Studi Terdahulu Tentang Pembangunan Sektoral dengan Landasan Strategi

34 Seperti halnya Sitanggang, Hartadi 1999 menggunakan model I-O untuk meneliti peran sektor agroindustri terhadap perekonomian di Jawa Timur. Hasil analisis menunjukkan, sektor yang layak dikembangkan adalah industri pengolahan dan pengawetan daging, susu, sayur-sayuran dan buah-buahan, industri minyak dan lemak, industri penggilingan padi-padian, industri tepung segala jenis, industri makanan dari tepung, industri gula, industri makanan lainnya dan industri tembakau.

2.6. Studi Terdahulu Tentang Pembangunan Sektoral dengan Landasan Strategi

ADLI Vogel 1990 mengkaji keterkaitan sektor pertanian dengan sektor lain di berbagai negara berdasarkan macam perekonomian. Negara dikelompokkan ke dalam delapan golongan berdasarkan tingkat pendapatan Analisis menggunakan kerangka SAM dari 27 negara. Sektor produksi dikelompokkan ke dalam sektor pertanian dan non pertanian. Institusi rumah tangga dikelompokkan ke dalam rumah tangga pertanian dan non pertanian. Negara dikelompokkan ke dalam negara berpendapatan rendah, menengah, tinggi, negara Industri Baru NICs, negara berkembang berpendapatan rendah dan negara berkembang berpendapatan tinggi. Hasil analisis menunjukkan untuk negara berkembang berpendapatan rendah dan menengah dengan tingkat populasi tinggi, keterkaitan ke belakang sektor pertanian akan meningkatkan permintaan konsumsi rumah tangga pedesaan dan hal ini menunjukkan keterkaitan keseimbangan umum produksi dan konsumsi yang mencirikan strategi ADLI. Hal ini berimplikasi bahwa strategi ADLI merupakan strategi pembangunan yang sesuai bagi negara sedang berkembang berpendapatan rendah dan menengah. Jensen dan Tarp 2004 mengggunakan model CGE untuk mengkaji strategi pembangunan yang sesuai di negara Mozambique. Strategi yang diperbandingkan adalah strategi ADLI, Strategi Pertanian dan strategi ekspor komoditas primer export-led. Hasil 35 analisis menunjukkan bahwa strategi ADLI lebih dominan dibanding dua strategi lainnya dalam meningkatkan permintaan domestik. Dari sisi distribusi pendapatan rumah tangga, hasil analisis simulasi kebijakan menunjukkan bahwa strategi ADLI berhasil meningkatkan pendapatan rumah tangga pertanian di desa yang merupakan sebagian besar populasi negara tersebut dan memperbaiki distribusi pendapatan. Sedangkan rumah tangga pertanian di kota memperoleh manfaat terkecil. Namun dengan meningkatkan produktivitas agroindustri yang dikombinasikan dengan peningkatan sistem pemasaran berhasil meningkatkan pendapatan rumah tangga pertanian di kota. Dengan menginduk pada strategi ADLI, Bautista 2001 menggunakan kerangka SAM untuk mengkaji strategi Agriculture-Based Development ABD di Vietnam Tengah. Sebagian besar populasi sektor pertanian di pedesaan adalah rumah tangga miskin. Bautista mengkaji efek dari stimulus ekonomi di sektor pertanian terhadap peningkatan pertumbuhan dan pemerataan. Rumah tangga dikelompokkan ke dalam empat golongan rumah tangga yaitu : 1 rumah tangga berpendapatan rendah di desa, 2 rumah tangga berpendapatan tinggi di desa, 3 rumah tangga berpendapatan rendah di kota, dan 4 rumah tangga berpendapatan tinggi di desa. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan nilai multiplier pendapatan rumah tangga di sektor pertanian dan sektor pengolahan pertanian agroindustri, rumah tangga berpendapatan rendah baik di desa maupun di kota memperoleh pendapatan lebih besar dibandingkan dua kelompok rumah tangga lainnya. Hal ini berimplikasi bahwa strategi Agricultural-Based Development sangat sesuai diterapkan di Vietnam Tengah dalam rangka mengurangi kesenjangan dan kemiskinan di perdesaan. Bautista et al. 1999 menggunakan kerangka SAM dan CGE untuk menganalisis alternatif jalur pembangunan industri Industrial Developmen Paths di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi ADLI di Indonesia dalam konteks pengembangan sektor pertanian primer berhasil meningkatkan pendapatan nasional lebih tinggi 36 dibandingkan dengan dua strategi lainnya, yaitu strategi pengembangan industri ringan dan industri pengolahan. Namun dalam menghasilkan peningkatan pendapatan rumah tangga pertanian, strategi ADLI menghasilkan pendapatan yang paling rendah bagi rumah tangga pertanian dua strategi lainnya. Sedangkan pengembangan industri ringan bukan hanya menghasilkan peningkatan GDP yang paling rendah namun juga menghasikan pengaruh terhadap distribusi pendapatan yang paling kecil. Adelman dan Vogel 1990 menggunakan kerangka SAM di 6 negara Sub-Sahara Africa Bostwana, Cameroon, Cote d’Ivore, Kenya, Lesotho dan Swaziland. Negara- negara tersebut dikelompokkan ke dalam negara sedang berkembang berpendapatan rendah dan berpendapatan menengah. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya keterkaitan yang kuat antara sektor pertanian dan sektor non pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi permintaan, strategi ADLI akan mendorong industrialisasi dan pertumbuhan pendapatan. Namun dari sisi suplai, peningkatan permintaan lebih banyak dipenuhi dari impor. Oleh karena itu untuk negara-negara Sub-Sahara Africa strategi ADLI harus didampingi dengan upaya substitusi impor barang-barang pengolahan industri. Kesuksesan strategi ADLI di negara-negara tersebut memerlukan bantuan teknis dari luar. Konsep awal strategi ADLI pada dasarnya lebih sesuai ditujukan untuk negara-negara yang telah melewati masa semi industrialisasi daripada negara-negara yang baru memulai proses industrialisasi. Adelman et al. 1989 menganalisis beberapa negara yang dikelompokkan ke dalam negara miskin di Afrika dan Asia, negara berpendapatan menengah dan negara-negara yang telah berkembang. Dengan menggunakan model CGE, kesimpulan dari berbagai simulasi kebijakan yang dilakukan menunjukkan bahwa secara umum strategi ADLI sangat cocok diterapkan di seluruh negara berkembang. Strategi ADLI sangat menguntungkan bagi negara NICs bukan hanya dari sisi produksi domestik, permintaan dan domestik term of trade, namun juga meningkatkan harga relatif ekspor manufaktur. Bagi negara-negara yang kurang berkembang LDCs, kebijakan term of trade akan menghasilkan manfaat 37 bagi produsen di perdesaan dan perkotaan sehingga menghasilkan pemerataan yang lebih baik. Daryanto 1999 melakukan review dari berbagai studi untuk mengkaji relevansi strategi ADLI dalam mengatasi krisis ekonomi di Indonesia dan menyimpulkan strategi ADLI dpat digunakan sebagai mesin penggerak untuk mengatasi krisis ekonomi.

2.7. Studi Terdahulu Tentang Distribusi Pendapatan