Kebijakan Pemerintah di Sektor Agroindustri

18 berkembang, yaitu di daerah luar Pulau Jawa khususnya di Kawasan Timur Indonesia dan daerah perbatasan prioritas eco-regional. Ketiga, mengembangkan kemampuan inovasi khususnya di bidang Teknologi Industri dan manajemen antara lain melalui kegiatan enelitian dan engembangan baik di bidang teknologi proses maupun teknologi produk, serta teknologi yang terkait erat dengan kegiatan industri. Dan keempat, mengembangkan lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif.

2.2.2. Kebijakan Pemerintah di Sektor Agroindustri

Strategi pengembangan sektor agroindustri diimplementasikan melalui Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah yang aktual terkait dengan pengembangan sektor industri secara umum dan sektor agroindustri khususnya adalah diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang Tertentu dan Daerah Tertentu. Aturan tersebut dikeluarkan pemerintah dengan tujuan mendorong investasi pada sektor-sektor yang dapat menciptakan kesempatan kerja baru dalam jumlah besar dan katagori industri pionir. Sektor usaha yang memperoleh insentif usaha sebanyak 15 sektor. Di sektor agroindustri insentif usaha tersebut diberikan ke tiga sektor, yaitu: 1 industri makanan dan minuman, 2 industri bubur kertas, kertas dan karton, dan 3 industri karet dan barang dari karet. Insentif Pajak Penghasilan PPh tersebut mulai diberlakukan 1 Januari 2007. Ada empat insentif yang diberikan. Pertama, pengurangan penghasilan neto 30 persen dari jumlah penanaman modal yang dilakukan tax allowance. Kedua, penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, menjadi maksimum 10 tahun. Ketiga, kompensasi kerugian yang lebih lama tetapi tidak lebih 10 tahun. Keempat, pengenaan PPh atas deviden yang dibayarkan kepada subyek pajak luar negeri sebesar 10 persen. Selain dituangkan dalam Peraturan Pemerintah, kebijakan di sektor agroindustri juga dituangkan dalam Surat Keputusan, beberapa diantaranya adalah: 19 1. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Hasil Tembakau Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP. 103Pf.512002. 2. Tata Niaga Impor Gula Kasar Raw Sugar Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 456MPPKEP 6 2002. 3. Pembentukan Bea Masuk Anti Dumping terhadap Impor Tepung Terigu Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 546MPPKEP72002. 4. Perpanjangan Jangka Waktu Impor Mesin, Barang Dan Bahan Yang Mendapat Fasilitas Keputusan Menteri Keuangan No. 135KMK.012002. 5. Keringanan Bea Masuk atas Impor Mesin, Barang dan Bahan Dalam Rangka Pembangunan Pengembangan Industri Keputusan Menteri Keuangan No. 456 KWK.04 2002.

2.3. Kemiskinan Rumah Tangga