76
Performa Kelembagaan PHBM
Di dalam kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM terdapat beberapa pihak yang terlibat di dalamnya yaitu Perum Perhutani, LMDH
dan masyarakat di sekitar hutan serta aparat pemerintah desa. Berdasarkan hasil penelitian performa kelembagaan PHBM dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu :
1. Program kerja
Program kerja disusun dengan melibatkan berbagai unsur yang terlibat dalam kelembagaan PHBM yang tentunya didasarkan pada kondisi dan potensi
pangkuan hutan dan karakteristik masyarakat setempat. Program kerja disusun dalam upaya untuk mengelola secara menyeluruh setiap tahapan kegiatan
pengelolaan hutan selama 1 satu daur tanaman jati 40 tahun dari tahap penanaman, penjarangan dan tebang habis tegakan pohon hutan. Akan tetapi
dikarenakan kondisi hutan di Desa Tonjong merupakan tanaman muda penanaman tahun 2000, 2001, 2003 maka dari ketiga tahapan tersebut hanya
tahap penjarangan tanaman yang bisa dilaksanakan. Keterlibatan berbagai unsur terkait dalam penyusunan program kerja
disampaikan beberapa informan antara lain : § DN AsperKBKPH Pengarasan
Pengurus dan Perum Perhutani bersama-sama menyusun Program Kerja yang dituangkan dalam Renstra. Kerjasama pengelolaan
sumberdaya hutan di wilayah Desa Tonjong kemudian diformalkan dalam Surat Perjanjian Kerjasama antara Perum Perhutani dan LMDH
yang kemudian dikukuhkan dalam Akta Notaris.
§ Ks PJS Kepala Desa TonjongPenasehat LMDH Pada Bulan Desember 2004 dilaksanakan kegiatan penyusunan
program kerja bersama yang dihadiri Perum Perhutani Asper dan Mantri Kehutanan, aparat desa dan pengurus LMDH. Pada pertemuan
tersebut banyak rencana program kerja yang disampaikan pengurus. Setelah disesuaikan dengan kegiatan Perum Perhutani maka program
kerja yang dirumuskan antara lain : pamswakarsa, penjarangan hutan, penggemukan kambing dan tumpangsari. Program kerja tersebut
sudah mewakili kepentingan kedua belah pihak dan yang terpenting diharapkan manfaat yang dirasakan amat besar dapat diperoleh
masyarakat miskin yang tinggal di sekitar hutan.
77 § Wt Ketua LMDH Desa Tonjong
Proses penyusunan program kerja dilakukan bersama-sama antara LMDH dengan Perum Perhutani. Pada saat itu beberapa program kerja
banyak ditawarkan oleh pengurus akan tetapi harus juga disesuaikan dengan kepentingan Perum Perhutani, sehingga diharapkan
kepentingan kedua belah pihak dapat terwakili. Program kerja yang disepakati : pamswakarsa, penjarangan hutan, penggemukan kambing
dan tumpangsari.
Penyusunan program kerja PHBM dilaksanakan pada awal Bulan Desember 2004 yang melibatkan Perum Perhutani dan Pengurus LMDH “Wana Bhakti”.
Program kerja tersebut kemudian dituangkan dalam “Rencana Strategi Lima Tahun Renstra Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat PHBM
Tahun 2005-2009. Secara terinci program kerja 5 lima tahun tersebut dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 10 Rencana Kerjasama Pengelolaan Hutan
LMDH “Wana Bhakti” Desa Tonjong Tahun 2005-2009
No. Tahun Kegiatan
Volume Sumber Dana
1. 2005
- Pamswakarsa - Penjarangan
- Penggemukan Kambing - Tumpangsari
20 orang 9,60 hektar
12 ekor -
- Perum Perhutani - Bagi hasil
- Swadaya PUKK - Masyarakat
2. 2006
- Penjarangan - Tumpangsari
69,10 hektar -
- Bagi hasil - Masyarakat
3. 2007
- Penjarangan 25,60 hektar - Bagi hasil
4. 2008
- Penjarangan 9,60 hektar
- Bagi hasil 5.
2009 - Penjarangan
69,10 hektar - Bagi hasil
Sumber : Renstra LMDH “Wana Bhakti”
Walaupun program kerja telah tersusun dalam renstra dan disusun dengan melibatkan berbagai pihak LMDH dan Perum Perhutani, namun pada
pelaksanaannya setelah berjalan 2 tahun 2005-2006 tidak dapat terlaksana dengan baik sesuai rencana. Hal tersebut disebabkan berbagai kendala yaitu tidak
aktifnya kepengurusan LMDH dan potensi tanaman hutan di wilayah pangkuan Desa Tonjong yang masih muda sehingga belum dapat menghasilkan sesuai yang
diharapkan.
