88
2. Kepercayaan trust
Adanya perwujudan kepercayaan trust ditunjukkan dari adanya kepercayaan Perum Perhutani kepada masyarakat sehingga memberi
kesempatan kepada masyarakat untuk ikut mengolah lahan sekitar hutan. Pemberian kesempatan kepada masyarakat sebagai perwujudan peran dan
tanggung jawab Perum Perhutani dalam memberdayakan dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di sekitar hutan dengan
menyediakan sumber-sumber penghasilan bagi peningkatan pendapatan masyarakat.
Kenyataan di atas diperkuat dengan pernyataan PR selaku Mantri Kehutanan KRPH Tonjong yang menyatakan :
Kebijakan Perhutani yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengolah lahan sekitar hutan merupakan kebijakan
sementara dimana masyarakat diberi kesempatan tersebut paling tidak selama 2-3 tahun. Akan tetapi selama ini sudah lebih dari 5
lima tahun mereka tetap kami beri kesempatan karena kami juga memahami kondisi mereka yang berada dalam kesusahan. Akan
tetapi kami juga selalu memberi pengarahan kepada mereka agar ikut juga merawat dan menjaga kelestarian tanaman pokok jati.
Dan selama ini mereka juga mengikuti himbauan kami jadi selama ini belum terjadi masalah.
Pernyataan di atas juga didukung pernyataan Wl selaku masyarakat miskin sekitar hutan yang menyatakan :
Saya merasakan manfaat hutan yang diperoleh dari hasil tanaman yang saya kelola. Oleh karena itu, ketika Pak Mantri memberikan
pengarahan agar ikut menjaga dan marawat hutan, maka secara sukarela dan bertanggung jawab saya menyanggupinya.
3. Hubungan saling menguntungkan
Adanya kerjasama dan kepercayaan diantara masyarakat dan Perum Perhutani menimbulkan adanya hubungan saling menguntungkan diantara
kedua belah pihak. Masyarakat mendapatkan manfaat penghasilan dari hasil tanaman yang mereka olah di lahan sekitar hutan. Sementara Perum Perhutani
mendapat manfaat dimana masyarakat ikut merawat dan menjaga keamanan hutan sehingga produktifitas hasil hutan dapat lebih meningkat.
89 Kondisi di atas sesuai dengan pernyataan PR selaku Mantri Kehutanan
KRPH Tonjong yang menyatakan : Yang terpenting dari program ini adalah adanya manfaat yang
dirasakan masyarakat dari hutan yang ada disekitarnya. Dan tujuan ini bisa sedikit tercapai karena masyarakat bisa mendapatkan
manfaat dari tanaman yang dikelolanya di lahan sekitar hutan. Ini merupakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara
masyarakat dan Perum Perhutani. Karena bagi Perhutani peranserta masyarakat sangat dibutuhkan dalam ikut merawat dan menjaga
tanaman kayu jati, sehingga diharapkan produktifitasnya lebih meningkat dengan berkurangnya pencurian dan kerusakan
tanaman.
Pendapat tersebut juga dibenarkan Wt selaku Ketua LMDH yang menyatakan :
Saat ini masyarakat lebih banyak berperan dalam memelihara dan menjaga kelestarian hutan. Hal itu mereka lakukan karena mereka
merasakan manfaat yang diperoleh dari aktifitas mengolah lahan sekitar hutan dengan tanaman yang menghasilkan. Dan mudah-
mudahan kondisi ini bisa tetap berlangsung karena memberikan keuntungan bersama baik bagi masyarakat maupun Perum
Perhutani.
PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT PHBM
Proses Penyusunan Rencana Program
Pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat PHBM di tingkat Desa Tonjong ternyata menghadapi berbagai macam kendala dan masalah.
Adanya kendala dan masalah baik yang dihadapi pengurus LMDH maupun masyarakat miskin di sekitar hutan mengakibatkan program kerja tidak terlaksana
sesuai rencana. Sehingga manfaat dan hasil yang dicapai dari pelaksanaan kerjasama pengelolaan sumberdaya hutan antara pihak Perum Perhutani dan
masyarakat LMDH belum dapat dirasakan secara maksimal baik oleh pengurus maupun masyarakat. Berdasarkan adanya berbagai masalah yang muncul dan
terungkap dari hasil wawancara, diskusi kelompok, FGD tingkat masyarakat selanjutnya pengkaji bersama pihak-pihak terkait pengurus LMDH, aparat desa,
Perum Perhutani dan masyarakat sepakat mengadakan pertemuan untuk menyusun rencana program aksi.
Pada pertemuan penyusunan rencana program aksi yang berlangsung pada hari Jumat tanggal 28 Juli 2006 pukul 14.00 – 16.00 WIB dihadiri oleh pengurus
LMDH dan perwakilan masyarakat, aparat desa serta pihak Perum Perhutani. Pertemuan ini bertujuan sebagai salah satu upaya untuk Pengembangan
Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM Desa Tonjong. Pada pertemuan FGD tingkat masyarakat yang dihadiri oleh masyarakat
miskin sekitar hutan yang melakukan usaha pengelolaan lahan sekitar hutan, berhasil mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi masyarakat, faktor
penyebab, potens i dan alternatif pemecahan masalah. Hasil pertemuan tersebut kemudian disampaikan pada saat pertemuan FGD dalam rangka menyusun
rencana program aksi. Pada saat pertemuan penyusunan rencana program aksi muncul kesadaran
semua pihak bahwa untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi diperlukan dukungan semua pihak sehingga
alternatif pemecahan masalah dan rencana program aksi dapat dirumuskan dengan
91 lebih komprehensif dan dapat memecahkan masalah. Secara keseluruhan
pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa diperlukan strategi penguatan kapasitas LMDH sebagai sarana aspirasi dan partisipasi warga masyarakat serta penguatan
kapasitas individu masyarakat miskin itu sendiri.
Identifikasi Masalah, Penyebab dan Potensi
Berdasarkan hasil wawancara, diskusi kelompok, FGD tingkat masyarakat dan FGD dalam rangka penyusunan program rencana aksi, dapat diidentifikasi
bahwa masalah, penyebab dan potensi yang dirasakan adalah sebagai berikut :
1. Kondisi kepengurusan LMDH yang tidak aktif