II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mengenai Kesejahteraan
Rumah Tangga
Penelitian mengenai kesejahteraan transmigran telah dilakukan oleh Maharani 2006. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pendapatan
transmigran yang berada di UPT Propinsi Lampung selama tahun bina. Selain itu, Maharani juga mengidentifikasi tingkat kesejahteraan transmigran berdasarkan
persepsi transmigran dan menurut indikator kesejahteraan. Maharani juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan pada rumah tangga
transmigran di UPT propinsi Lampung. Data yang digunakan pada penelitian ini ialah data sekunder berupa data kesejahteraan transmigran yang diperoleh dari
hasil observasi pada tahun 2004 di Propinsi Lampung. Data primer yang digunakan berupa data hasil wawancara dengan beberapa transmigran.
Dari hasil analisis dengan analisis regresi logistik terlihat bahwa faktor- faktor yang berpengaruh nyata terhadap peluang kemiskinan rumah tangga
transmigran pada α ≤ 20 persen ialah jumlah anggota tenaga kerja, pengeluaran
sekunder, investasi, Dummy tahun bina T+8, dan Dummy tahun bina T+6. Dari hasil analisis deskriptif, terlihat bahwa pendapatan rata-rata KK per tahun dengan
lamanya tahun bina yang berbeda masih di bawah standar. Selain itu, hasil analisis tingkat kesejahteraan dengan menggunakan persepsi transmigran secara subjektif
adalah bahwa tingkat kesejahteraan berdasarkan bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sosial budaya relatif sama baik dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan indikator kesejahteraan dari KEP. 06MEN1999 tingkat
kesejahteraan transmigran masih rendah yang terlihat dari pendapatan KK per tahun, tingkat pelayanan, angka melek huruf, dan prevalensi penyakit.
Dalam penelitiannya, Irmayani 2007 mencoba untuk menganalisis tingkat kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Purwasari, Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik petani di Desa Purwasari dengan
tingkat kesejahteraan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan petani responden. Dari
hasil analisis deskriptif, terlihat bahwa menurut sebelas indikator kesejahteraan BPS 2005 rumah tangga petani yang termasuk kategori kesejahteraan tinggi
sebanyak 24 rumahtangga 80 persen dan sisanya sebanyak 5 rumahtangga 20 persen termasuk kategori kesejahteraan sedang.
Berdasarkan kriteria garis kemiskinan Sajogyo, sebagian besar rumah tangga petani 90 persen termasuk kategori tidak miskin, sedangkan berdasarkan
kriteria garis kemiskinan dari Direktorat Tata Guna Tanah, sebagian besar rumah tangga petani 56,67 persen termasuk kategori tidak miskin. Analisis uji korelasi
Rank Spearman menyebutkan bahwa karakteristik petani yang memiliki hubungan tidak nyata positif dengan tingkat kesejahteraan adalah umur, pendidikan,
pengalaman kerja, dan jumlah anggota rumah tangga petani. Karakteristik petani yang memiliki hubungan nyata positif dengan tingkat kesejahteraan adalah luas
lahan yang dimiliki petani. Karakteristik petani menunjukkan bahwa rata-rata petani di Desa Purwasari berumur 41 – 50 tahun dengan rata-rata tingkat
pendidikan Sekolah Dasar, pengalaman kerja 21 - 30 tahun, luas lahan 0,5 ha serta jumlah anggota rumahtangga sebanyak 3-5 orang.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mengenai Kemiskinan