74 mengakselerasi investasi sektor agroindustri,
dan peningkatan produktivitas pertanian dilakukan dengan menggunakan teknologi padat tenaga kerja sehingga berdampak pada
peningkatan penyerapan tenaga kerja Adelman dan Vogel, 1990.
3.4 Kerangka Pemikiran
Menurut Todaro 2000 negara-negara yang sedang berkembang memiliki karakteristik diantaranya: 1 tingkat kehidupan yang rendah yang dicerminkan terutama
oleh tingkat pendapatan rendah atau tingkat kemiskinan yang tinggi, akses terhadap pendidikan yang rendah, serta sarana dan fasilitas kesehatan dan perumahan yang buruk,
2 tingkat pengangguran yang tinggi, dan 3 tingkat produktivitas yang rendah. Oleh karena itu tujuan pembangunan nasional adalah bagaimana mengatasi keterbatasan tersebut
dengan cara mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi merupakan persyaratan utama neccesery condition untuk mengurangi kemiskinan. Namun dengan hanya memacu pertumbuhan ekonomi saja
bukanlah persyaratan yang cukup sufficient condition untuk mengatasi masalah kemiskinan karena akan memunculkan trade off terhadap pemerataan yang cenderung
buruk Kuznets, 1955. Pertumbuhan ekonomi akan kehilangan makna bagi golongan miskin apabila dibarengi dengan meningkatnya ketidakmerataan. Atau dengan kata lain
jika manfaat dari pertumbuhan tersebut lebih banyak mengarah pada golongan kaya dan keadaan golongan miskin tidak bertambah baik atau bahkan cenderung lebih buruk.
Alur pikir kaitan antara pengembangan sektor agroindustri terhadap peningkatan output, penurunan kemiskinan dan distribusi pendapatan disajikan dalam Gambar 5. Paradigma
lama pembangunan ekonomi di Indonesia dilakukan melalui program peningkatan produksi nasional. Kebijakan ini dilakukan karena pada awal Pelita I produksi pertanian primer
mengalami kekurangan. Oleh karena itu paradigma pembangunan pertanian lebih
75 menekankan pada aspek peningkatan produksi. Sektor pertanian primer dalam hal ini
menjadi prime mover pembangunan pertanian karena perannya sebagai sumber penyerapan tenaga kerja, sumber pendapatan sebagian besar masyarakat maupun sumber penyedia
bahan baku sektor industri maupun sektor jasa.
Output
Kesempatan kerja
Kemiskinan
Distribusi pendapatan
SEKTOR AGROINDUSTRI keterkaitan ke depan dan
ke belakang nilai tambah
SEKTOR PERTANIAN
prime mover Pangsa PDRB turun
equality
Transformasi ekonomi eo
SEKTOR INDUSTRI padat modal
Pangsa PDRB naik inequality
KEBIJAKAN PEMERINTAH
TUJUAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Gambar 5. Alur Pikir Penelitian: Pengembangan Sektor Agroindustri
76 Melalui strategi tersebut produksi pertanian primer meningkat secara nyata sekaligus
diperoleh pemerataan pendapatan pada tingkat yang moderat Booth, 2000. Namun keberhasilan pembangunan ekonomi tidak selamanya dapat bergantung
pada sektor pertanian primer. Ketika peningkatan produksi primer terjadi secara melimpah over supply,
maka muncul tekanan harga sehingga peningkatan produksi tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan produsen. Upaya terus memacu pertumbuhan ekonomi
melalui peningkatan produksi primer justru akan meningkatkan resiko kerugian disamping terkendala oleh semakin terbatasnya sumberdaya, terutama lahan. Pangsa sektor pertanian
primer terhadap pendapatan nasional terus mengalami penurunan. Di sisi lain proses transformasi struktur ekonomi terus berlangsung. Pembangunan
sektor industri berjalan cepat dan proses industrialisasi lebih mengarah pada industri- industri padat modal dan padat teknologi yang terbatas dalam penyerapan tenaga kerja.
Strategi tersebut memang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi dibarengi dengan munculnya trade off terhadap ketidakmerataan pendapatan inequality yang secara
bertahap mengalami
peningkatan
6
. Strategi
industrialisasi seperti
tersebut juga
menimbulkan kesenjangan gap dalam penguasaan teknologi bagi pekerja-pekerja kurang berpendidikan dan ketrampilan sehingga sumberdaya tenaga kerja sektor pertanian dimana
sebagian besar berpendidikan dan berketrampilan rendah akan terlempar dari pasar tenaga kerja.
Berdasarkan pengalaman empiris tersebut, maka harus ada paradigma baru pembangunan ekonomi yang mengakar pada tujuan pembangunan nasional yang bukan
hanya semata-mata berorientasi pada peningkatan output, namun juga berorientasi pada penurunan kemiskinan serta pemerataan distribusi pendapatan. Salah satu strategi
pengembangan sektor pertanian yang mendukung proses industrialisasi adalah melalui
6
Dari data BPS 1999, perbedaan antara pendapatan rumah tangga buruh tani dan golongan atas di kota mulai meningkat setelah tahun 1990 dan mencapai tertinggi tahun 1997-1998.
77 pengembangan agroindustri. Agroindustri memiliki potensi mendorong pertumbuhan yang
tinggi karena nilai tambah yang dapat mempercepat transformasi struktur ekonomi dari sektor pertanian ke industri. Agroindustri juga dapat dipandang sebagai transmisi yang
paling tepat dalam menjembatani proses transformasi tersebut. Melalui kemampuannya dalam menciptakan kaitan ke depan dan ke belakang agroindustri memiliki spektrum usaha
yang luas. Kaitan ke belakang dari suatu investasi baru memunculkan peluang investasi baru lainnya dalam sektor input. Kaitan ke depan menciptakan kesempatan investasi baru
yang menggunakan output dari proses terdahulu menjadi input pada proses berikutnya. Karena bahan baku yang digunakan berada di perdesaan, maka pengembangan agroindustri
akan menciptakan kesempatan kerja baru di sektor pertanian, mencegah urbanisasi yang selanjutnya berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan dan diharapkan juga akan dapat
menciptakan pemerataan yang lebih baik. Penurunan
kemiskinan atau
peningkatan pendapatan
masyarakat akan
meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap produk agroindustri sehingga akan mendorong
pula peningkatan
output. Peningkatan
output yang
cepat melalui
pengembangan agroindustri akan lebih menarik pengusaha, investor dan sumberdaya ke sektor tersebut. Kebijakan investasi akan dipusatkan pada kegiatan usaha yang memiliki
kaitan intersektoral yang kuat. Hal ini akan meningkatkan pengembangan sektor agroindustri lebih lanjut sebagai akibat dari munculnya investasi baru. Dengan demikian
terdapat arus bolak balik antara pengembangan agroindustri dan kebijakan investasi.
3.5. Model Sistem Neraca Sosial Ekonomi