Hambatan Pengelolaan Kelas LANDASAN TEORI

memecahkan dan mengatasi masalah tersebut serta mendapatkan petunjuk kebijakan dalam mengatasi masalah tersebut. Djamarah 2005:179 mengemukakan untuk melatih dan menciptakan ketertiban kelas, perlu dibentuk organisasi anak didik di kelas. Pembentukan organisasi kelas merupakan langkah awal melatih dan membina anak didik dalam hal berorganisasi. Mereka dilatih untuk belajar bertanggungjawab atas tugas yang dipercayakan. Organisasi anak didik dapat membantu guru dalam menyediakan sarana pengajaran, seperti menyediakan spidol, alat peraga, buku paket, mengisi presensi siswa atau guru dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua faktor pengelolaan kelas sangat penting dilakukan oleh seorang guru dalam penyediaan kondisi yang optimal agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi guru dalam melakukan pengelolaan kelas.

2.6. Hambatan Pengelolaan Kelas

Rohani 2004:155 menyatakan bahwa hambatan dalam pengelolaan kelas dapat muncul dari berbagai macam hal, yaitu:

2.5.4.1 Faktor Guru

Guru dapat menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan penciptaan suasana yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar. Faktor penghambat yang datang dari guru dapat berupa beberapa faktor, yaitu: 1. Tipe Kepemimpinan Guru Tipe kepemimpinan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar yang otoriter dan kurang demokratis akan menumbuhkan sikap pasif atau agresif siswa. Kedua sikap siswa ini merupakan sumber masalah pengelolaan kelas karena berpengaruh terhadap komunikasi yang terjalin antara guru dengan siswa di kelas. 2. Format Kegiatatan Belajar Mengajar yang Monoton Format kegiatan belajar mengajar yang monoton menimbulkan kebosanan bagi siswa. Format kegiatan belajar mengajar yang tidak bervariasi dapat menyebabkan siswa bosan, frustasikecewa dan hal ini merupakan sumber pelanggaran disiplin. 3. Kepribadian Guru Seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap hangat, adil, objektif, dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Sikap yang bertentangan dengan kepribadian tersebut akan menimbulkan masalah pengelolaan kelas. 4. Pengetahuan Guru Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah dan pendekatan pengelolaan kelas, baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis dapat menimbulkan hambatan dalam pengelolaan kelas. Mendiskusikan masalah ini dengan teman sejawat akan membantu mereka dalam meningkatkan keterampilan mengelola kelas dalam proses belajar mengajar. 5. Pemahaman Guru tentang Peserta Didik Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku peserta didik dan latar belakangnya dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru untuk dengan sengaja memahami peserta didik dan latar belakangnya. Kemungkinan karena tidak mengetahui caranya ataupun karena beban mengajar guru yang di luar batas kemampuannya sehingga guru datang ke sekolah semata-mata untuk mengajar.

2.5.4.2. Faktor Siswa

Siswa dalam kelas dapat dianggap sebagai seorang individu dalam suatu masyarakat kecil yaitu kelas dan sekolah. Mereka harus tahu hak-haknya sebagai bagian dari suatu kesatuan masyarakat disamping mereka juga harus tahu akan kewajibannya dan keharusan menghormati hak-hak orang lain dan teman-teman sekelasnya. Siswa harus sadar bahwa jika mereka mengganggu temannya yang sedang belajar, berarti ia tidak melaksanakan kewajibannya sebagai anggota masyarakat kelas dan tidak menghormati hak siswa lain untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan belajar mengajar. Kurang sadarnya siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota suatu kelas atau suatu sekolah dapat menjadi faktor utama penyebab masalah pengelolaan kelas. Pembiasaan yang baik di sekolah dalam bentuk tata tertib sekolah yang disetujui dan diterima bersama oleh sekolah dan siswa dengan penuh kesadaran akan membawa peserta didik kea rah yang lebih tertib.

2.5.4.3. Faktor Keluarga

Tingkah laku siswa di dalam kelas merupakan pencerminan keadaan keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan tercermin dari tingkah laku siswa yang agresif atau apatis. Di dalam kelas sering ditemukan ada siswa pengganggu dan pembuat rebut. Mereka itu biasanya berasal dari keluarga yang tidak utuh broken home. Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga seperti tidak tertib, tidak patuh pada disiplin, kebebasan yang berlebihan, ataupun terlalu dikekang merupakan latar belakang yang menyebabkan siswa melanggar disiplin kelas sehingga terlihat jelas bahwa tuntutan di kelas berbeda dengan kondisi keluarga yang menimbulkan kesukaran bagi siswa untuk menyesuaikan diri. Salah penyesuaian maladjusted siswa terhadap situasi kelas merupakan masalah dalam pengelolaan kelas. Disinilah pentingnya kerja sama yang seimbang antara sekolah dengan rumah agar terjadi keselarasan antara situasi dan tuntutan di kelas atau sekolah.

2.5.4.4. Faktor Fasilitas

Faktor fasilitas merupakan salah satu penghambat dalam pengelolaan kelas. Faktor tersebut diantaranya yaitu: 1. Jumlah Siswa dalam Kelas Kelas yang jumlah siswanya banyak merupakan masalah tersendiri dalam pengelolaan kelas. Hal ini karena banyaknya siswa tersebut menyebabkan sulit dikelola oleh guru. 2. Besar Ruangan Kelas Ruangan kelas yang kecil dibandingkan dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa untuk bergerak dalam kelas merupakan hambatan lain bagi pengelolaan kelas. Demikian pula halnya dengan jumlah ruangan yang kurang disbanding dengan banyaknya kelas dan jumlah ruangan khusus yang dibutuhkan memerlukan penanganan tersendiri. 3. Ketersediaan Alat Jumlah buku yang kurang atau alat lain yang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang membutuhkannya akan menimbulkan masalah dalam pengelolaan kelas. Berdasarkan uraian di atas, yaitu mengenai faktor guru, siswa, lingkungan keluarga, dan fasilitas merupakan faktor yang senantiasa harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam masalah pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam pengelolaan kelas merupakan suatu cara untuk mengkondisikan kelasm sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara optimal.

2.7. Kerangka Berpikir