah atribut-atribut ini bagi Anda?

No. Atribut 1

sangat tidak penting 2 tidak penting 3 kurang penting 4 cukup penting 5 penting 6 sangat penting

1. Besarnya bagi hasil yang ditawarkan sesuai

2. Merek ”Bank Muamalat Indonesia” sudah terpercaya. 3. Biaya administrasi yang

rendah

4. Rendahnya biaya potongan

yang dibebankan

5. Produk dan layanan sangat beragam

6. Kemudahan memperoleh

layanan transaksi di banyak tempat

7. Jaringan ATM-nya banyak 8. Bebas riba

9. Fasilitas transaksi yang dapat diperoleh beragam, seperti ATM, phone banking, dsb. 10. Besar setoran awal untuk

membuka tabungan rendah 11. Lingkungan BMI nyaman,

rapi, dan bersih

12. Pegawai BMI memberikan

pelayanan yang baik dalam membantu nasabah

13. Prosedur bertransaksi mudah 14. Proses transaksi cepat 15. Pegawai BMI bersikap hangat,

ramah, dan bersahabat

16. Iklan BMI menarik

17. BMI menerapkan sistem yang

murni syariah

18. Pelayanan cepat dan sigap

(tanggap)

19. Costumer service menjelaskan dengan baik tentang produk bank yang ditawarkan

BAGIAN IV : PROFIL RESPONDEN

9. Usia:

a. Kurang dari 20 tahun c. 25–30 tahun e. diatas 55 tahun b. 20–25 tahun d. 30–55 tahun

10. Pekerjaan:

a. Pegawai Negeri d. Ibu Rumah Tangga g. Investor /pemilik modal b. Pegawai Swasta e. Pelajar/Mahasiswa h. Belum bekerja c. Wiraswasta f. Pemilik bisnis / usaha i. Lainnya (sebutkan) ... 11. Besar pengeluaran per bulan:

a. < Rp 500.000 d. Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 e. > Rp 5 juta

c. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 12. Pendidikan terakhir:

a. SD c. SMU e. Sarjana

b. SMP d. Diploma f. Lainnya (sebutkan) ...

13. Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Sdr/i berkunjung (bertransaksi) dengan Bank Muamalat Indonesia?

a. < 1 bulan c. 6 bulan – 1 tahun e. 1,5 – 2 tahun b. 1 bulan – 6 bulan d. 1 – 1,5 tahun f. > 2 tahun

14. Apa jenis simpanan Bapak/Ibu/Sdr/i di Bank Muamalat Indonesia? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Tabungan c. Giro

b. Deposito d. Lainnya (sebutkan) ... 15. Fasilitas yang digunakan :

a. ATM e. Pembayaran otomatis tagihan bulanan (listrik,HP,dll) b. Kartu debit f. Transfer antar bank

c. Phone banking g. Lainnya (sebutkan) ... d. Penyaluran otomatis atas Zakat, infaq, shadaqah

16. Seberapa sering Bapak/Ibu/Sdr/i berkunjung (bertransaksi) dengan Bank Muamalat Indonesia?

a. Seminggu 2 kali d. Sebulan sekali g. 4 s.d 6 bulan sekali b. Seminggu 1 kali e. 2 bulan sekali h. 6 s.d 12 bulan sekali c. 2 minggu sekali f. 3 bulan sekali i. > 12 bulan sekali Saran untuk Bank Muamalat Indonesia ?

... ... ...

Terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. wb.


(5)

(6)