Gambar 31. Potensi pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Ciamis 116
6.3.2.2. Pertanian dan Perkebunan
Komoditi tanaman pangan yang terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Ciamis terdiri dari tanaman seperti kacang panjang, cabe, terong, kangkung,
ketimun dan bawang merah. Produksi tanaman pangan komoditi sayuran di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Produksi komoditi sayuran wilayah pesisir Kabupaten Ciamis
No Kecamatan Pesisir Komoditi dalam ton
K acang
panjang Cabe
Terong Kang
- kung
Ketimun Bawang
dau n
1 Cimerak
13,5 3,4
0,00 17,20
54,00 8,50
2 Cijulang
26,5 46,90
11,70 15,60
0,00
3 Parigi
370,40 15,60
215,10 271,40
382,00 0,00
4 Sidamulih
216,10 7,30
29,50 12,00
31,50 0,00
5 Pangandaran
40,20 7,90
43,30 9,00
37,60 0,00
6 Kalipucang
20,60 2,70
31,90 20,30
47,30 0,00
Jumlah
687,30 36,90
366,70 341,6
568 8,50
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka, Tahun 2005
6.3.2.3. Perikanan
Produksi perikanan di kecamatan pesisir Kabupaten Ciamis diperoleh dari laut, tambak, kolam, sawah, kerambajaring apung, dan perairan umum.
Total produksi ikan terbesar adalah produksi ikan laut sebesar 1.205,68 ton Darsono, 2008. Beberapa kecamatan pesisir memiliki potensi distribusi ikan ke
luar daerah, diantaranya adalah Kecamatan Cijulang, Kecamatan Parigi, dan Kecamatan Pangandaran. Komoditi yang didistribusi keluar daerah adalah sama,
yaitu perikanan laut dan perikanan tambak.
6.3.2.4. Pariwisata
Hampir semua objek wisata dikelompokkan dalam KWU yang memiliki daya tarik berjenis wisata alam pantai dan laut. Pada umumnya ODTW di
Kabupaten Ciamis bertipe mass tourism, seperti terlihat di objek wisata Pantai Pangandaran, Batu Hiu, Karang Nini dan lainnya lihat Tabel 25. Selain itu,
KWU Pantai Pangandaran ini juga memiliki daya tarik lainnya seperti keindahan alam “green canyon” atau juga dikenal dengan nama cukang taneuh, serta
terdapat area konservasi penangkaran satwa langka penyu hijau.
Tabel 25. Potensi pariwisata di Kabupaten Ciamis
Jenis Pariwisata Obyek Daya Tarik Wisata
• KWU Pantai Barat
• KWU Pantai Timur
• KWU Pantai Parigi
• Pantai Batu Karas
• Pantai Batu Hiu
• Pantai Indah Pangandaran,
• Cagar Alam Pananjung,
• “Green canyon” atau cukang taneuh,
• Area konservasi penangkaran satwa langka penyu hijau.
Sumber : Dinas Pariwisata dalam Puradimaja 2007
6.3.2.5. Aplikasi Metode ASWOT dalam Studi Potensi Pengembangan Wilayah Pesisir Ciamis
Hasil analisis SWOT mengenai potensi pengembangan wilayah pesisir di Ciamis menunjukkan bahwa Kabupaten Ciamis mempunyai potensi sumberdaya
ikan di wilayah ZEEI yang sangat besar S1 yang menjadi kekuatan strength dan mendapat skor sebesar 0,064 6,4, sedangkan faktor potensi peluang
opportunities yaitu potensi sumber daya wilayah pesisir yang belum dimanfaatkan secara optimal O1 mempunyai skor sebesar 0,098 9,8.
Namun di sisi lain, lemahnya kualitas SDM W7 yang merupakan faktor kelemahan weakness, pakar telah menilainya sebesar 0,065 6,5. Untuk
faktor ancaman threats yaitu bertambah banyaknya negara yang menerapkan persyaratan kualitas produk T1 mendapat skor 0,072 7,2.
Seluruh potensi ekonomi di atas selanjutnya dianalisis dengan menggunakan ASWOT yang bertujuan untuk mendapatkan skala prioritas
pembangunan sektoral dan faktor-faktor utama dari masing-masing komponen SWOT yang dianggap pakar patut diperhatikan dalam rangka membangun
wilayah pesisir dan laut di Kabupaten Ciamis. Analisis ASWOT untuk Kabupaten Ciamis dalam aplikasi MKP2B2MB
dimulai dengan menginputkan penilaian pakar menggunakan perbandingan berpasangan pairwise comparison yang dapat dilihat seperti pada Gambar 32.
