101 dalam merealiasikan program, khususnya kegiatan-kegiatan yang terkait
dengan Perum Perhutani. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah meningkatnya kemandirian
LMDH. Jika LMDH telah mandiri dan bisa merealisasikan semua program kerja, maka kegiatan pendampingan lama-kelamaan bisa dikurangi bahkan
tidak perlu lagi pendampingan karena dianggap sudah mandiri.
2. Program Penguatan Kapasitas Individu Masyarakat Miskin
Program penguatan kapasitas individu masyarakat miskin dilakukan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain :
a. Pelatihan keterampilan usahatani dan pengolahan hasil pertanian
Kegiatan pelatihan dan keterampilan sangat diperlukan bagi masyarakat miskin di sekitar hutan dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas mereka
sehingga dapat lebih berdaya dan mandiri dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan masyarakat mengenai usaha tani dan pengolahan hasil usaha taninya sehingga lebih bernilai secara ekonomis.
Secara teknis kegiatan ini dilakukan oleh pengurus LMDH bekerjasama dengan dinas terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat oleh Dinas Pertanian tentang pengolahan
usaha tani sehingga produktifitasnya dapat meningkat. Kegiatan juga dapat disempurnakan dengan memberikan pelatihan tentang pengolahan hasil
pertanian tersebut yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Berkaitan dengan potensi lahan disekitar hutan di Desa
Tonjong maka tanaman yang produktifitasnya tinggi adalah tanaman singkong. Selanjutnya pengolahan hasil singkong dapat dikembangkan
dengan usaha pembuatan keripik singkong dan opak singkong. Indiktor keberhasilan dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan
dan keterampilan dari masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan usaha tani dan pengolahan hasil pertanian. Dengan meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan maka masyarakat dapat melakukan usaha baru yaitu
102 pembuatan keripik singkong dan opak singkong. Dengan adanya usaha baru
masyarakat tersebut maka diharapkan dapat juga meningkatkan pendapatan warga masyarakat di sekitar hutan.
b. Pemberian modal bergulir bagi kegiatan usaha ekonomis produktif
Selama ini program usaha ekonomis produktif yang biasa dilakukan oleh masyarakat dan saat ini sudah diprogramkan oleh LMDH adalah usaha
penggemukan kambing. Selain adanya usaha tersebut, LMDH juga diharapkan dapat mengembangkan potensi-potensi usaha ekonomis
produktif yang dapat dikembangkan bagi masyarakat miskin di sekitar hutan.
Dengan adanya program pelatihan keterampilan usaha tani dan pengolahan hasil usaha tani diharapkan pula masyarakat memiliki usaha baru dalam
pembuatan keripik singkong dan opak singkong. Untuk itu diharapkan juga adanya pemberian modal bergulir bagi warga masyarakat untuk kegiatan
tersebut. Sehingga tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan kesempatan dan peluang usaha bagi warga masyarakat miskin di sekitar
hutan. Untuk melaksanakan kegiatan ini tentunya perlu adanya kerja keras dari
pengurus dalam melakukan kerjasama dan mengajukan proposal kegiatan UEP baik pada Perum Perhutani maupun pihak instansi terkait seperti Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dan lain- lain. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah munculnya usaha baru bagi
masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkan modal dan kepemilikan aset bagi masyarakat. Sehingga sasaran kegiatan ini adalah
warga masyarakat miskin sekitar hutan yang menjadi anggota LMDH. Selanjutnya gambaran tentang program aksi bagi pengembangan
kelembagaan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat PHBM di Desa Tonjong dalam dilihat pada tabel berikut ini :
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Dari hasil kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat Miskin Sekitar Hutan Melalui Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat
PHBM di Desa Tonjong Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang menjawab masalah kajia n
yang telah dirumuskan diawal. Berkaitan dengan kapasitas Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH di
Desa Tonjong, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan masih rendahnya kapasitas LMDH. Rendahnya kapasitas LMDH tersebut ditandai dengan kondisi
