5.2. Keterkaitan Sektor Agroindustri dengan Sektor Lainnya
Dalam konsep Analisis Input-Output, keterkaitan antar sektor ekonomi dapat dilihat melalui keterkaitan produk. Keterkaitan produk merupakan keterkaitan yang terjadi melalui
penggunaan produk berbagai industri sebagai bahan baku bagi suatu industri, dan penggunaan produk industri tersebut sebagai bahan baku industri-industri lainnya. Kaitan
yang tercipta karena suatu industri mempergunakan produk industri-industri lain untuk bahan bakunya disebut kaitan ke belakang. Sedangkan keterkaitan yang tercipta karena
produk suatu industri dipergunakan sebagai bahan baku bagi industri-industri lain disebut kaitan ke depan.
Kaitan ke belakang merupakan penciptaan permintaan bagi industri lain. Adanya tarikan permintaan merupakan perangsang peningkatan produksi dan investasi sehingga
kaitan ke belakang menciptakan artikulasi antar industri yang efektif dan bersifat kausal. Sedangkan kaitan ke depan merupakan media penyedia input bagi sektor lain. Adanya
kepastian untuk memperoleh pasokan input yang cukup akan mendorong investasi sehingga kapasitas produksi akan meningkat. Dengan demikian kaitan ke depan dapat
dipandang juga sebagai media pencipta artikulasi antar sektor. Namun dampak kaitan ke depan dipandang bersifat pasif sehingga kurang efektif dibanding dampak kaitan ke
belakang Simatupang, et al., 2000 Dalam konteks analisis SNSE pada kajian ini, peran terhadap sektor lebih dilihat
dari keterkaitan ke belakang, dalam arti keterkaitan antara sektor agroindustri dengan industri hulunya dan sektor lain penyedia input, terutama sektor pertanian primer. Tabel 8
menunjukkan sebagian besar agroindustri non makanan yaitu industri kayu, bubur kertas, kulit, karet remah dan asap serta industri kapuk berada pada posisi 10 urutan teratas
sehingga memiliki peran yang tinggi dalam menggerakkan pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Untuk agroindustri makanan hanya untuk industri rokok. Namun secara umum
dapat dikatakan agroindustri memiliki peran atau keterkaitan sektor yang lebih besar jika
Tabel 8. Nilai dan Ranking Pengganda Keterkaitan Antar Sektor, Tahun 1998 dan Tahun 2003
PENGGANDA Tahun 1998
Tahun 2003 SEKTOR
Nilai Rank
Nilai Rank
Pertanian Primer
Pertanian tan pangan
3.87
12
4.65
24
Peternakan dan hasilnya
4.32
7
5.29
10
Perikanan
4.70
2
0.58
28
Kehutanan perburuan
3.61
17
3.95
26
Pertanian tanaman lainnya
4.16
8
5.12
16
Agroindustri Makanan
Industri mak sektor peternakan
3.16
21
5.05
19
Industri mak sektor tan pangan
3.75
13
5.10
18
Industri mak sektor perikanan
4.01
9
5.25
11
Industri mak sektor perkebunan
2.97
22
4.36
25
Industri minuman
3.92
10
5.19
13
Industri rokok
4.57
4
5.32
9
Agroindustri Non Makanan
Industri kapuk
2.41
24
5.57
7
Industri kulit samakan olahan
2.26
25
5.65
5
Industri kayu lapis, barang dr kayu, bambu dan rotan
3.60
18
5.89
2
Industri bubur kertas
2.56
23
5.72
4
Industri karet remah asap
1.71
26
5.60
6
Industri ringan dan lainnya
1.26
27
5.02
20
Industri berat
0.88
28
4.75
22
Sektor Lain
Pertambangan
3.74
14
5.25
12
Listrik, gas Air minum
3.88
11
6.49
1
Konstruksi Real Estate
3.44
20
5.76
3
Perdagangan besar, eceran, pergudangan
4.68
3
4.91
21
Restoran dan perhotelan
5.23
1
5.15
15
Angkutan komunikasi
4.48
6
5.16
14
Bank dan asuransi
3.71
16
1.75
27
Real estate jasa perusahaan.
3.54
19
4.68
23
Pemerintahan, pertahan, pend, kesehatan,
4.50
5
5.12
17
Jasa lainnya
3.73
15
5.52
8
4.92
Agroindustri makanan
3.73 5.05
Agroindustri non makanan
2.51 5.69
Sektor Primer
4.13 3.92
Sektor Lain
4.09 4.98
Catatan: Nilai ranking terkecil menunjukkan ranking teratas nilai pengganda terbesar
dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Dengan demikian apabila diberikan stimulus ekonomi ke industri-industri tersebut akan menggerakkan
perekonomian sektor-sektor lain, khususnya sektor penyedia input bagi industri-industri yang bersangkutan.
Kondisi krisis ekonomi tahun 1998 mengakibatkan peran sektor agroindustri terutama agroindustri non makanan menjadi inferior terhadap sektor pertanian dalam
menggerakkan perekonomian sektor-sektor lainnya. Dalam kondisi krisis ekonomi itulah sektor pertanian primer merupakan sektor yang paling dapat bertahan sehingga apabila
diberikan stimulus ekonomi ke sektor pertanian akan memberikan dampak yang lebih besar dalam menghasilkan penerimaan sektor-sektor lain. Hal ini terlihat 3 dari 5 subsektor
pada sektor pertanian primer berada di posisi 10 urutan teratas. Sedangkan untuk sektor agroindustri, industri yang masih bisa bertahan pada 10 urutan teratas pada kondisi krisis
ekonomi adalah agroindustri makanan sektor perikanan, industri minuman dan industri rokok.
5.3. Peran Sektor Agroindustri dalam Pendapatan Rumah Tangga