Gambar 32. Contoh input penilaian pakar dengan pairwise comparison metode ASWOT dalam program MKP2B2MB untuk Kabupaten Ciamis
Hasil analisisnya direkam dalam laporan input pakar termasuk Consistency Index CI dan Consistency Ratio CR. Secara keseluruhan CR=0,1
yang menunjukkan penilaian pakar konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan. Contoh laporan penilaian pakar dapat dilihat pada Gambar 33.
Gambar 33. Laporan input pakar metode ASWOT dalam program MKP2B2MB untuk Kabupaten Ciamis
Selanjutnya hasil analisis SWOT tersebut dimasukkan ke dalam struktur
ASWOT dan hasil pengolahan datanya disajikan dalam Gambar 34 yang
memperlihatkan bahwa setiap pakar tampaknya sepakat sektor pariwisata dan perikanan menjadi prioritas paling utama dalam pembangunan wilayah pesisir
dan laut di Kabupaten Ciamis. Hasil pembobotan kepentingan dari berbagai alternatif pembangunan menunjukkan skala prioritas dari sektor pariwisata dan
perikanan adalah yang paling tinggi dari semua potensi pengembangan wilayah pesisir, masing-masing dengan skor 0,244 24,4 dan 0,249 24,9.
Sedangkan sektor pertanian menempati prioritas yang ketiga dengan skor sebesar 0,223 22,3, menyusul kemudian pada prioritas yang keempat yakni
sektor perkebunan dengan skor sebesar 0,159 15,9, dan yang terakhir untuk prioritas yang kelima adalah sektor pertambangan yang mempunyai skor sebesar
0,125 12,5.
6.3.2.6. Kesimpulan Potensi Pengembangan Wilayah Pesisir di Ciamis
Hasil analisis ASWOT mengenai pembobotan kepentingan dari berbagai alternatif pembangunan menunjukkan skala prioritas dari sektor pariwisata dan
perikanan adalah yang paling tinggi dari semua potensi pengembangan wilayah pesisir, dengan masing-masing skor 0,249 24,9 dan 0,244 24,4.
Sektor pariwisata dan perikanan selama ini selalu dianggap masyarakat sebagai milik bersama dan di kelola secara bersama common property
resources . Pengembangan sektor pariwisata bahari dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat pesisir khususnya nelayan untuk mengakui
adanya hak kepemilikan. Oleh karena itu, diperlukan sinergitas sektor pariwisata dan sektor perikanan melalui sharing kepentingan para pemangku wilayah pesisir
dalam bentuk peningkatan partisipasi stakeholder. Karena bagaimanapun juga, seluruh manfaat pesisir memiliki keterkaitan ke dalam maupun ke luar antar
sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya sebagaimana konsep bioregion yang bisa mencapai ribuan hingga ratus ribuan hektar, tetapi bisa juga tidak
lebih dari luas suatu daerah tangkapan air atau bisa seluas satu provinsi Sektor pariwisata mempunyai efek multiplier terhadap pendapatan
masyarakat. Sektor pariwisata bahari dapat menghasilkan derived demand. untuk pengembangan usaha-usaha ekonomi lainnya di luar sektor perikanan,
seperti industri berbasis pesisir, hotel, dan restoran. Namun demikian, sektor perikanan merupakan suatu indikator utama dalam pendekatan kebijakan
wilayah pesisir secara terpadu integrated coastal resources management atau integrated coastal zone management.
Dilandasi oleh pemikiran-pemikiran seperti di atas pada akhirnya semua pakar sepakat bahwa pembangunan sektor pariwisata dan perikanan harus
diprioritaskan bersama dalam pembangunan wilayah pesisir di Kabupaten Ciamis. Dalam konteks ini, sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi
komplemen pembangunan sektor perikanan, bukannya kompetitor. Dengan kata lain sektor perikanan tetap dijadikan sebagai salah satu leading sector
pembangunan wilayah pesisir.
Gambar 34. Hirarki identifikasi potensi pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Ciamis Keterangan : Lihat Tabel 19
IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR
STRENGHTS WEAKNESS
OPPORTUNITIES THREATS
S1 0,064
Pertambangan 0,125
Pertanian 0,223
Perkebunan 0,159
Perikanan
0,244
Pariwisata
0,249
Level 1. Fokus
Komponen SWOT
Level 3. Potensi
Pengembangan Wil. Pesisir
S2 0,057
S3 0,032
S4 0,021
W1 0,031
W2 0,025
O1 0,098
O2 0,073
O3 0,032
O4 0,047
T1 0,072
T2 0,035
T3 0,026
T4 0,016
W4 0,016
W5 0,055
W6 0,008
W7 0,065
W3 0,051
T5 0,067
T6 0,036
Level 2. Faktor
SWOT S5
0,039 S6
0,037
122
6.4. Kesimpulan Studi Potensi Pengembangan Wilayah Pesisir
• Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa Kabupaten Indramayu memiliki
kekuatan pendorong strength utama dalam pengembangan pesisir yaitu tempat pemasaran hasil-hasil perikanan domestik dan ekspor S5. Ini terlihat
dari nilai skoring pendapat pakar yang lebih tinggi yaitu sebesar 0,077 7,7 dibandingkan dengan faktor kekuatan lainnya. Untuk pengembangan ke
depan, peluang opportunities yang menjadi prioritas untuk diperhatikan adalah mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya wilayah pesisir
O1 dimana para pakar memberikan nilai skoring sebesar 0,091 9,1. Kelemahan yang perlu mendapat perhatian serius adalah terjadinya kondisi
alam dengan gelombang pasang W3 dengan nilai skor 0,074 7,4 dan ancaman yang perlu perhatian serius adalah berubahnya orientasi generasi
muda yang lebih memilih pekerjaan lain daripada menjadi nelayan T6 dengan nilai skoring 0,087 8,7.
• Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa Kabupaten Ciamis mempunyai
potensi sumberdaya ikan di wilayah ZEEI yang sangat besar S1 yang menjadi kekuatan Strength dan mendapat skor sebesar 0,064 6,4,
sedangkan faktor potensi peluang Opportunities yaitu potensi sumber daya wilayah pesisir yang belum dimanfaatkan secara optimal O1 mempunyai
skor sebesar 0,098 9,8. Namun di sisi lain, lemahnya kualitas SDM W7 yang merupakan faktor kelemahan Weakness, pakar telah menilainya
sebesar 0,065 6,5. Untuk faktor ancaman Threats yaitu bertambah banyaknya negara yang menerapkan persyaratan kualitas produk T1
mendapat skor 0,072 7,2. •
Berdasarkan analisis ASWOT diperoleh keputusan bahwa prioritas pembangunan wilayah pesisir untuk Kabupaten Indramayu adalah sektor
minyak dan gas bumi dengan skor sebesar 0,246 24,6 dan sektor perikanan dengan nilai skor 0,244 24,4. . Sementara di Kabupaten Ciamis
adalah sektor pariwisata dengan skor 0,249 24,9 dan sektor perikanan dengan skor 0,244 24,4.
• Pembangunan potensi wilayah pesisir di Kabupaten Indramayu dan Ciamis
sudah tidak dapat lagi menerapkan pengembangan ego sektoral. Karena pola pembangunan semacam ini akan menyebabkan kesenjangan
pendapatan yang semakin melebar. Oleh karena itu menurut penilaian pakar, pembangunan wilayah pesisir di kedua wilayah tersebut harus menerapkan
lintas sektor dengan tetap mempertahankan sektor perikanan sebagai salah satu leading sector.
• Semua kekuatan dan peluang sektor perikanan yang besar tersebut di
Indramayu akan lambat perkembangannya tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Untuk itu dari awal semua pakar telah sepakat bahwa kontribusi
perusahan penambangan minyakgas bumi sangat dibutuhkan dalam hal ini Pertamina Unit IV Balongan. Demikian juga didalam mengatasi kelemahan
dan menghadapi ancaman dalam pembangunan wilayah pesisir dan laut peran perusahaan penambangan tersebut sangat diperlukan. Hal ini dapat
saja diatur oleh pemerintah daerah Indramayu melalui peraturan daerah yang mewajibkan perusahaan penambangan minyak dan gas bumi untuk membina
dan mendampingi kegiatan masyarakat nelayan. Disini perusahaan penambangan selain memberikan motivasi bagi masyarakat nelayan
disekitarnya untuk menumbuhkembangkan usaha mereka, juga memberi bantuan pemberian modal, peralatan, serta pendampingan dalam melakukan
penetrasi pasar. Selain itu, menurut pakar, sektor perikanan di Indramayu masih potensial untuk dikembangkan di masa mendatang.
• Semua pakar sepakat bahwa pembangunan sektor pariwisata dan perikanan
harus diprioritaskan bersama dalam pembangunan wilayah pesisir di Kabupaten Ciamis. Dalam konteks ini, sektor pariwisata diharapkan dapat
menjadi komplemen pengembangan sektor perikanan, bukannya kompetitor. Hal ini disebabkan sektor pariwisata mempunyai efek multiplier terhadap
pendapatan masyarakat dan dapat menghasilkan derived demand untuk pengembangan usaha-usaha ekonomi lainnya di luar sektor perikanan,
seperti industri berbasis pesisir, hotel, dan restoran. Oleh karena itu, sektor perikanan tetap dijadikan sebagai salah satu leading sector
pembangunan wilayah pesisir. •
Kebijakan pemanfaatan sumberdaya alam migas sebagai national competence dapat meningkatkan kegiatan perikanan sebagai local
competence dengan mengarahkan nelayan kepada akses pasar dan permodalan, kegiatan pariwisata dapat meningkatkan permintaan terhadap
hasil perikanan derive demand, jadi saling melengkapi bukan kompetitor complementary.