kepengurusan LMDH yang tidak aktif dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai perwakilan masyarakat dalam Program PHBM. Tidak aktifnya
kepengurusan disebabkan karena kesibukan ketua LMDH sehingga tidak bisa berkonsentrasi dalam menggerakkan dan mengembangkan LMDH. Adanya
kondisi ketidakaktifan kepengurusan tersebut menyebabkan program kerja tidak dapat direalisasikan sebagaimana mestinya. Adanya ADART yang menjadi
panduan dan peraturan bagi pengurus dan anggota juga belum bisa diterapkan sebagaimana mestinya karena kondisi LMDH yang tidak aktif. Selain itu, adanya
jaringan mitra kerja seperti dengan : Perum Perhutani, aparat desa, dan LMDH- LMDH lainnya juga belum bisa dimanfaatkan dalam upaya untuk
mengembangkan LMDH Desa Tonjong. Berdasarkan hasil kajian juga menunjukkan masih rendahnya kapasitas
individu masyarakat miskin di sekitar hutan. Rendahnya kapasitas tersebut disebabkan adanya kondisi rendahnya pengetahuan dan keterampilan, terbatasnya
sumber pendapatan dan terbatasnya kepemilikan aset. Namun demikian, dalam pelaksanaan program PHBM menunjukkan adanya tingkat partisipasi masyarakat
yang tinggi. Aktifitas tersebut didasari adanya kebutuhan masyarakat akan sumber pendapatan dan penghasilan. Sehingga masyarakat memanfaatkan kesempatan
yang diberikan oleh Perum Perhutani untuk ikut mengolah lahan sekitar hutan dengan tanaman yang menghasilkan. Karena merasa mendapatkan manfaat dari
105 hutan di sekitarnya, kemudian masyarakat secara sukarela dan bertanggung jawab
ikut menjaga dan merawat kelestarian dan keamanan hutan di sekitarnya. Berkaitan dengan performa kelembagaan PHBM dapat dilihat dari berbagai
aspek antara lain : program kerja, peranserta LMDH dan masyarakat dan jaringan kerjasama. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa walaupun program kerja
telah disusun bersama antara LMDH dan Perum Perhutani, namun tidak dapat terlaksana sesuai rencana. Hal ini disebabkan adanya berbagai kendala dan
hambatan yang mengakibatkan menurunnya semangat pengurus sehingga menjadi tidak aktif dalam menjalankan kegiatan. Adanya sumber pendanaan yang
bersumber dari Perum Perhutani juga belum dapat diakses oleh LMDH karena kondisi kepengurusan yang tidak aktif dan belum dapat merealisasikan program.
Kondisi ketidakaktifan pengurus LMDH tersebut juga menunjukkan masih rendahnya partisipasi mereka dalam program LMDH, sementara partisipasi
masyarakat menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dalam mengolah lahan sekitar hutan serta memelihara dan mengamankan hutan.
Hasil kajian juga menunjukkan adanya potensi lokal dan modal sosial dalam masyarakat yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan kelembagaan
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat PHBM di Desa Tonjong. Potensi lokal yang bisa dikembangkan adalah adanya potensi lahan hutan serta tenaga kerja
yang bisa diambil dari warga masyarakat miskin di Desa Tonjong. Sementara itu, modal sosial yang terdapat dalam masyarakat adalah adanya solidaritas diantara
masyarakat miskin yang merasa memiliki masalah dan kebutuha n yang sama, serta adanya kepercayaan trust dan hubungan yang saling menguntungkan
diantara masyarakat dan Perum Perhutani dalam pemanfaatan potensi lahan hutan. Hasil kajian juga berhasil mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
dalam pengembangan kelembagaan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat PHBM di Desa Tonjong yaitu kondisi kepengurusan LMDH yang tidak aktif
dan rendahnya kapasitas individu masyarakat miskin di sekitar hutan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka disusun program aksi dalam bentuk : 1 penguatan
kapasitas LMDH dan 2 penguatan kapasitas individu masyarakat miskin.
106
Rekomendasi
Dalam rangka pengembangan pengembangan kelembagaan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat PHBM di Desa Tonjong telah disusun rencana
program aksi yang melibatkan unsur pengurus dan anggota LMDH, aparat desa dan Perum Perhutani. Untuk mendukung terlaksananya program aksi tersebut,
maka perlu adanya rekomendasi kepada pihak-pihak tersebut, yaitu :
1. Bagi pengurus dan anggota LMDH, diharapkan agar :