Ringkasan Hasil KESIMPULAN DAN SARAN

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. Ringkasan Hasil

1. Pengembangan sektor agroindustri di Indonesia, khususnya agroindustri non makanan secara umum menghasilkan peningkatan output dan pendapatan nasional yang lebih besar dibandingkan pengembangan pada sektor pertanian primer dan sektor lainnya, namun sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan industri ringan Peran yang besar dalam menciptakan peningkatan output dan pendapatan nasional tersebut terutama berasal dari industri kayu lapis, bambu dan rotan, industri bubur kertas dan industri karet remah dan karet asap. Sedangkan agroindustri makanan lebih besar perannya dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja. 2. Namun dari sisi peningkatan pendapatan rumah tangga, pengembangan sektor agroindustri lebih berperan dalam menciptakan peningkatan pendapatan rumah tangga non pertanian, dan belum mampu menciptakan peningkatan pendapatan yang lebih baik bagi rumah tangga buruh tani dan petani. Manfaat pengembangan agroindustri masih lebih banyak mengalir ke rumah tangga non pertanian di kota, sementara buruh tani dan petani yang diharapkan paling banyak memperoleh manfaat justru memperoleh pendapatan terkecil. Demikian pula yang terjadi pada pengembangan sektor pertanian primer. Bahkan rumah tangga golongan atas di kota memperoleh peningkatan pendapatan lebih besar dibandingkan yang diterima buruh tani dan petani. Hasil empiris tersebut menunjukkan bahwa strategi ADLI di Indonesia masih jauh dari penerapan yang ideal. Strategi ADLI di Indonesia, melalui pengembangan sektor agroindustri, yang seharusnya bertumpu pada peningkatan produktivitas sektor pertanian primer dan peningkatan pendapatan rumah tangga perdesaan, pada kenyataannya belum memiliki keterkaitan kuat dengan sektor pertanian primer dalam menghasilkan pendapatan 241 rumah tangga buruh tani dan petani di perdesaan. Namun demikian, dilihat perannya dalam meningkatkan perekonomian nasional strategi ADLI melalui pengembangan sektor pertanian primer dan agroindustri dipandang cukup berhasil meningkatkan output, pendapatan nasional serta penyerapan tenaga kerja di Indonesia. 3. Meskipun manfaat pengembangan sektor agroindustri tidak banyak mengarah ke rumah tangga buruh tani dan petani, pengembangan sektor agroindustri akan memancar ke berbagai golongan rumah tangga, namun dengan besaran pengaruh yang relatif kecil, baik rumah tangga buruh tani, petani dan non petani di desa maupun di kota setelah melewati sektor pertanian primer tanaman pangan dan tenaga kerja pertanian dan non pertanian sebagai perantara. Sebaliknya pengaruh terbesar dari pengembangan agroindustri non makanan tidak memancar secara merata, melainkan terbatas pada rumah tangga non pertanian denan besaran pengaruh yang lebih besar, setelah melewati modal, sektor perdagangan, industri ringan dan industri berat. Oleh karena itu kebijakan ekonomi ke sektor agroindustri makanan akan berdampak mengurangi kesenjangan pendapatan yang lebih baik, sedangkan kebijakan ekonomi di sektor adroindustri non makanan akan berdampak mengurangi kemiskinan yang lebih baik. 4. Dari sisi pemerataan pendapatan rumah tangga, agroindustri makanan memiliki peran yang baik, namun dari sisi kontribusinya dalam meningkatkan output dan PDB nasional serta nilai tambah modal, agroindustri non makanan memiliki kontribusi yang lebih tinggi dibandingkan agroindustri makanan. Oleh karena itu dalam konsep industrialisasi berdasarkan startegi ADLI, pengembangan agroindustri makanan dapat dipandang sebagai neccesary condition karena perannya dalam mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian primer dan menghasilkan pendapatan rumah tangga buruh tani dan petani secara lebih merata. Hal ini sesuai dengan konsep strategi ADLI, bahwa peningkatan produktivitas pertanian merupakan prerequisit bagi pengembangan 242 strategi ADLI. Sedangkan pengembangan agroindustri non makanan merupakan sufficient condition dalam mendorong industrialisasi yang berbasis pertanian di Indonesia karena perannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 5. Kriteria agroindustri prioritas dalam penelitian ini bukan hanya dilihat dari kemampuannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan output dan penyerapan tenaga kerja namun juga kemampuannya dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga golongan rendah di perdesaan serta memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor pertanian primer sehingga mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian primer. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang terjadi diharapkan lebih banyak dinikmati oleh rumah tangga golongan rendah dan pada akhirnya memperkecil kesenjangan pendapatan rumah tangga, lebih lanjut mengurangi kemiskinan. Berdasarkan beberapa kriteria di atas, maka agroindustri prioritas adalah agroindustri yang memiliki peran tinggi dalam meningkatkan output nasional, penyerapan tenaga kerja, peran dalam meningkatkan pendapatan sektor lainnya, khususnya sektor pertanian primer sebagai penyedia input serta perannya dalam menciptakan peningkatan pendapatan rumah tangga golongan rendah. Industri tersebut adalah agroindustri makanan sektor tanaman pangan, agroindustri makanan sektor perikanan, agroindustri makanan sektor perkebunan, industri kayu lapis, bambu dan rotan serta industri karet remah dan karet asap. 6. Kebijakan pengembangan agroindustri melalui peningkatan investasi dan ekspor serta pemberian insentif pajak di sektor agroindustri menghasilkan dampak peningkatan output sektoral maupun penyerapan tenaga kerja nasional serta meningkatkan pendapatan rumah tangga. Sedangkan kebijakan peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor pertanian primer lebih besar pengaruhnya dalam meningkatkan pendapatan 243 rumah tangga petani dan buruh tani dibandingkan dengan kebijakan yang sama ditujukan ke sektor agroindustri. 7. Dari perspektif distribusi pendapatan rumah tangga, kebijakan ekonomi di sektor agroindustri berdampak menurunkan kesenjangan pendapatan rumah tangga, pendapatan tenaga kerja maupun pendapatan sektoral. Kebijakan ekonomi yang ditujukan ke agroindustri makanan akan mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga yang lebih besar dibandingkan bila kebijakan yang sama ditujukan ke agroindustri non makanan. Kebijakan melakukan redistribusi pendapatan rumah tangga dari golongan atas ke rumah tangga golongan rendah berdampak paling besar mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga. Namun kebijakan tersebut berdampak menurunkan output sektoral dan pendapatan tenaga kerja non pertanian serta pendapatan rumah tangga non pertanian golongan atas di desa dan di kota, atau menghasilkan equity vs growth. Dengan demikian kebijakan yang paling berdampak positif dalam mengurangi kesenjangan pendapatan adalah kebijakan peningkatan investasi yang didukung oleh peningkatan ekspor agroindustri prioritas serta kebijakan peningkatan investasi yang didukung oleh peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor pertanian primer prioritas. 8. Kebijakan ekonomi yang ditujukan ke agroindustri prioritas berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang seiring dengan pemerataan dan mengurangi kemiskinan di Indonesia.

9.2. Kesimpulan