Pengukuran Kemiskinan Pendekatan Teoritis dalam Identifikasi Kemiskinan

B. Pengukuran Kemiskinan

Dalam mengukur suatu kemiskinan dapat digunakan beberapa indikator kemiskinan Foster-Greer-Thorbecke dalam BPS, 2005 8 yaitu: 1. The incidence of poverty the poverty headcount index atau Rasio H yang menggambarkan persentase dari populasi yang hidup dalam keluarga dengan pengeluaran konsumsi per kapita di bawah garis kemiskinan. 2. The depth of poverty the poverty gap index yang menggambarkan dalamnya kemiskinan di suatu wilayah. Indeks ini merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap batas miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin besar rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap kemiskinan. 3. The severity of poverty yang menunjukkan kepelikan kemiskinan di suatu wilayah dengan memperhitungkan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Selain indikator-indikator di atas, kemiskinan relatif dapat diukur dengan kurva Lorentz dan Gini Ratio. Gini Rasio berkisar antara 0 – 1. Bila rasio Gini = 0 maka kemerataan yang sempurna. Bila rasio Gini = 1 berarti ketidakmerataan yang sempurna dalam distribusi pendapatan. Rasio Gini tersebut terletak antara kurva Lorentz dengan garis kemerataan sempurna. Semakin jauh dari garis kemerataan sempurna, semakin besar tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan. 8 Badan Pusat Statistik. 2006. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2005, halaman 64-66.

C. Pendekatan Teoritis dalam Identifikasi Kemiskinan

1. Penentuan Kemiskinan Absolut : Garis Kemiskinan Pengukuran kemiskinan secara absolut dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain dengan konsep garis kemiskinan Sayogyo dan konsep garis kemiskinan yang dikeluarkan oleh BPS. Pada konsep Sayogyo dinyatakan bahwa untuk perdesaan kelompok masyarakat dikatakan miskin bila pengeluarannya kurang dari 320 Kg per kapita per tahun setara beras : miskin sekali jika pengeluaran tersebut kurang dari 240 Kg per kapita per tahun; dan paling miskin bila kurang dari 180 Kg per kapita per tahun. Sedangkan untuk perkotaan, masing-masing kriteria tersebut memiliki tolak ukur 480, 360, dan 270 Kg per kapita per tahun. 2. Penentuan Kemiskinan Relatif : Gini Rasio Gini Rasio merupakan salah satu metoda untuk melihat ketidakmerataan pendapatan. Pengukuran ketidakmerataan pendapatan dapat dibagi atas dua pendekatan, yaitu a pengukuran yang dilakukan pada suatu waktu tertentu untuk mengetahui ketimpangan pendapatan antar wilayah dan b pengukuran yang bersifat intemporal atau antar waktu. Pengukuran ini bermanfaat untuk melihat ke arah mana terjadinya perubahan distribusi pendapatan pada wilayah tertentu.

D. Hubungan antara Pertumbuhan dan Kesenjangan : Hipotesis Kuznets