Aplikasi Metode ISM dalam Studi Potensi Bencana Alam Wilayah Pesisir Indramayu

badai pasang tidak terlalu dipengaruhi oleh sub elemen lainnya, melainkan karena posisi pantai di Kabupaten Indramayu sangat landai sehingga sangat rentan terhadap bahaya gelombang badai pasang. Selain itu gelombang badai pasang dipengaruhi oleh adanya pergantian musim sehingga cukup memberikan pengaruh terhadap pergerakan massa air seperti arus. Gambar 41. Tingkat level sub elemen potensi bencana alam di Kabupaten Indramayu Gambar 42. Matriks Driver power – dependence untuk elemen potensi bencana alam di Kabupaten Indramayu Pada musim barat pergerakan arus umumnya menuju ke arah timur atau arus timur dengan kecepatan berkisar antara 3 -14 mil per hari. Musim timur arus bergerak sebaliknya yaitu menuju arah barat dengan kecepatan berkisar antara 1 - 13 mil per hari. Musim peralihan I bulan Maret sampai bulan Mei dan peralihan II bulan September sampai bulan November kecepatan arus laut masing-masing adalah 1 mil per jam dan 6 mil per jam Latief, 2008. Berdasarkan analisis ISM yang telah dilakukan, akhirnya dapat ditentukan bahwa dari sepuluh jenis bencana yang mungkin terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu, yang berpotensi paling merusak adalah gelombang badai pasang sebagai elemen kunci. Selanjutnya diikuti oleh banjir dan abrasi, serta jenis bencana lainnya sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 43. Gambar 43. Struktur hirarkhi sub elemen potensi bencana alam di Kabupaten. Indramayu 7.3.3. Kabupaten Ciamis 7.3.3.1. Angin KencangPuting Beliung Puradimadja 2007 menyebutkan bahwa musim Timur yang berlangsung pada periode Juni sampai September sangat berpotensi membangkitkan angin kencangputing beliung dengan kecepatan maksimum yang merusak. Sebagaimana yang terjadi pada musim timur pada hari Rabu 28 September 2007 pukul 16.30 telah menerjang Ciamis yang mengakibatkan puluhan rumah rusak Level 1 Level 5 Level 4 GELOMBANG BADAI PASANG BANJIR PUTING BELIUNG ABRASI INTRUSI AIR LAUT GERAKAN TANAH JENIS AMBLESAN EROSI AKRESI Level 2 Level 3 Elemen Kunci GEMPABUMI TSUNAMI dan puluhan pohon besar tumbang. Angin tersebut terus menuju Tasikmalaya dan merusak puluhan rumah lainnya Ridha, 2007.

7.3.3.2. Gelombang Badai Pasang

Gelombang merupakan faktor fisik dominan di perairan Pantai Selatan pansela Jawa Barat, karena sebagian besar perairan ini mempunyai tinggi gelombang cukup besar di perairan lepas pantai yaitu antara 2-5 m, sehingga menghambat budidaya perikanan dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi wisata pesisir. Berdasarkan sumbernya, gelombang di pantai selatan dapat dibedakan dari jenis gelombang swell gelombang rambat, wind waves gelombang angin dan gelombang tinggi yang terjadi akibat super posisi swell dan wind wave Latief, 2008. Selain akibat superposisi tersebut, fenomena gelombang badai pasang dapat terjadi sewaktu-waktu pada lokasi tertentu karena badai atau tiupan angin yang sangat kencang pada saat pasang di lautan fenomena meteorologi sering terjadi melanda pansela Ciamis Hadi, 2008.

7.3.3.3. Abrasi

Panjang garis pantai shoreline pesisir selatan provinsi Jawa Barat membentang dari kabupaten Ciamis sampai dengan kabupaten Sukabumi dengan panjang pantai sekitar 355 km. Pengikisan gisik atau abrasi yang telah berlangsung selama 15 tahun terakhir telah meningkat antara kurun waktu 2001 sekitar 30,05 hatahun dan pada tahun 2003 meningkat menjadi 35,35 hatahun Pengikisan pantai ini dijumpai di bagian Barat Pangandaran sepanjang 1 km Puradimadja, 2007.

7.3.3.4. Erosi

Erosi yang dijumpai di lokasi penelitian adalah erosi permukaan yang terjadi akibat adanya aliran air permukaan yang mengerosi material hasil pelapukan. Jenis erosi lainnya adalah erosi sungai umumnya terjadi pada sungai- sungai besar yang mengalir di daerah timur Pesisir Selatan Jawa Barat. Erosi ini umumnya secara alami terjadi pada sungai dengan morfologi tua dan salah satu cirinya adalah erosi mendatar melebar serta terjadi proses pendangkalan. Erosi yang terjadi mengancam tebing sungai dan tanggul-tanggul yang dibuat, terutama pada alur sungai yang membelok kelokan sungai. Selain secara alami, aktivitas manusia dapat pula mempercepat proses erosi tersebut. Aktivitas yang dapat mempercepat proses ini adalah pertambanganpenggalian bahan