Bentuk-bentuk Keterlibatan Ayah Peran Ayah dalam Keluarga

yang diinginkan untuk beradaptasi dengan dunia yang lebih luas. Gottman dan DeClaire dalam Andayani Koentjoro, 2004:14 menekankan pentingnya ayah terlibat langsung pada anak karena gaya laki-laki ayah akan memberi kesempatan pada kecerdasan emosi anak untuk berkembang.

2.3.3.1. Bentuk-bentuk Keterlibatan Ayah

Lamb dalam Andayani Koentjoro, 2004:15 dalam menganalisis keterlibatan ayah dan mengkategorikan keterlibatan dalam tiga bentuk, pertama yaitu engagement atau interaction adalah interaksi dengan meliputi kegiatan memberi makan, mengenakan baju, berbincang, bermain, mengerjakan PR, dan sebagainya. Kedua accessibility yaitu bentuk keterlibatan yang lebih rendah. Orang tua ada didekat anak tetapi tidak beriteraksi secara langsung dengan anak. Terakhir Responsibility yang merupakan bentuk keterlibatan paling intens karena melibatkan perencanaan, pengambilan keputusan, dan mengorganisasi. Orang tua yang menyandang tanggung jawab utama biasanya mengalami lebih banyak tekanan, kecemasan, dan kekhawatiran. Grant dalam Andayani Koentjoro, 2004:16 menyatakan bahwa keterlebitan ayah sebaiknya mencakup 4 elemen four-fold fathering yaitu, pertama elemen fisik yang mengandung pengertian seorang ayah yang terlibat akan melakukan kontak fisik dengan anaknya baik dalam bentuk sentuhan- sentuhan maupun permainan. Ayah terlibat dengan anak memanfaatkan “kelakiannya” dalam permainan yang cenderung bersifat fisik dan melibatkan motorik kasar. Hal ini akan memberikan pengalaman emosional yang berbeda pada anak dibandingkan dengan ketika beriteraksi dengan ibu nya yang cenderung bersifat lebih lembut dan mengeksplorasi kegiatan yang cenderung bersifat intelektual. Kedua elemen sosial, dalam elemen sosial, ayah menunjukkan attachment yang dapat menimbulkan perasaan aman dan mempercayai lingkungan. Ayah memberikan pengalaman positif yang mengarahkan anak memiliki penghargaan positif pada diri sendiri yang dapat mendukung penyesuaian. Ketiga elemen spiritual, yaitu ayah peduli dengan pendidikan anak secara religi dan mengajarkan nilai serta norma sehingga anak memiliki moralitas yang baik. Keempat elemen intelektual yaitu seorang ayah dengan cara pandanganya yang berbeda dengan ibu, dapat memberikan wawasan pada anak mengenai dunia sehingga anak dapat membangun penghargaan pada perbedaan. Ia akan terlibat dengan pendidikan anak serta dapat menerapakan disiplin yang konsruktif. Disamping keterlibatan dalam keempat area perkembangan tersebut, konsep keterlibatan yang merupakan konsep ideal adalah seperti yang diungkapkan Benn dan Garbarino dalam Andayani Koentjoro, 2004:16 adalah adanya unsur afektif. Ketika seorang ayah memanfaatkan sisi emosionalitasnya ia akan terlibat dengan anak ketika berinteraksi dengan anaknya. Bercanda dan keceriaan dalam berinteraaksi merupakan satu hal yang diinginkan anak-anak ketika berinteraksi dengan orang tua. Penelitian Ellen Galinsky dalam Andayani Koentjoro, 2004:18 mengungkapkan ada 8 indikator yang baik dalam pengasuhan yaitu membuat anak merasa penting dan dicintai, merespon pada tanda-tanda dan isyarat anak, menerima anak apa adanya tetapi juga mengharapkan keberhasilan, mengajarkan nilai-nilai yang kuat, menggunakan disiplin yang konstruktif, menyediakan hal- hal yang rutin dan yang bersifat ritual agar hidup lebih terprediksi, terlibat dalam pendidikan anak dan yang terakhir adalah siap membantu dan mendukung anak.

2.4. Persepsi Remaja Laki-laki Terhadap Peran Ayah