Kepengurusan Pemberdayaan Masyarakat Miskin Sekitar Hutan Melalui Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat

55 Berdasarkan hasil penelitian, maka kapasitas Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH di Desa Tonjong dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Kepengurusan

Kepengurusan Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH di Desa Tonjong dibentuk setelah melalui berbagai tahapan kegiatan, yaitu : - Tahap awal yaitu sosialisasi program PHBM yang dilaksanakan oleh Perum Perhutani yang dihadiri oleh aparat desa, LPM, BPD dan perwakilan masyarakat desa di sekitar hutan. Kegiatan ini dilakukan pada awal bulan Juli 2004 yang bertujuan untuk membuka wawasan masyarakat desa tentang program PHBM. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan DS selaku ASPERBKPH Pengarasan yang menjelaskan : Pelaksanaan PHBM di Desa Tonjong diawali dengan kegiatan sosialisasi tentang Program PHBM yang dihadiri berbagai unsur dalam masyarakat yang terkait dengan Program PHBM. Dengan sosialisasi ini diharapkan masyarakat memahami tentang program PHBM dan peran serta tanggung jawabnya dalam program ini. Setelah kegiatan sosialisasi ini juga diharapkan masyarakat dapat membentuk LMDH tingkat Desa. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Ks yang merupakan PJS Kepala Desa dan Penasehat LMDH Desa Tonjong yang menyatakan ..... pembentukkan LMDH “Wana Bhakti” Desa Tonjong ..... bahwa pada awalnya dilaksanakan kegiatan sosialiasi tentang program PHBM oleh Perum Perhutani yang dilaksanakan kalau tidak salah pada sekitar Bulan Juli 2004 ...... - Kegiatan selanjutnya berupa pertemuan yang diselenggarakan aparat desa pada pertengahan Bulan Juli 2004 yang dihadiri oleh LPM, BPD dan perwakilan masyarakat desa di sekitar hutan. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk LMDH Desa Tonjong dan memilih kepengurusan LMDH Desa Tonjong. Kegiatan ini berhasil membentuk LMDH Desa Tonjong dengan nama LMDH “Wana Bhakti” dan menyusun kepengurusan LMDH. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Ks yang menjelaskan bahwa : 56 Pembentukkan LMDH dilakukan pertengahan Juli 2004 yang dihadiri oleh aparat desa, tokoh masyarakat pengurus LPM dan BPD, kepada dukuh dan perwakilan masyarakat Dukuh Pecangakan, Karanganjog, Mingkrik. - Pembentukkan LMDH “Wana Bhakti” dan kepengurusan tersebut kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Kepala Desa Tonjong Nomor 1400182004 tanggal 29 Juli 2004 dan selanjutnya dengan difasilitasi pihak Perum Perhutani dikukuhkan dengan Akta Notaris Nomor : 36L2004 tanggal 29 Desember 2004. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Tonjong Nomor 1400182004 tanggal 29 Juli 2004 tentang Pembentukkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH Susunan Keanggotaan Pengurus Lembag Masyarakat Desa Hutan LMDH “Wana Bhakti” antara lain : Pelindung : Kepala Desa Penasehat : Kusnadi Ketua : Wasto Wakil Ketua : Rojikin Sekretaris : Syahroni Bendahara : Slamet Seksi-seksi a. Perencanaan : Abdul Salam b. Sarana dan prasarana : Toyib c. Tanamanpemeliharaan tanaman : Sail d. Budidaya hutan : Mardi e. Keamanan : Siswanto f. Membagi hasil : Roipin AnggotaPembantu Umum : - Toyibin - Sukiman - Duki - Dakir - Rosidi - Jamal - Sachroni - Rohidin 57 - Sulemi - Sutarno - Warno - Dakim - Kastubi - Suardi Berkaitan dengan struktur kepengurusan beberapa informan menyatakan bahwa struktur kepengurusan dalam LMDH “Wana Bhakti” telah mewakili unsur- unsur yang ada dalam masyarakat. Ks selaku PJS Kepala Desa Tonjong menyatakan : Pengurus LMDH diambil dari semua unsur dalam masyarakat. Dari unsur aparat bertujuan agar dapat berhubungan dengan pemerintah di tingkat kecamatan atau kabupaten. Dari unsur organisasi LPM dan BPD diharapkan dapat memimpin dan mengorganisir