78 Penjelasan tentang pelaksanaan program kerja dan kendala yang dihadapi
dapat dijelaskan sebagai berikut : a
Pamswakarsa Berkaitan dengan kegiatan pamswakarsa beberapa
informan menyatakan :
§ DN AsperKBKPH Pengarasan Pada awal 2005 Pak Mantri pernah menyampaikan kalau Pengurus
LMDH Pak Wasto pernah mengajukan dana pamswakarsa tetapi tidak dilanjutkan lagi karena dananya terlalu kecil katanya.
§ Ks PJS Kepala Desa TonjongPenasehat LMDH Upaya pengurus selanjutnya adalah merealisasikan kegiatan
pamswakarsa, namun sepertinya gagal dan tidak berlanjut karena dana yang bersumber dari Perum Perhutani sepertinya tidak cukup
untuk operasionalisasi kegiatan bagi 20 orang pertugas pamswakarsa.
§ Wt Ketua LMDH Desa Tonjong Berkaitan dengan pamswakarsa, saya dengan seksi keamanan
pernah mengumpulkan 20 orang yang tinggal di sekitar hutan dan mereka bersedia. Selanjutnya saya menghubungi Perum Perhutani
untuk menyampaikan kesediaan masyarakat. Perum Perhutani mendukung kesediaan masyarakat dan siap memberikan
pengarahan tentang tata cara pengamanan hutan. Perum Perhutani juga menyediakan dana bagi masyarakat sebesar Rp. 600.000,00
perbulan. Namun, ketika informasi dari Perum Perhutani disampaikan kepada masyarakat, sebagian besar menganggap dana
tersebut tidak sebanding dengan beratnya beban dan tanggung jawab. Dan akhirnya kegiatan ini tidak bisa dijalankan.
§ PR Mantri KehutananKRPH Tonjong Memang pada awal pelaksanaan kegiatan sekitar awal 2005, Pak
Wasto pernah menemui saya untuk merealisasikan program pamswakarsa. Pada saat itu saya menyatakan siap mendukung dan
membantu. Untuk pelaksanaan kegiatan tersebut Perum Perhutani menyediakan dana operasional sebesar Rp. 600.000,00 tentunya
dengan syarat kegiatan tersebut harus dilaksanakan dahulu. Namun pada saat itu juga, menurut pemikiran dan perhitungan Pak Wasto
sepertinya sangat sedikit dan sulit untuk dikelola. Dan ketika Pak Wasto menyampaikan kepada warga, sebagian juga menganggap
terlalu kecil dibandingkan dengan tanggung jawabnya. Dan akhirnya kegiatan tersebut tidak dilanjutkan.
79 Untuk pelaksanaan kegiatan pamswakarsa pengamanan hutan, pihak
pengurus telah menunjuk dan memilih 20 orang yang berdomisili di sekitar hutan untuk melakukan kegiatan patroli pengamanan hutan. Pendanaan
kegiatan tersebut berasal dari Perum Perhutani yaitu sebesar Rp. 600.000,00 perbulan. Pada tahap selanjutnya pengurus mengumpulkan 20 orang yang
telah ditunjuk guna menginformasikan tugas dan dana operasiona l kegiatan. Namun, setelah mendapat informasi tersebut sebagian besar menganggap
dana tersebut terlalu kecil dibanding dengan beratnya kegiatan dan tanggung yang mereka emban, sehingga selanjutnya mereka mundur. Karena berbagai
pertimbangan tersebut, selanjutnya pengurus memutuskan untuk tidak melaksanakan kegiatan tersebut dan tidak mengajukan dana pamswakarsa
kepada Perum Perhutani. b
Penggemukan kambing Berkaitan dengan program kegiatan penggemukan kambing beberapa
informan menyatakan : § DN AsperKBKPH Pengarasan
Pengurus LMDH juga pernah menanyakan bagaimana prosedur pengajuan dana PUKK, kemudian disampaikan bahwa persyaratan
pengajuan dana PUKK adalah LMDHnya harus aktif dulu atau ada beberapa program kerja yang sudah dijalankan misalnya
pamswakarsa. Sela njutnya pengurus mengajukan proposal kegiatan usaha ekonomis produktif dan dana yang tersedia sebesar
Rp. 5.000.000,00-an untuk pengajuan awal. Karena belum ada kegiatan yang terrealisir akhirnya pengurus tidak jadi mengajukan
proposal.
§ Ks PJS Kepala Desa TonjongPenasehat LMDH Tidak terlaksananya kegiatan pamswakarsa mengakibatkan
pengurus tidak bisa mengakses dana bergulir untuk penggemukan kambing, karena kepengurusan dianggap tidak aktif dan tidak ada
program yang terealisir.
§ Wt Ketua LMDH Desa Tonjong Program kegiatan penggemukkan kambing tidak bisa dilaksanakan
karena sumber dana berasal dari swadaya dan dana PUKK dari Perum Perhutani. Sementara LMDH belum ada pendanaan kas
dan tidak bisa mengakses dana PUKK karena kondisi kepengurusan yang tidak aktif dan tidak ada program yang sudah
dilaksanakan.
