Pengelolaan Sosio-Emosional Pembahasan 1. Pengelolaan Fisik Kelas

kriteria baik. Hal ini disebabkan pada saat sebelum diadakan penelitian, guru belum memaksimalkan pengelolaan fisik kelas yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan setelah penelitian, guru memahami indikator-indikator apa saja yang menyangkut pengelolaan fisik kelas. Observasi di lapangan menunjukkan bahwa guru mampu mengkondisikan ruang kelas dengan baik sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru dengan seksama memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa, baik pada saat guru menyampaikan meteri dengan metode ceramah maupun pada saat guru akan melaksanakan proses diskusi di kelas. Selain itu, guru juga memperhatikan pengaturan ventilasi dan cahaya yang merupakan bagian dari keterampilan guru yang berhubungan dengan pengelolaan sarana dan prasarana kelas yang mendukung proses belajar IPS, pada pagi hari guru membuka jendela dengan tepat sehingga terjadi sirkulasi udara dengan baik. Kemampuan guru dalam memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang yang berarti penggunaan media sudah baik, hal ini terlihat pada saat menerangkan materi yang berkaitan dengan letak suatu tempat, guru menggunakan media peta dan atlas sehingga dapat mendukung penyampaian materi yang disampaikan di dalam kelas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan yang dimiliki oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas dalam melakukan pengelolaan fisik kelas termasuk dalam kriteria baik.

4.2.2. Pengelolaan Sosio-Emosional

Proses pembelajaran yang efektif mempersyaratkan adanya iklim sosio- emosional yang baik, artinya terciptanya suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa. Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik tersebut. Hubungan guru dengan siswa yang penuh dengan rasa simpati, saling menghargai dan menerima merupakan kunci pelaksanaan dari pengelolaan sosio-emosional dalam kelas. Hal yang terpenting adalah tingkah laku atau tindakan guru yang menyebabkan siswa memandang guru itu benar-benar terlibat dalam pembinaan siswa dan memperhatikan apa yang dialami siswa. Apabila pengelolaan sosio- emosional yang terjalin sangat baik, tentu memberikan motivasi kepada siswanya untuk belajar dengan baik. Semakin baik kualitas sosio-emosional yang terjalin semakin baik juga hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tanggapan siswa tentang pengelolaan sosio- emosional yang dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 20122013 adalah sebesar 76 termasuk dalam kriteria baik. Hal ini sedikit berbeda dengan hasil observasi peneliti di lapangan yang menyatakan bahwa rata-rata pengelolaan sosio-emosional guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria sangat baik 87. Hal ini berdasarkan keadaan di lapangan bahwa pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas guru memiliki tipe kepemimpinan yang demokratis, mampu menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman terhadap siswa, guru mampu memperhatikan tingkah laku siswa yang duduk di depan maupun siswa yang duduk di belakang kelas dengan seksama. Selain itu, guru memiliki variasi suara yang baik dalam pembelajaran, baik suara harus pelan dan keras mampu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di dalam kelas. Guru mampu berkomunikasi dengan baik terhadap siswanya dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan melibatkan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lainnya tentang materi yang disampaikan yaitu dengan menggunakan diskusi pada saat pembelajaran, guru mempersilakan kepada siswa untuk berkomentar dan bertanya, guru menegur siswa yang berbuat salah di dalam kelas. Seluruh hal tersebut dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas pada saat peneliti melakukan observasi di lapangan selama tiga kali pertemuan di setiap sekolahnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas dalam melakukan pengelolaan sosio- emosional termasuk dalam kriteria sangat baik.

4.2.3. Pengelolaan Organisasional