b. Prinsip Menetapkan Prioritas
Penetapan prioritas yang dimaksud adalah menentukan peringkat elemen- elemen menurut relatifnya. Berdasarkan penilaian terhadap keputusan yang
diberikan oleh responden atau pihak-pihak yang terkait terhadap kuesioner.
c. Prinsip Konsistensi Logis
Prinsip ketiga dari pemikiran analitik adalah konsistensi logis artinya, pertama bahwa pemikiran atau obyek yang serupa dikelompokan menurut
homogenitas dan relevansinya. Kedua bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu, saling membenarkan
secara logis. PHA memasukkan baik aspek kualitatif maupun kuantitatif pikiran manusia, aspek kualitatif untuk mendefinisikan persoalan dan hierarkinya, dan
aspek kuantitatif untuk mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas.
Analisis Informasi
Informasi baik kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari berbagai institusi yang terkait dengan pengambil kebijakan. Data dan informasi yang diperoleh
digunakan untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan strategi yang selanjutnya dibuat manjadi suatu struktur hierarki.
Urutan prosedur analisis informasi ialah sebagai berikut:
I. Tahap Menyusun Hierarki
Menurut Saaty 1993, tidak ada batasan tertentu mengenai jumlah tingkatan pada struktur keputuasan yang terstratifikasi, dan juga jumlah elemen
pada setiap tingkatan keputusan. Struktur hierarki yang telah disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuesioner yang diberikan kepada responden expert.
Hierarkhi tersebut terdiri dari tujuan goal, faktor-faktor utama yang
mempengaruhi, sub faktor utama, sub-sub faktor utama dan alternatif strategi. II.
Menyusun Matriks Perbandingan Berpasangan
Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hierarki yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antar elemen yang
terkait yang ada dibawahnya. Pembandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak hierarki. Suatu elemen
yang ada di sebelah kiri F1 diperiksa perihal dominasi atas elemen yang ada di sebelah kanan F2, F3, ..., Fn terhadap suatu elemen di puncak matriks.
Pembandingan berpasangan kedua dilakukan pada elemen tingkat ketiga antara elemen A1, perihal dominasi atas A2, A3,..,An terhadap tingkat dua.
Kemudian seterusnya membandingkan elemen di setiap tingkatan mengikuti struktur hierarki.
Perbandingan berpasangan antar elemen tersebut dilakukan dengan pernyataan: “Seberapa kuat elemen baris ke-j dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan
oleh fokus di puncak hierarki, dibandingkan dengan kolom ke-i ?”. Apabila elemen-elemen yang dibandingkan merupakan suatu peluang atau waktu, maka:
“Seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-j dibandingkan dengan elemen kolom ke-i, sehubungan dengan elemen di puncak hierarki”.
Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen
dibanding dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke
kanan bawah. Angka 1-9 digunakan apabila Fi lebih mendominasi atau
mempengaruhi sifat fokus puncak hierarki X, dibandingkan dengan Fj, sedangkan apabila Fi kurang mendominasi sifat X dibanding Fj maka digunakan
angka kebalikannya. Pembobotan setiap elemen diberikan berdasarkan skala dasar perbandingan pada PHA.
Tabel 5. Matriks Perbandingan Berpasangan dalam PHA X A1 A2 A3 ………….. An
A1 A11 A12 a13 …………..
a1n
A2
A21 A22 a23 ………….. a2n
A3 A31 A32 a33 …………..
a3n
………….. ………….. ………….. ………….. ………….. …………..
An
An1 An2 An3 ………….. Ann
Sumber : Saaty 1993 Matriks pembanding dalam metode PHA dibedakan menjadi: matriks
pendapat individu MPI dan matriks pendapat gabungan MPG. MPI adalah matriks hasil perbandingan yang dilakukan individu. Struktur hierarki yang telah
disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuesioner yang diberikan kepada responden. Kegunaan kuesioner ialah untuk mengetahui pembobotan setiap
elemen pada seluruh tingkat struktur hierarki. Kuesioner dibuat dalam bentuk matriks banding berpasangan. Terdapat dua matriks pembanding dalam metode
PHA. yaitu: Matriks banding berpasangan antar elemen pada baris ke-i dengan setiap elemen pada kolom ke-j matriks pendapat individuMPI.
