Pengelolaan Sosio-Emosional Aspek-Aspek Pengelolaan Kelas 1. Pengelolaan Fisik Kelas

menghasilkan udara sehat sehingga semua siswa dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung oksigen. Pengaturan cahaya perlu diperhatikan agar siswa dapat melihat tulisan yang ada di papan tulis maupun pada buku bacaan dengan jelas . Kapur tulis yang digunakan sebaiknya kapur yang bebas dari abu dan selalu bersih. Cahaya harus datang dari sebelah kiri, cukup terang tetapi tidak menyilaukan. Hal ini disebabkan agar pada saat siswa menulis atau mengerjakan sesuatu tidak terhalangi oleh bayangan yang dihasilkan apabila cahaya dating dari sebelah kanan. 2.5.1.4. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang Barang-barang pendukung proses pembelajaran hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai apabila segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti absensi, buku pelajaran, atlas, peta, pedoman kurikulum dan sebagainya hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa. Yamin dalam Arpan, 2010:64 mengemukakan bahwa kegiatan mengelola kelas menyangkut kegiatan menata ruang belajar lingkungan fisik meliputi: ruangan, keindahan kelas, kebersihan kelas, kerapian kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana dan tempat pengajaran, ventilasi dan jendela.

2.5.2. Pengelolaan Sosio-Emosional

Pengelolaan sosio-emosional dalam kelas yang terjalin dengan baik akan berpengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan dan motivasi siswa dalam belajar merupakan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. Rohani 2004:130 menyatakan bahwa pengelolaan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan, sikap guru, suara guru, dan pembinaan hubungan baik. Secara lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: 2.5.2.1. Tipe Kepemimpinan Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Apabila guru memiliki tipe kepemimpinan yang otoriter akan menghasilkan sikap siswa yang submissive atau apatis tetapi dipihak lain juga akan menumbuhkan sikap yang agresif. Tipe kepemimpinan guru yang cenderung laissez-faire biasanya tidak produktif walaupun ada pemimpin. Apabila guru di dalam kelas, siswa lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan, bukan kegiatan positif yang sifatnya aktif dalam pembelajaran. Tipe kepemimpinan guru yang paling baik digunakan oleh seorang guru agar dapat mengelola kelas dengan baik adalah tipe kepemimpinan yang bersifat demokratis. Tipe kepemimpinan ini lebih memungkinkan terjadinya jalinan yang hangat antara guru dan siswa dengan dasar saling memahami, mempercayai dan menghargai sehingga sikap ini dapat membantu menciptakan suasana yang menguntungkan antara guru dan siswa dalam terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal dan mencapai tujuan. 2.5.2.2. Sikap Guru Sikap seorang guru di dalam kelas terhadap siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dan tidak hanya untuk kepentingan dirinya maka akan melakukan pengelolaan kelas dengan tepat. Guru tersebut akan menaruh perhatian bagi siswa dan kelasnya. Guru akan melakukan yang terbaik bagi siswa. Dalam mentransfer materi pelajaran pada siswa, guru akan mempelajari dan mengatur kelas sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik. Guru akan mencermati kemampuan para siswa satu per satu, sehingga guru mengetahui kemampuan siswa pada tingkatan rendah, sedang atau tinggi. Dengan demikian, guru akan menentukan siswa-siswa yang mana, yang perlu mendapat bimbingan yang banyak guru dapat menentukan metoda mengajar atau media pembelajaran yang harus digunakan. 2.5.2.3. Suara Guru Suara guru yang terlalu keras ataupun terlalu pelan dapat merubah minat siswa untuk mendengarkan materi yang akan disampaikan. Suara guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung hendaknya bervariasi sehingga tidak membosankan siswa yang mendengarnya dan terdorong untuk memperhatikan penjelasan guru secara maksimal sehingga kelas berada dalam kondisi yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat terccapai dengan optimal. 2.5.2.4. Pembinaan Hubungan Baik Terciptanya pembinaan hubungan baik atau komunikasi yang terjalin antara siswa dengan guru diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi siswa seperti perasaan gembira, penuh gairah dan semangat dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya. Komunikasi yang kurang baik dapat mendorong terjadinya berbagai masalah dalam pengelolaan kelas.

2.5.3. Pengelolaan Organisasional