80 § PR Mantri KehutananKRPH Tonjong
Beberapa bulan kemudian Pak Wasto juga menemui saya dan Asper untuk menanyakan tentang prosedur dana PUKK. Kemudian
dijelaskan kalau untuk mengajukan proposal dan PUKK syaratnya harus ada program yang sudah dijalankan LMDH seperti :
pamswakarsa. Dan juga paling tidak pihak LMDH harus mengajukan proposal usaha dan sudah ada kegiatan usaha yang
dijalankan oleh LMDH.
Kegiatan penggemukkan kambing merupakan program Usaha Ekonomis Produktif yang bertujuan untuk memupuk keswadayaan LMDH
dan meningkatkan penghasilan tambahan bagi pengurus dan anggota LMDH. Namun demikian, pada pelaksanaannya program ini tidak dapat
dilaksanakan karena belum adanya pendanaan kas yang dimiliki oleh LMDH “Wana Bhakti” Desa Tonjong. Sebenarnya dari pihak Perum
Perhutani tersedia dana dalam bentuk Bantuan Pinjaman Dana Bergulir PUKK yang biasanya pada tahap awal tersedia dana Rp. 5.000.000,00
setiap LMDH. Namun, pengurus LMDH tidak dapat mengakses dana tersebut karena kondisi kepengurusan yang tidak aktif dan belum ada
program kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh LMDH. c
Penjarangan Program ini bertujuan untuk mengatur jarak tanaman dengan
melakukan penjarangan tanaman sehingga jaraknya menjadi lebih lebar dan teratur sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat. Namun program ini
belum bisa direalisasikan karena tidak aktifnya kepenguran LMDH dan pertimbangan kondisi tanaman yang masih berumur muda dan belum
memerlukan penjarangan. d
Tumpangsari Berkaitan dengan kegiatan tumpangsari informan DS menyatakan :
Kebetulan kondisi tanaman jati di hutan di wilayah Desa Tonjong merupakan tanaman muda, sehingga lahan- lahan di
sekitarnya masih bisa menghasilkan jika ditanami tanaman palawija. Sehingga kami mengambil kebijakan memperbolehkan
masyarakat untuk mengolah lahan tersebut dengan tanaman yang menghasilkan, dengan catatan mereka juga harus ikut
merawat dan mengamankan tanaman jati kami.
81 Sementara itu, informan Wt juga menjelaskan bahwa :
Kegiatan ini telah dilakukan oleh warga masyarakat di sekitar hutan. Hal ini dikarenakan mereka sebagian besar buruh tani
yang tidak memiliki lahan. Sementara itu, dalam upaya memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat sekitar hutan,
pihak Perum Perhutani memperbolehkan dan memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk mengelola lahan sekitar
hutan dengan tanaman yang menghasilkan. Selain itu, pihak Perum Perhutani juga mengharapkan agar masyarakat ikut juga
memelihara dan menjaga keamanan hutan.
Informan Sl yang merupakan masyarakat sekitar hutan yang melakukan kegiatan tumpangsari menyatakan :
Seperti halnya warga masyarakat di dukuh saya, saya juga ikut mengelola lahan sekitar hutan. Hal tersebut saya lakukan selain
untuk mencari tambahan penghasilan, juga sekaligus mengawasi dan mengkoordinir warga saya dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut............ Selain memberi kesempatan untuk mengolah lahan sekitar hutan, pihak Perum Perhutani melalui Mantri
Kehutanan juga selalu mengingatkan agar warga masyarakat ikut menjaga dan merawat kelestarian hutan. Untuk itu saya juga
selalu menyampaikan hal tersebut kepada warga masyarakat yang mengolah lahan sekitar hutan.
Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat miskin yang berada di sekitar hutan agar memperoleh pendapatanpenghasilan dari
tanaman yang mereka kelola di lahan- lahan kosong sekitar hutan. Biasanya masyarakat menanami lahan kosong sekitar hutan dengan tanaman palawija
seperti singkong, pisang, kacang tanah, pisang. Biasanya mereka dapat memanen hasil tanaman mereka setiap 4 empat bulan sekali. Hasil panen
tersebut biasanya sebagian digunakan untuk keperluan makan sehari- hari dan sebagian dijual untuk menambah penghasilan mereka untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan anak dan lain- lain. Selain melakukan kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman
palawija mereka, masyarakat juga dapat berperan sertaberpartisipasi dalam memelihara dan menjaga keamanan tegakan tanaman hutan. Hal ini mereka
lakukan karena mereka juga merasa ikut bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian dan keamanan hutan serta karena mereka juga merasa
mendapatkan manfaat dari hutan tersebut.
82
2. Peranserta LMDH dan masyarakat