Tabel 6. Skala Dasar Perbandingan pada PHA Intensitas tingkat
kepentingan Definisi
1 Sama penting
3 Sedikit lebih
penting 5 Lebih
penting 7
Sangat lebih penting 9 Mutlak
lebih penting
2, 4, 6, 8 Nilai tingkat kepentingan yang mencerminkan suatu
nilai kompromi
Nilai kebalikan Nilai tingkat kepentingan jika dilihat daari arah yang
berlawanan, misalnya jika A sedikit lebih penting dari B intensitas 3, maka berarti B sedikit kurang penting
dibanding A intensitas 13
Sumber : Saaty 1993 Matriks pendapat gabungan MPG, adalah susunan matriks baru yang
elemen gij berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu. Matriks pendapat gabungan ini harus memiliki rasio inkonsistensi yang lebih kecil atau
sama dengan 10 persen. Selain itu, setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik.
Persyaratan MPG yang bebas dari konflik adalah: a.
Pendapat masing-masing individu pada baris dan kolom yang sama memiliki selisih kurang dari empat satuan antara nilai pendapat individu yang tertinggi
dengan nilai yang terendah. b.
Tidak terdapat angka kebalikan resiprokal pada barisan kolom yang sama.
Tabel 7. Matriks Pendapat Gabungan X G1 G2 G3 ………….. Gn
G1
G11 G12 g13 ………….. g1n
G2 G21 G22 g23 …………..
g2n
G3 G31 G32 g33 …………..
g3n
………….. ………….. ………….. ………….. ………….. ………….
.
Gn
gn1 Gn2 gn3 ………….. Gnn
Sumber: Saaty 1993 Dalam perhitungan rata-rata geometrik dipergunakan rumus sebagai berikut:
dimana: g
ij
= elemen MPG baris ke-i kolom ke-j a
ij
= elemen baris ke-i kolom ke-j dari MPI ke-k
∏
= m
k 1
= perkalian dari elemen k=1 sampai ke k=m m
= jumlah MPI yang memenuhi persyaratan
m
= akar pangkat m
III. Tahap Menetapkan Prioritas Pembobotan
Struktur hierarki yang telah disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuesioner yang diberikan kepada responden untuk mengetahui pembobotan setiap
elemen pada seluruh tingkat struktur hierarki. Pembobotan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot
yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan matriks pendapat dalam studi ini dilakukan berdasarkan
pengolahan horizontal. Pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk MPI dan MPG.
m m
k ij
ij
k a
g
∏
=
=
1
Pengolahan horizontal, terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas vektor eigen, uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang memiliki
rasio inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungannya adalah sebagai berikut: a.
Perkalian baris Z dengan rumus:
untuk i, j =1,2,3, ...,n. b.
Perhitungan vektor prioritas VP atau eigen vektor adalah:
VP = Vpi, untuk I = 1,2,3,...,n. c.
Perhitungan nilai eigen maks Maks
λ
, dengan rumus: VA = aij x VP
dengan VA = vai VB =
VP VA
dengan VB = vbi
∑
=
=
n k
i Maks
vbi n
1
λ
untuk I = 1,2,3, ....,n. d.
Perhitungan indeks inkonsistensi CI dengan rumus:
1 −
− =
n n
CI
Maks
λ
e. Perhitungan rasio inkonsistensi CR adalah:
RI CI
CR =
n n
k ij
i
a Z
∏
=
=
1
n n
k ij
a
∏
= 1
n n
k ij
n i
a
∏ ∑
= =
1 1
= VPi
Rasio inkonsistensi merupakan indeks acak random index yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory Saaty, 1993 dari matriks berorde 1
sampai dengan 15 yang menggunakan sampel berukuran 100. Nilai rasio inkonsistensi CR yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang
mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertangungjawabkan.
Tabel 8. Nilai Indeks Acak RI Matriks Berorde 2 sampai 8 Orde n
Indeks Acak RI
2 0,00 3 0,58
4 0,90 5 1,12
6 1,24 7 1,32
8 1,41 Sumber: Saaty 1993
IV. Evaluasi Konsistensi