masyarakat. Dari unsur kepala dusun dan masyarakat sekitar hutan karena merupakan sasaran utama dari program PHBM. Wt selaku Ketua LMDH juga menyatakan bahwa : Berkaitan dengan personel kepengurusan informan menjelaskan bahwa secara umum sebenarnya personel kepengurusan sudah lengkap, artinya semua unsur yang terkait dalam pengelolan sumberdaya hutan sudah terlibat. Perwakilan dari aparat desa dan organisasi lokal sudah ada, sedangkan yang menyangkut sasaran utama program yaitu masyarakat sekitar hutan sudah terwakili dengan adanya kepala dukuh dan sebagian masyarakat yang terlibat dalam kepengurusan. Berdasarkan pernyataan kedua informan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa struktur kepengurusan dalam LMDH “Wana Bhakti” ternyata telah mewakili unsur- unsur yang ada dalam masyarakat Desa Tonjong. Unsur-unsur yang terlibat dalam kepengurusan tersebut antara lain : - Kepala Desa sebagai pelindung dalam kepengurusan bersumber dari unsur kepemimpinan formal aparat desa di Desa Tonjong. Dengan keterlibatan Kepala Desa tersebut diharapkan dapat menjembatani kepentingan masyarakat desa dengan pihak pemerintah baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten serta dengan pihak Perum Perhutani. - Unsur organisasi di tingkat lokal diwakili oleh adanya pengurus Badan Perwakilan Desa BPD dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM. Unsur BPD dalam kepengurusan diwakili oleh Bapak Kusnadi sebagai penasehat LMDH yang juga merupakan Ketua BPD yang diharapkan dapat 58 memberikan dukungan bagi pengembangan LMDH. Sedangkan Bapak Wasto sebagai ketua LMDH merupakan pengurus LPM yang diharapkan dapat memimpin dan mengorganisir kepengurusan LMDH dan masyarakat desa sekitar hutan dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam Program PHBM. - Unsur masyarakat desa di sekitar hutan diwakili oleh kepala dukuh dan masyarakat desa sekitar hutan yaitu di wilayah Dukuh Mingkrik, Karanganjok dan Pecangakan yang menjabat sebagai seksi-seksi dan anggotapembantu umum. Dengan posisi tersebut diharapkan mereka dapat berperan penting dan memberikan kontribusiperanserta yang besar dalam pengelolaan sumberdaya hutan melalui program PHBM. Adanya keterlibatan semua unsur dalam masyarakat seharusnya dapat mendukung pelaksanaan kegiatan dan program kerja LMDH. Namun demikian, kenyataan dilapangan menunjukkan saat ini kondisi kepengurusan LMDH dapat dikatakan tidak aktif. Hal tersebut didasari oleh : - Pertemuan pengurus yang direncanakan dilaksanakan setiap bulan sudah tidak berjalan lagi. Pertemuan pengurus hanya dilaksanakan pada bulan-bulan awal pembentukkan pada saat perencanaan program. Tidak berjalannya kegiatan pertemuan bulanan pengurus dikarenakan kesibukan kegiatan pengurus khususnya ketua LMDH dan tidak adanya pendanaan untuk kegiatan tersebut. Kondisi tersebut sejalan dengan pernyataan Wt yang menyampaikan : Memang pada awal pendirian LMDH pernah beberapa kali diadakan pertemuan pengurus dalam rangka membahas rencana program kerja. Pertemuan dengan masyarakat juga pernah dilakukan pada saat persiapan kegiatan pamswakarsa. Namun sekarang pertemuan tersebut tidak bisa lagi dilaksanakan disamping karena kesibukan aktifitas saya juga karena untuk melakukan pertemuan juga kan memerlukan biaya. - Program kerja yang telah direncanakan sebagian besar tidak terlaksana karena berbagai kendala. Program kerja yang dapat dilaksanaan hanya sosialisasi dan penerangan kepada warga masyarakat tentang pelestarian hutan yang dilaksanakan pengurus melalui media pengajian dan jamiaahan. Namun demikian kegiatan tersebut hanya dilaksanakan pada awal terbentuknya LMDH. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ks, yaitu : 59 Pengurus mengambil langkah awal untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang LMDH dan pentingnya menjaga kelestarian dan keamanan hutan dari pencurian dan pengrusakan. Sosialisasi itu dilaksanakan selama 2 dua bulan melalui media pengajian dan jamiahan, karena pertimbangan tidak mengeluarkan biaya. Kenyataan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Wt yang menyampaikan bahwa : Kegiatan awal yang dilakukan pengurus adalah melakukan sosialisasi tentang pelestarian hutan kepada masyarakat Dukuh Mingkrik, Karanganjog dan Pecangakan. - Administrasi kepengurusan, kas organisasi dan buku anggota tidak berjalan, hal ini disebabkan tidak adanya pendanaan baik dari internal anggota dan belum bisanya pengurus dalam mengakses dana-dana yang bersumber dari pihak Perum Perhutani. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Wt yang menyatakan bahwa : Pada awal kepengurusan telah dilakukan pendataan masyarakat yang dimungkinkan bisa menjadi anggota yang dilakukan oleh Bapak Syahroni selaku sekretaris LMDH. Berkas tersebut sekarang masih tersimpan pada sekretaris. Sedangkan mengenai buku anggota dan agenda kegiatan sekarang masih disimpan di informan dan belum diapa-apakan karena kondisi kepengurusan tidak aktif sehingga pengelolaan administrasi juga tidak berjalan. Walaupun secara umum kondisi kepengurusan LMDH tidak aktif, namun ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota pengurus, antara lain : - Aktifitas perwakilan pengurus dalam menghadiri undangan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perum Perhutani dan kegiatan rutin pertemuan Forum Komunikasi Tingkat Kecamatan yang dilaksanakan setiap 2 bulan sekali. Biasanya setiap pertemuan tersebut dihadiri oleh Ks selaku penasehat LMDH. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ks yang menyebutkan : Jangankan untuk menjalankan roda kepengurusan LMDH, untuk menghadiri undangan kegiatan Perum Perhutani ataupun Forum Komunikasi LMDH tingkat Kecamatan kadang-kadang harus diwakili oleh saya. 60 Pernyataan tersebut juga diperkuat penjelasan Wt yang menyatakan bahwa : Pak Kusnadi merupakan salah satu pengurus yang masih aktif dan sering mewakili LMDH Tonjong untuk menghadiri undangan Perum Perhutani dan pertemuan dengan LMDH-LMDH lain di kecamatan. - Aktifitas beberapa pengurus dan anggota masyarakat desa sekitar hutan dalam melakukan pemeliharaan dan pengamanan tanaman hutan. Aktifitas tersebut dilakukan masyarakat karena mereka juga sekaligus mengelola lahan sekitar hutan dengan tanaman palawija singkong, pisang, kacang tanah, jagung. Masyarakat desa sekitar hutan disamping mengolah lahan sekitar hutan juga sekaligus ikut merawat dan menjaga tanaman hutan. Hal tersebut seperti diungkapkan Sl yang merupakan salah satu pengurus LMDH seksi tanamanpemeliharaan tanaman dan merupakan Ketua Dukuh Karanganjog yang menyatakan : Saya bersama sebagian masyarakat di dukuh saya masih melakukan aktifitas dalam mengolah lahan sekitar hutan. Seperti dikatakan Pak Sekdes bahwa pada awalnya yang mengolah lahan kurang lebih sekitar 60 orang. Pada awalnya mereka juga dulunya pernah dilibatkan sebagai buruh tanam oleh Perum Perhutani. Seiring tanaman makin besar diantara mereka ada yang masih mengolah khususnya dengan tanaman singkong, jagung, dll. Pernyataan tersebut juga diperkuan penjelasan Ks yang mengatakan bahwa : Melalui program PHBM Perum Perhutani telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada masyarakat untuk mengelola lahan sekitar hutan dengan tanaman yang menghasilkan dan hasilnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tambahan pendapatan bagi mereka. Disamping itu juga Perum Perhutani mengharapkan kepada masyarakat agar ikut menjaga dan merawat hutan. Karena masyarakat merasakan me ndapat manfaat maka mereka secara bertanggung jawab dan sukarela ikut menjaga dan merawat hutan.

2. Kepemimpinan